Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

GMFI Tarik Utang dari Dua Bank Pelat Merah USD339,46 Juta, ini Detailnya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 December 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
GMFI Tarik Utang dari Dua Bank Pelat Merah USD339,46 Juta, ini Detailnya

KABARBURSA.COM - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) telah meningkatkan fasilitas kredit modal kerja dari dua bank pelat merah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Total pinjaman yang berhasil dihimpun mencapai USD339,46 juta, setara dengan sekitar Rp5,26 triliun.

GMFI memperoleh fasilitas kredit sebesar USD144,35 juta atau setara Rp2,24 triliun dari BBRI. Pinjaman ini mencakup tiga fasilitas kredit modal kerja dengan rincian sebagai berikut:

  1. USD36,50 juta
  2. USD47,17 juta
  3. USD60,69 juta

Menurut Rian Fajar Isnaeni, VP Corporate Secretary & Legal GMFI, perjanjian baru ini dituangkan dalam addendum yang ditandatangani pada 29 Desember 2023. Melalui addendum tersebut, fasilitas kredit lama sebesar USD90,5 juta diintegrasikan ke dalam skema baru dengan perpanjangan jangka waktu hingga 31 Desember 2035.

“Perjanjian baru ini tidak hanya memberikan fleksibilitas kepada GMFI untuk menghadapi dinamika bisnis, tetapi juga memperpanjang jangka waktu fasilitas hingga lebih dari satu dekade,” jelas Rian pada Kamis, 5 Desember 2024.

Suku bunga kredit ditetapkan minimum sebesar 3 persen per tahun atau mengacu pada suku bunga Himbara, mana yang lebih tinggi. Untuk memberikan perlindungan kepada kreditur, GMFI menyerahkan jaminan fidusia berupa aset tetap, peralatan bengkel, perlengkapan kantor, dan komputer. Jaminan tersebut bersifat cross collateral dengan kredit lain yang memiliki hak pari passu.

Selain dari BBRI, GMFI juga menandatangani fasilitas kredit dengan BBNI senilai USD195,11 juta. Kredit ini terdiri dari tiga skema restrukturisasi:

  1. Perjanjian Restrukturisasi BNI I: Kredit term loan hingga USD77,12 juta.
  2. Perjanjian Restrukturisasi BNI II: Kredit term loan hingga USD20,54 juta.
  3. Perjanjian Restrukturisasi BNI III: Kredit term loan hingga USD97,45 juta.

Fasilitas kredit ini diharapkan memberikan ruang likuiditas tambahan bagi GMFI untuk memperbaiki struktur modal dan menopang kebutuhan operasional jangka panjang.

Langkah Strategis GMFI

Peningkatan plafon kredit ini merupakan bagian dari strategi GMFI untuk memperkuat struktur keuangan di tengah tantangan industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).

Dengan jangka waktu yang panjang hingga 2035, fasilitas ini memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam menghadapi tekanan bisnis, sekaligus memperkuat daya saing di pasar domestik maupun internasional.

Di tengah tekanan likuiditas yang signifikan, langkah ini juga menjadi upaya GMFI untuk memperbaiki struktur modal sekaligus memberikan ruang bernapas bagi operasional perusahaan.

Manajemen memastikan bahwa transaksi ini, meskipun bernilai lebih dari 10 persen dari total aset, tidak akan memberikan dampak material yang negatif terhadap keberlanjutan usaha perseroan.

“Melalui fasilitas ini, kami optimistis dapat meningkatkan kapasitas operasional dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan,” tambah Rian.

Kinerja Keuangan GMFI

GMFI mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal III 2024. Perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp233,5 miliar, meningkat tajam hingga 326,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp54,8 miliar. Laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp8,28 per lembar, merefleksikan performa positif perusahaan.

Pendapatan GMFI selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp4,7 triliun, naik 20,5 persen yoy dari Rp3,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan ini turut mendorong laba kotor menjadi Rp3,4 triliun, tumbuh 25,9 persen yoy dengan margin kotor yang impresif sebesar 72,3 persen.

EBITDA juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 25,9 persen yoy menjadi Rp702,8 miliar, meskipun margin EBITDA berada pada level 15,0 persen. Namun, biaya bunga yang cukup tinggi, yaitu Rp254,0 miliar, menjadi salah satu faktor yang memengaruhi laba bersih dan efisiensi operasional.

Meskipun mencatat laba bersih yang kuat, GMFI masih menghadapi tekanan di sisi struktur permodalan. Total ekuitas perusahaan tercatat negatif sebesar Rp4,48 triliun, dengan rasio Debt-to-Equity (DER) di level -2,45 kali. Hal ini mencerminkan tingginya beban utang yang perlu dikelola secara cermat untuk menjaga keberlanjutan usaha.

Di sisi lain, rasio Return on Assets (ROA) tercatat sebesar 3,59 persen, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan keuntungan. Namun, Return on Equity (ROE) berada di angka negatif 5,21 persen, sejalan dengan kondisi ekuitas negatif.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,72 triliun dan harga saham terakhir di level Rp61 per saham, GMFI perlu terus mengoptimalkan kinerja operasional dan efisiensi finansial untuk menjaga daya saing. Perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan struktur permodalannya dalam jangka panjang guna mendukung ekspansi bisnis dan keberlanjutan operasional.

Ke depan, GMFI berpotensi memanfaatkan momentum pemulihan industri penerbangan global untuk memperkuat posisinya di pasar domestik maupun internasional. Jika dikelola dengan baik, kinerja keuangan yang solid ini dapat menjadi landasan kuat untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. (*)