Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Beras Meroket, Bulog Ungkap Penyebabnya

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 30 January 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Harga Beras Meroket, Bulog Ungkap Penyebabnya

KABARBURSA.COM - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras ini terutama disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, adanya keterlambatan dalam masa tanam padi pada awal tahun, yang menyebabkan rendahnya hasil panen. "Situasi memang sedang dapat tekanan dari sisi produksi, sebagian petani kita terlambat tanamnya, baru mulai Januari mereka tanam," ujar Bayu pada konferensi pers, Senin (29/1/2024) kemarin.

Analisis ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat defisit produksi padi sebesar 2,7 juta ton selama periode Januari-Februari 2024. Produksi panen yang melimpah baru diantisipasi terjadi pada bulan Maret 2024. "Jadi sekarang sedang terjadi defisit, makanya harganya naik," tambah Bayu.

Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi terhadap kenaikan harga beras adalah belum turunnya harga pupuk. Geopolitik yang melibatkan Rusia dan Ukraina yang belum terselesaikan memicu kelambatan rantai pasok pupuk. Situasi di Laut Merah memaksa jalur transportasi dialihkan melalui Afrika, menambah jarak dan waktu tempuh distribusi pupuk yang sangat dibutuhkan untuk produksi padi.

Bayu Krisnamurthi menegaskan bahwa pemerintah melalui Perum Bulog telah mengambil langkah-langkah untuk menekan kenaikan harga beras. Salah satu cara yang diambil adalah dengan meningkatkan penyaluran bantuan pangan dan melakukan intervensi harga melalui program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).

“Bantuan pangan SPHP Bulog dilaksanakan paling tidak untuk memberikan alternatif kepada masyarakat dan mengurangi tekanan dari kenaikan harga,” jelas Bayu. Upaya ini bertujuan memberikan solusi konkret bagi masyarakat yang terdampak dan menjaga stabilitas harga pangan secara keseluruhan.

Pantauan KSP

Komite Stabilitas Pangan (KSP) turut memantau kondisi harga beras. Pada Senin (29/1/2024). Meskipun demikian, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras mediumnya rata-rata hanya di kisaran Rp 11.400/kg. Peningkatan harga yang signifikan ini menjadi perhatian utama, dan pemerintah perlu terus memantau serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan kenaikan harga beras di pasaran.

Kenaikan harga beras di awal tahun 2024 menjadi tantangan serius bagi pemerintah, petani, dan masyarakat. Diperlukan kerja sama dan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah keterlambatan masa tanam dan kelangkaan pupuk. Koordinasi yang efektif antara pemerintah, petani, dan sektor terkait lainnya menjadi kunci untuk menjaga stabilitas pangan dan harga beras di masa mendatang.

Sebagai tanggapan terhadap fluktuasi harga beras, perlu adanya komitmen bersama untuk mencari solusi jangka panjang. Ini menjadi kunci untuk menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat dari dampak ekonomi yang mungkin muncul.