KABARBURSA.COM - PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD134,09 juta hingga periode 30 September 2024, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD111,86 juta.
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada hari Selasa, perseroan melaporkan bahwa beban pokok pendapatan mengalami kenaikan signifikan menjadi USD92,52 juta dari sebelumnya USD69,12 juta, yang menyebabkan laba bruto turun menjadi USD41,57 juta, berkurang dari laba bruto USD42,74 juta pada tahun lalu. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, 3 Desember 2024.
Sementara itu, beban usaha juga mengalami kenaikan, tercatat sebesar USD6,52 juta, naik dari USD6,10 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akibatnya, laba usaha perseroan turun menjadi USD35,05 juta, berkurang dibandingkan dengan laba usaha yang tercatat pada tahun sebelumnya sebesar USD36,63 juta.
Laba sebelum beban pajak juga mengalami penurunan, tercatat sebesar USD24,02 juta, berkurang dari laba sebelum pajak yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD27,08 juta. Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD15,89 juta, berkurang dari USD18,00 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi neraca, total liabilitas perseroan tercatat naik menjadi USD237,05 juta pada 30 September 2024, sedikit meningkat dibandingkan dengan total liabilitas pada 31 Desember 2023 yang tercatat sebesar USD236,71 juta. Sementara itu, total aset perseroan juga mengalami kenaikan menjadi USD456,02 juta pada periode 30 September 2024, dibandingkan dengan total aset yang tercatat pada 31 Desember 2023 sebesar USD432,18 juta.
Industri hulu migas Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan sepanjang 2024. Hal ini memberikan angin segar bagi para pelaku industri, termasuk PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP).
Mengutip data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, produksi minyak dan gas hingga pertengahan Agustus 2024 mencapai 1.873 BOEPD, naik 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penambahan produksi minyak pertama dari proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) juga berkontribusi signifikan, dengan produksi mencapai 13.300 BOPD.
Tak hanya itu, eksplorasi migas yang masif menghasilkan penemuan cadangan baru yang besar di Indonesia, seperti penemuan di Geng North dan Layaran-1 yang menjadi penemuan raksasa nomor satu dan dua di dunia pada tahun ini.
Penemuan ini tidak hanya menempatkan Indonesia di posisi teratas dalam temuan eksplorasi di Asia Tenggara, tetapi juga menunjukkan potensi migas yang masih sangat menjanjikan. Seperti dirangkum di Jakarta, 20 Agustus 2024.
Peningkatan kinerja ini merupakan katalis positif bagi emiten-emiten hulu migas seperti SHIP, yang berpotensi mendapatkan manfaat dari optimisme pasar dan peningkatan aktivitas eksplorasi serta produksi.
Dalam konteks ini, laporan keuangan terbaru SHIP menjadi semakin relevan untuk dilihat guna melihat sejauh mana perusahaan mampu memanfaatkan momentum positif di industri hulu migas ini. Bagaimana performa keuangan SHIP dalam menghadapi dinamika ini? Mari kita telaah lebih lanjut.
Pada semester pertama 2024, pendapatan bersih SHIP tercatat sebesar Rp301 miliar, sedikit meningkat dari Rp 285 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, bila dilihat secara kuartalan, pada kuartal kedua 2024, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp48 miliar, turun dari Rp55 miliar di kuartal yang sama tahun 2023. Hal ini menunjukkan adanya penurunan performa di pertengahan tahun.
Laba bersih perusahaan untuk periode yang sama adalah Rp272 miliar, juga mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp285 miliar. Penurunan laba ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor operasional dan biaya yang meningkat.
Laporan keuangan SHIP mengungkapkan bahwa laba bersih yang dianualisasi atau tahunan pada 2024 mencapai Rp301 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp285 miliar. Meskipun terjadi penurunan laba bersih pada kuartal kedua 2024, peningkatan tahunan ini menunjukkan SHIP masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif dalam jangka panjang.(*)