KABARBURSA.COM - Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024. Pada pukul 13.45 WIB, harga saham Telkom tercatat berada di level Rp2.800, naik 4,85 persen dari penutupan sebelumnya.
Dalam perdagangan tersebut, sebanyak 94,73 juta saham TLKM diperdagangkan melalui 13.951 transaksi dengan nilai mencapai Rp263,46 miliar. Kenaikan ini menarik perhatian setelah saham Telkom mencatat tren negatif pada beberapa sesi perdagangan sebelumnya.
Setelah beberapa hari melemah, termasuk penurunan pada 25 dan 26 November sebesar masing-masing 0,36 persen dan 1,09 persen, pemulihan saham TLKM menjadi sinyal positif bagi investor.
Rekomendasi beli dari BRI Danareksa Sekuritas dengan target harga Rp4.250 berbasis discounted cash flow (DCF) turut mendukung optimisme pasar terhadap prospek saham emiten telekomunikasi ini.
Kebangkitan saham Telkom tidak terlepas dari strategi jangka panjang yang dijalankan perusahaan. Salah satu inisiatif utama yang mendapat sorotan adalah strategi fixed mobile convergence (FMC), yang diyakini mampu memperkuat fundamental kinerja Telkom.
Strategi ini mengintegrasikan layanan fixed broadband dengan internet mobile, menciptakan pengalaman yang lebih seamless bagi pengguna. Lebih lanjut, Telkom melalui Telkomsel telah meluncurkan produk-produk baru guna memperluas pasar sekaligus memperkuat loyalitas pelanggan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis, dalam risetnya menilai bahwa strategi FMC memiliki potensi besar untuk menghasilkan cross-selling yang signifikan. Inisiatif ini semakin kuat dengan sistem penagihan terpadu yang akan diperkenalkan pada kuartal IV-2024 atau awal 2025.
Selain itu, momentum pemulihan ekonomi makro, stabilisasi belanja konsumen pada Oktober 2024, kenaikan harga paket layanan, serta katalis musiman seperti Pemilu dan Lebaran 2025 diperkirakan menjadi pendorong utama kinerja Telkom dalam waktu dekat.
Meskipun demikian, Telkom masih menghadapi tantangan dari kondisi makroekonomi yang lesu. Pada kuartal III-2024, pendapatan perusahaan turun 2,7 persen secara kuartalan, dengan margin EBITDA inti tertekan hingga 140 basis poin menjadi 50,6 persen.
Namun, Telkom tetap optimistis dengan mempertahankan aset strategis seperti jaringan fiber melalui InfraCo, yang direncanakan untuk dimonetisasi pada 2025-2026. Dengan margin EBITDA diproyeksikan minimal 51 persen dan neraca yang relatif tanpa leverage, Telkom berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi persaingan.
Potensi pertumbuhan pada kuartal IV-2024 juga menjadi landasan positif menuju tahun 2025. BRI Danareksa Sekuritas memprediksi pendapatan Telkomsel dan sektor terkait akan tumbuh 2 persen secara kuartalan, menandai awal pemulihan yang lebih solid.
Dengan strategi yang terarah dan dukungan fundamental yang kuat, Telkom tidak hanya mampu memanfaatkan peluang pasar tetapi juga mempertahankan daya saingnya di tengah dinamika industri telekomunikasi.
Pergerakan saham TLKM hari ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek perusahaan dalam jangka panjang. Dengan berbagai inisiatif yang sedang dijalankan dan dukungan dari katalis eksternal, target harga Rp4.250 yang diproyeksikan analis mungkin bukan sekadar angan-angan, melainkan visi yang realistis untuk masa depan Telkom.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menunjukkan tanda-tanda pemulihan teknis yang menarik perhatian pelaku pasar. Dengan posisi saat ini di level support kunci, saham ini memiliki peluang besar untuk melanjutkan tren penguatan dalam waktu dekat.
Saat ini, TLKM terlihat rebound dari level Fibonacci Retracement 50 persen di Rp2.680, yang menjadi area support signifikan. Level ini memberikan dasar yang kokoh untuk memulai pergerakan menuju resistance berikutnya.
Resistance terdekat berada di Rp2.850, yang juga menjadi penentu apakah saham ini mampu mengubah tren jangka pendeknya menjadi lebih bullish. Apabila TLKM berhasil menembus resistance ini, target berikutnya berada di level Rp2.940, dengan potensi kenaikan lebih jauh hingga Rp3.100.
Secara teknikal, saham TLKM tengah menyusun pola formasi Cup and Handle, yang mengindikasikan potensi penguatan berkelanjutan. Target utama dari pola ini berada di Rp3.250, yang sekaligus menjadi proyeksi resistansi jangka menengah.
Selain itu, pola gelombang Elliot menunjukkan TLKM telah menyelesaikan fase korektif gelombang (ii) dan siap melanjutkan gelombang impulsif (iii) menuju Rp3.210.
Namun, investor perlu mencermati area stop loss di bawah Rp2.650 untuk mengelola risiko secara efektif. Hal ini penting mengingat volatilitas pasar yang tetap menjadi faktor utama. Dengan tingkat entry yang ideal di atas Rp2.850, peluang keuntungan menjadi lebih terukur dengan target harga di kisaran Rp3.210 hingga Rp3.250.
Dalam gambaran yang lebih luas, strategi teknikal ini sejalan dengan fundamental Telkom yang terus menunjukkan perbaikan, didukung oleh implementasi strategi FMC (Fixed Mobile Convergence) yang berpotensi mendukung pertumbuhan pendapatan di masa depan.
Dengan katalis makroekonomi yang mulai stabil, serta momentum pemilu dan musim libur tahun depan, TLKM memiliki pijakan kuat untuk melanjutkan reli-nya.
Bagi investor yang mencari peluang di sektor telekomunikasi, TLKM menawarkan kombinasi menarik antara potensi teknikal dan fundamental.
Dengan manajemen risiko yang disiplin dan pandangan optimistis terhadap perkembangan emiten ini, saham TLKM tampaknya layak menjadi salah satu pilihan utama untuk portofolio jangka menengah hingga panjang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.