KABARBURSA.COM – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memutuskan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Corporate Secretary BNBR Christofer A. Uktolseja mengatakan, penambahan modal dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan dan melakukan konversi utang perusahaan sebesar Rp855.000.000 kepada kreditur perseroan menjadi 13.359.375.000 saham biasa seri E atau sebesar 7,70 persen.
“(RUPSLB) Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala dan setiap tindakan yang dianggap perlu dalam rangka melaksanakan PMTHMETD hingga selesainya proses konversi utang menjadi saham Perseroan,” kata Christofer dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 3 Desember 2024.
Sekadar informasi, aksi korporasi ini dilakukan untuk mengonversi utang perseroan yang berupa pinjaman jangka panjang kepada perusahaan sebesar Rp750.000.000.000 kepada Euforia dan pinjaman jangka pendek sebesar Rp105.000.000.000 kepada SMIL.
Keputusan konversi saham ini berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar tanggal 28 November 2024. Rapat pemegang saham ini dianggap telah memenuhi kuorum karena dihadiri oleh 88,17 persen dari seluruh saham.
Sebelumnya saham BNBR kembali menggeliat pasca menerbitkan 13,36 miliar saham biasa dengan harga Rp12 per saham.
Penerbitan saham ini bakal diberikan kepada Euforia Capital Invesment dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL) sesuai dengan kesepakatan untuk mengonversi utang menjadi saham dengan total Rp855 miliar.
Meski utang BNBR belum sepenuhnya terbayarkan kepada Euforia Capital Invesment dan Silvery Moon Investment Ltd namun konversi ini disebut-sebut sebagai salah satu penyebab emiten milik Bakrie ini melaju pesat hingga 417 persen pada kuartal III tahun 2024.
“Baru-baru ini 6 saham bakrie memang bangkit lagi. Kita bisa lihat ENRG (PT Energi Mega Persada Tbk) mulai bangkit lagi dan juga beberapa saham yang terafiliasi dengan Bakrie,” kata Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama kepada kabarbursa.com beberapa waktu lalu.
Ezar menilai, ada beberapa sentimen positif yang membuat saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akhir-akhir ini kembali menggeliat. Menurutnya, atribusi ini dapat dilihat dengan beberapa hal, salah satunya adalah presiden terpilih Prabowo Subianto dekat dengan keluarga Bakrie.
Kedekatan antara Bakrie dengan pemerintah, kata Ezar, dapat menjadi sentimen positif yang membuat pasar kembali semangat dan meminati saham BNBR.
“Kedua Anindya Bakrie juga sebagai ketua Kadin. Mungkin ini tidak berefek secara langsung. Tapi ini menjadi sentimen pasar bahwa Bakrie dengan afiliasi (dengan Prabowo) dan hubungan yang kuat membuat orang-orang semangat lagi dengan emiten keluarga Bakrie,” kata Ezar.
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil menurunkan liabilitas sebesar 38 persen di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp2,75 triliun 2024 dibanding periode sama di tahun 2023 senilai Rp4,44 triliun.
Di samping itu, BNBR juga mencatat kenaikan ekuitas sebesar 62,7 persen di kuartal III 2024 menjadi sebesar Rp4,32 triliun dibanding periode sama di tahun 2023 senilai Rp2,66 triliun.
Mengutip dari laman Stockbit, BNBR berhasil menunjukkan pemulihan kinerja keuangan yang signifikan hingga kuartal III tahun 2024. Emiten yang bergerak di bidang energi, infrastruktur, dan manufaktur ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp496 miliar pada kuartal III 2024, melampaui capaian kuartal yang sama pada 2023 yang hanya Rp28 miliar.
Secara tahunan, laba bersih BNBR yang diukur dengan metode annualised mencapai Rp848 miliar hingga September 2024. Angka ini jauh melampaui perolehan tahun 2023 yang hanya Rp237 miliar dan bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih puncaknya pada tahun 2019 sebesar Rp853 miliar.
Meski pada tahun-tahun sebelumnya BNBR sempat mencatatkan kerugian besar, seperti pada 2020 dengan rugi bersih Rp929 miliar, kinerja positif ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan tengah berada di jalur pemulihan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pendapatan BNBR secara tahunan terus menunjukkan tren yang stabil. Pada kuartal III 2024, pendapatan perusahaan tetap kuat, didukung oleh penguatan nilai laba bersih dan efisiensi operasional. Dari sisi Earnings Per Share (EPS), perusahaan juga mencatatkan peningkatan, meskipun laporan spesifik angka EPS belum diumumkan secara rinci untuk periode terbaru.
Kinerja positif ini mencerminkan langkah strategis yang diambil oleh manajemen BNBR dalam mengelola lini bisnis utama, terutama di sektor energi dan infrastruktur. Efisiensi biaya dan diversifikasi portofolio proyek menjadi salah satu kunci keberhasilan.
Market capitalization (kapitalisasi pasar) BNBR tercatat mencapai Rp7,363 miliar dengan enterprise value sebesar Rp8,602 miliar per 30 September 2024. Ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap keberlanjutan bisnis BNBR, meskipun tekanan ekonomi global masih menjadi tantangan utama.
Penguatan laba bersih yang terus meningkat hingga kuartal III tahun ini menunjukkan bahwa BNBR mampu menghadapi fluktuasi pasar dengan strategi bisnis yang solid. Dengan jumlah saham yang beredar sebesar 160,06 miliar lembar, BNBR optimis dapat mempertahankan tren positif ini hingga akhir tahun.
Para analis menilai kinerja BNBR pada 2024 sebagai momentum penting untuk meraih kepercayaan lebih besar dari investor dan memperkuat fundamental perusahaan di tengah persaingan sektor energi dan infrastruktur nasional.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.