Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Dibuka Menghijau, Lompat 59 Poin ke Level 7,106

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 December 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
IHSG Dibuka Menghijau, Lompat 59 Poin ke Level 7,106

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka 59 poin atau naik 0,84 persen ke level 7,106 pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024.

Mengutip data perdagangan RTI Business, sebanyak 151 saham menguat, 67 saham di zona merah, dan 220 sham mengalami stagnan.

Mengutip data perdagangan Stockbit, Saham-saham yang berada di lima besar top gainer ialah FUJI (+17,78 persen), OLIV (+10,00 persen), PACK (+9,92 persen), NINE (+8,70 persen), ITIC (+7,03 persen).

Sedangkan lima saham yang terkoreksi paling dalam yakni DAYA (-10,74 persen), MENN (-10,00 persen), INDX (-9,76 persen), INDS (-8,20 persen), dan VINS (-8,18 persen).

Sementara itu Research Team, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,000 dan resistance pada level 7,120 didorong oleh masih tingginya outflow asing.

"Secara teknikal, IHSG menguji area support sedangkan indikator stochastic dan MACD masih bergerak diarea death cross yang mengindikasikan pelemahan pada IHSG," tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.

Reliance menuliskan, terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ADRO, SRTG, PNLF, dan SMIL.

Lebih jauh Reliance turut menyampaikan, pasar akan mencermati rebound pada mayoritah harga komoditas dan risalah pidato dari ketua The Fed, Jerome Powell pada Rabu waktu setempat.

Nasdaq dan S&P 500 Berakhir Lebih Tinggi, Didorong Saham Teknologi

Indeks Nasdaq dan S&P 500 mengakhiri perdagangan pada Senin, 2 Desember 2024 dengan kenaikan, didorong oleh penguatan saham-saham teknologi.

Optimisme investor meningkat setelah pasar membukukan kinerja solid sepanjang November. Fokus kini beralih ke data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk laporan pekerjaan bulanan yang sangat dinantikan pada Jumat mendatang.

Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah, meski tetap mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam satu tahun terakhir hingga penutupan Jumat, 29 November 2024 lalu.

Seperti dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 128,65 poin atau 0,29 persen ke level 44.782,00. S&P 500 naik 14,74 poin atau 0,24 persen ke 6.047,12, sementara Nasdaq Composite menguat 185,78 poin atau 0,97 persen ke 19.403,95.

Sektor teknologi, layanan komunikasi, dan barang konsumsi tidak wajib masing-masing mencatat kenaikan sekitar 1 persen pada hari Senin, 2 Desember 2024 sementara sektor-sektor lainnya melemah. Saham Tesla menjadi sorotan setelah analis di Stifel menaikkan target harga saham perusahaan tersebut, mendorong penguatan signifikan dalam perdagangan.

“Kita sedang berada di periode musiman yang biasanya mendukung kenaikan pasar,” ujar Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, New Jersey.

“Namun, meskipun pasar perlahan bergerak naik, saya tidak melihat adanya lonjakan eksplosif menuju akhir tahun karena masih banyak ketidakpastian mengenai arah ekonomi,” ujarnya, menambahkan.

Pasar juga dipengaruhi oleh dinamika politik terbaru di Amerika Serikat. Mantan Presiden Donald Trump kembali memenangkan pemilihan presiden bulan lalu, dan Partai Republik menguasai kedua kamar Kongres.

Kemenangan ini mendorong optimisme pasar pada November, dengan harapan kebijakan pro-pasar seperti pemotongan pajak dan deregulasi dapat mendukung pertumbuhan. Namun, ancaman tarif perdagangan yang lebih tinggi tetap menjadi risiko bagi pasar ke depan.

Dari sisi ekonomi, data Institute for Supply Management menunjukkan peningkatan aktivitas manufaktur di Amerika Serikat selama November. Selain itu, revisi data survei manufaktur S&P menunjukkan angka 49,7, naik dari sebelumnya 48,8, meskipun angka tersebut masih menunjukkan kontraksi karena berada di bawah ambang batas 50.

Saham Super Micro Computer mencatat lonjakan tajam setelah perusahaan yang fokus pada server berbasis kecerdasan buatan tersebut mengumumkan pencarian kepala keuangan baru. Langkah ini merupakan bagian dari rekomendasi komite khusus yang meninjau praktik akuntansi perusahaan.

Meski sentimen pasar didukung oleh ekspektasi kebijakan pro-pasar dari pemerintahan yang baru, investor tetap berhati-hati terhadap potensi risiko seperti perlambatan ekonomi dan kebijakan perdagangan proteksionis. Data ekonomi yang akan dirilis minggu ini, terutama laporan pekerjaan, dapat menjadi katalis yang menentukan arah pasar lebih lanjut menjelang akhir tahun.

Rekor Wall Street Pekan Lalu

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah pada perdagangan pada Jumat, 29 November 2024 pekan lalu.

Pencapaian ini menunjukkan adanya euforia pasar yang disebabkan oleh optimisme terhadap kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh pemerintahan Presiden Terpilih Donald Trump.

Terlepas dari berbagai ketidakpastian global, pasar AS seolah-olah tidak terpengaruh, dengan sejumlah indeks utama mengalami kenaikan signifikan.

Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan pasar di Wall Street adalah rencana pemotongan pajak yang dijanjikan oleh pemerintahan presiden terpilih Trump.

Sebagaimana dilansir pada Senin, 2 Desember 2024, kebijakan ini diharapkan mampu memberikan dorongan besar bagi perekonomian AS. Pemerintah baru yang dipimpin oleh Trump berencana untuk memangkas tarif pajak, khususnya bagi perusahaan dan individu.

Para analis pasar percaya bahwa kebijakan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pemotongan pajak dianggap dapat memperkuat sektor usaha kecil dan menengah (UKM), yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian domestik.

Dengan menurunnya beban pajak, para pelaku usaha dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk ekspansi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Ini tentunya akan membawa dampak positif terhadap iklim investasi dan perekonomian secara keseluruhan.

Namun, bukan hanya kebijakan pemotongan pajak yang memberikan harapan bagi pasar. Rencana Trump yang akan mengubah kebijakan tarif impor turut meningkatkan keyakinan para pelaku pasar.(*)