KABARBURSA.COM - Bank Mandiri terus mengukuhkan posisinya sebagai pelopor inovasi digital di sektor perbankan dengan meluncurkan fitur terbaru di aplikasi Livin’ by Mandiri, yang diberi nama Livin’ Auto.
Fitur ini dirancang khusus untuk memudahkan nasabah dalam mengajukan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), memberikan pengalaman pembiayaan yang lebih cepat, mudah, dan transparan.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, menyatakan bahwa peluncuran Livin’ Auto ini merupakan respons terhadap tingginya kebutuhan nasabah yang menginginkan proses pengajuan kendaraan yang lebih praktis.
Menurutnya, Bank Mandiri tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan finansial nasabah, tetapi juga berkomitmen untuk terus menjadi pelopor inovasi dalam perbankan digital di Indonesia. Dengan hadirnya fitur ini, aplikasi Livin’ by Mandiri diharapkan dapat berkembang menjadi aplikasi super yang mengintegrasikan berbagai kebutuhan nasabah dengan kemudahan teknologi.
Livin’ Auto memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya, mulai dari eksplorasi berbagai pilihan kendaraan yang dapat disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan nasabah, hingga pengajuan pinjaman yang terintegrasi langsung dalam aplikasi. Nasabah juga dapat melakukan simulasi pinjaman kendaraan dan melacak proses pengajuan secara real-time.
Proses pengajuan KKB menjadi lebih cepat dan efisien, dengan proses pre-check yang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit, sementara persetujuan kredit dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari tiga jam. Hal ini memungkinkan nasabah untuk segera mewujudkan impian mereka memiliki kendaraan tanpa harus melalui proses yang rumit dan memakan waktu lama.
Bank Mandiri sendiri optimistis bahwa fitur Livin’ Auto ini dapat memperkuat portofolio KKB mereka, yang sudah mencatatkan pertumbuhan positif hingga September 2024. Ini mencerminkan tingginya kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Mandiri, khususnya dalam sektor pembiayaan kendaraan.
Selain itu, peluncuran Livin’ Auto juga melengkapi berbagai fitur pembiayaan lain yang sudah ada di aplikasi Livin’ by Mandiri, seperti personal loan, cicilan kartu kredit, dan kredit rumah. Semua fitur ini dirancang untuk memberikan kemudahan dan solusi keuangan yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Dengan berbagai inovasi ini, Bank Mandiri terus berupaya mendukung aspirasi finansial nasabahnya, menjawab kebutuhan mereka akan layanan perbankan yang lebih mudah, cepat, dan efisien. Livin’ Auto adalah langkah nyata dalam mewujudkan komitmen tersebut, serta menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai aplikasi yang mampu memberikan solusi finansial secara menyeluruh.
Pada laporan kinerja Bank Mandiri (BMRI) untuk Oktober 2024, perusahaan mencatatkan laba bersih bank only yang mengalami penurunan sebesar 11 persen secara tahunan (YoY) dan 26 persen secara bulanan (MoM), mencapai Rp4,1 triliun.
Meskipun demikian, laba bersih kumulatif Bank Mandiri selama periode Januari hingga Oktober 2024 (10M24) masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 6,3 persen YoY, dengan total laba bersih mencapai Rp43,1 triliun. Kinerja bulan Oktober 2024 menunjukkan hasil yang campuran, dengan beberapa faktor positif dan negatif yang saling memengaruhi.
Di sisi positif, Bank Mandiri menunjukkan kinerja yang solid dari sisi kredit, yang tercatat tumbuh signifikan. Kredit perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 23 persen YoY pada 10M24, melampaui proyeksi manajemen yang diperkirakan hanya tumbuh 16-18 persen YoY pada tahun 2024.
Hal ini didukung oleh Net Interest Margin (NIM) yang tetap terjaga di level 4,6 persen, meskipun Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami kenaikan yang signifikan dan kini berada di level 95 persen.
Paduan pertumbuhan kredit yang kuat dengan NIM yang stabil berhasil mendongkrak pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII), yang tumbuh solid sebesar 10 persen YoY dan 4,5 persen MoM pada bulan Oktober 2024, sehingga total NII selama 10M24 mencapai Rp62,2 triliun, atau tumbuh 4,9 persen YoY.
Namun, di sisi lain, Bank Mandiri mengalami tantangan pada aspek Non-Interest Income (NII) yang terkontraksi cukup signifikan pada bulan Oktober 2024. Nilai NII tercatat turun menjadi Rp2,6 triliun, turun 25 persen YoY dan 16 persen MoM.
Meskipun selama 10M24, Non-Interest Income masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,6 persen YoY, penurunan pada bulan Oktober menjadi perhatian tersendiri.
Selain itu, beban provisi Bank Mandiri mengalami peningkatan yang cukup tajam. Pada Oktober 2024, beban provisi tercatat naik 86 persen YoY menjadi Rp954 miliar, yang mengarah pada total beban provisi sebesar Rp6,8 triliun selama 10M24, atau tumbuh 18 persen YoY.
Peningkatan beban provisi ini juga terlihat pada bank-bank besar lainnya, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Meskipun begitu, angka Credit Cost (CoC) yang tercatat pada Oktober 2024 berada di level 0,91 persen, mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2023 yang tercatat di 0,6 persen, serta lebih tinggi dibandingkan dengan angka CoC pada September 2024 yang tercatat negatif sebesar 0,16 persen.
Namun, CoC yang terjaga pada bulan-bulan sebelumnya membuat CoC kumulatif untuk 10M24 tetap berada di bawah proyeksi manajemen, yakni sebesar 0,7 persen, yang lebih rendah dibandingkan dengan target konsolidasi manajemen di bawah angka 1 persen.
Secara keseluruhan, meskipun menghadapi tantangan di sisi Non-Interest Income dan peningkatan beban provisi, Bank Mandiri berhasil mempertahankan kinerja positif dari sisi kredit dan pendapatan bunga, yang mendukung laba bersih kumulatif yang masih tumbuh pada 10M24.
Dengan posisi NIM yang stabil dan pertumbuhan kredit yang kuat, Bank Mandiri tetap optimis terhadap prospek kinerja ke depan, meskipun adanya tekanan dari beban provisi dan penurunan Non-Interest Income.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.