KABARBURSA.COM - Belum satu bulan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Newport Marine Services Tbk dengan kode saham BOAT, tersungkur dalam. Bahkan, emiten yang berfokus pada sektor sewa dan menyewa kapal untuk kegiatan lepas pantai sudah menjadi beban IHSG dengan menjadi salah satu emiten top losers.
Pada penutupan perdagangan Senin, 2 Desember 2024, pergerakan saham BOAT mengalami penurunan yang signifikan. Saham BOAT ditutup pada harga Rp210, tercatat mengalami penurunan sebesar 22 poin atau sekitar 9.48 persen dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya di level Rp232.
Penurunan harga ini mencerminkan adanya tekanan jual yang cukup besar di pasar, yang menyebabkan harga saham BOAT turun dari level pembukaan yang berada di Rp234.
Selama sesi perdagangan, saham BOAT sempat menyentuh harga tertinggi di Rp236, namun tidak lama kemudian mengalami penurunan dan mencapai harga terendah di level Rp204. Pergerakan harga ini menunjukkan adanya volatilitas yang cukup tinggi pada saham BOAT, yang menunjukkan adanya ketidakpastian di kalangan investor.
Walau begitu, volume perdagangan saham BOAT hari ini cukup besar, dengan tercatatnya transaksi sebanyak 1,156 juta lot. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp25,2 miliar. Hal ini menandakan adanya aktivitas perdagangan yang cukup aktif meskipun harga saham mengalami penurunan.
Sementara, frekuensi transaksi tercatat sebanyak 12.771 kali, menunjukkan tingginya likuiditas dan minat investor terhadap saham ini.
Dalam hal pembelian dan penjualan, terdapat transaksi pembelian sebesar Rp290,1 juta dan penjualan sebesar Rp574,5 juta, yang menunjukkan bahwa tekanan jual lebih dominan dibandingkan dengan pembelian saham hari ini.
Secara teknikal, saham BOAT saat ini berada di bawah level support yang lebih rendah, dengan harga di bawah level pembukaan dan penutupan sebelumnya, yang menandakan potensi pergerakan harga yang masih tertekan.
Keseluruhan, pergerakan saham BOAT hari ini menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar, dengan harga yang mengalami penurunan signifikan. Investor perlu berhati-hati, karena saham ini berada dalam tren penurunan dan jika tidak segera kembali ke level support yang lebih kuat, ada kemungkinan pergerakan harga akan terus tertekan.
Pada 12 November 2024, PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi emiten ke-38 yang tercatat pada tahun ini.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperluas akses ke pasar modal dan mendukung pertumbuhannya melalui dana segar yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
Dalam penawaran tersebut, BOAT melepaskan sebanyak 1.000.480.000 saham, yang berarti perusahaan menawarkan sekitar 1 miliar saham dengan harga penawaran Rp100 per lembar.
Proses IPO BOAT mendapatkan perhatian besar dari investor, terbukti dengan terjadinya oversubscription sebanyak 60,51 kali dari jumlah saham yang ditawarkan. Ini menunjukkan minat yang sangat tinggi terhadap saham BOAT, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis perusahaan.
Oversubscription yang tinggi sering kali menjadi indikator positif, mencerminkan antusiasme investor dan kepercayaan pada kinerja dan potensi perusahaan yang baru melantai di bursa.
Bagi BOAT, melantai di BEI adalah langkah strategis yang memberikan kesempatan untuk mengakses sumber pendanaan yang lebih luas, baik untuk ekspansi bisnis, pengembangan produk baru, maupun untuk memperluas jejak perusahaan ke pasar yang lebih besar.
Pendanaan yang diperoleh dari hasil IPO dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti meningkatkan kapasitas operasional, memperluas jaringan distribusi, dan memperkuat posisi pasar, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan.
Dengan IPO ini, BOAT juga diharapkan dapat memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kredibilitas di mata investor dan mitra bisnis. Akses ke pasar modal memberikan keuntungan dalam hal likuiditas dan transparansi, yang penting untuk membangun kepercayaan lebih lanjut dari berbagai pemangku kepentingan.
Selain itu, menjadi perusahaan yang terdaftar di bursa memberi BOAT peluang untuk tumbuh lebih cepat melalui kerjasama dan akuisisi yang mungkin lebih mudah dilakukan dengan menggunakan saham sebagai alat tukar.
Secara keseluruhan, IPO BOAT adalah langkah penting dalam perjalanan perusahaan untuk mengembangkan diri lebih jauh di pasar domestik dan internasional. Melalui akses ke dana yang lebih besar dan peningkatan profil perusahaan di pasar modal, BOAT berpotensi menghadapi masa depan yang cerah dan lebih kompetitif di industri yang dijalaninya.
Meskipun harga saham BOAT mengalami volatilitas, dengan penurunan signifikan dalam harga saham pada periode awal pasca-IPO, terdapat sejumlah indikator fundamental yang memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan potensi bisnis perusahaan.
Dari sisi valuasi, PE Ratio (Price to Earnings Ratio) untuk BOAT saat ini cukup tinggi, mencapai angka 6.877,56 pada basis tahunan, yang dapat menunjukkan bahwa saham ini mungkin dipandang relatif murah berdasarkan laba yang dihasilkan.
Namun, tidak adanya angka PE Ratio untuk TTM (Trailing Twelve Months) dan Forward PE Ratio menunjukkan ketidakpastian atau ketidakcukupan informasi keuangan terkini untuk menilai kinerja laba jangka pendek dan proyeksi laba di masa depan.
Selain itu, dibandingkan dengan IHSG yang memiliki PE Ratio median sebesar 7,20, BOAT masih sedikit lebih murah berdasarkan rasio PE tahunan, meskipun ada kekosongan informasi terkait pertumbuhan dan potensi laba jangka panjang.
Perusahaan ini menghadapi tantangan dalam hal profitabilitas dan solvabilitas. Meskipun memiliki margin laba kotor yang cukup tinggi pada kuartal terakhir, yaitu sebesar 19,64 persen, margin laba bersih sangat tipis, hanya 0,05 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan mampu menghasilkan pendapatan, tantangan besar ada pada pengendalian biaya dan efisiensi operasional.
Selain itu, pertumbuhan pendapatan yang tercatat pada kuartal terakhir mengalami penurunan 6,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun laba kotor menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 14,30 persen.
Dari sisi solvabilitas, perusahaan mencatatkan rasio lancar dan rasio cepat yang sangat rendah, masing-masing sebesar 0,27 dan 0,26. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan menghadapi kesulitan dalam mencairkan aset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,93, BOAT memiliki tingkat utang yang cukup tinggi, yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk bertumbuh atau mengatasi tekanan finansial di masa depan, terutama karena sebagian besar utangnya bersifat jangka pendek.
Sementara itu, perusahaan memiliki kas yang cukup besar di tangan, sekitar Rp2 triliun pada kuartal terakhir, yang dapat memberikan ruang bagi BOAT untuk menavigasi tantangan keuangan dalam waktu dekat.
Namun, dengan total liabilitas yang mencapai Rp271 triliun dan utang bersih yang juga cukup signifikan, perusahaan perlu mengelola dengan hati-hati beban keuangan ini agar tidak mengganggu kelangsungan operasional jangka panjang.
Secara keseluruhan, meskipun BOAT memiliki potensi untuk berkembang, investor harus mempertimbangkan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam hal profitabilitas, solvabilitas, dan manajemen keuangan. Dengan tingginya utang jangka pendek, rendahnya rasio likuiditas, dan penurunan pendapatan, perusahaan perlu melakukan perbaikan signifikan agar dapat memanfaatkan potensi pasar yang lebih luas.
Investor perlu memperhatikan perkembangan lebih lanjut, terutama terkait dengan kebijakan pengelolaan utang, pengendalian biaya, dan peningkatan efisiensi operasional, untuk menilai apakah saham BOAT layak untuk dimiliki dalam jangka panjang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.