KABARBURSA.COM – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan akan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 18 November 2024 sebesar Rp15.888 per USD untuk pembagian dividen tunai final Rp41,77 triliun.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk, menjelaskan penyesuaian ini memastikan transparansi dalam pembagian dividen kepada para pemegang saham domestik.
"Mengingat fluktuasi nilai tukar yang terjadi selama tahun ini," ujar Sekretaris Perusahaan Alamtri Resources Indonesia, Mahardika Putranto, dikutip Senin, 2 November 2024.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa total dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham perusahaan yang tercatat hingga tanggal cum date. "Kami berkomitmen untuk memberikan imbal hasil terbaik kepada para pemegang saham sebagai bagian dari strategi menjaga kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan," ujar Mahardika.
Dividen sebesar Rp41,77 triliun tersebut akan dialokasikan kepada 30.758.665.900 saham yang dimiliki oleh para pemegang saham perseroan. Ini berarti setiap saham akan menerima dividen sebesar Rp1.358,18.
"Jumlah ini merupakan tambahan dividen tunai final yang telah disetujui dan mencerminkan soliditas keuangan perseroan, sekaligus keberlanjutan kinerja operasional yang tetap positif meski di tengah tantangan ekonomi global," lanjut Mahardika.
Keputusan pembagian dividen yang besar ini, menurut Mahardika, menunjukkan komitmen Alamtri Resources Indonesia dalam memberikan nilai tambah kepada investor. "Dividen ini adalah wujud nyata dari keberhasilan transformasi perseroan setelah pergantian nama dan penguatan strategi bisnis yang kami jalankan sejak awal tahun ini," tambahnya.
Sejak melakukan rebranding menjadi Alamtri Resources Indonesia, perusahaan telah memperluas portofolio bisnis dan melakukan efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan di sektor energi dan sumber daya alam.
Dengan pembagian dividen yang signifikan ini, Alamtri Resources Indonesia menunjukkan stabilitas finansial dan kemampuan menghasilkan laba besar di tengah dinamika industri energi global. "Kami optimis bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif terhadap harga saham perusahaan serta meningkatkan minat investor baru untuk bergabung," tutup Mahardika.
Keputusan Alamtri Resources Indonesia untuk membagikan tambahan dividen tunai final sebesar Rp41,77 triliun merupakan langkah besar yang mencerminkan kekuatan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi. Para pemegang saham kini menantikan distribusi dividen yang dijadwalkan sesuai dengan timeline korporasi.
Ada yang menarik pada perdagangan saham Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), Jumat, 29 November 2024. Sempat menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada Kamis, 28 November 2024, hari ini saham ADRO laris bak kacang goreng.
Pada perdagangan Jumat, 29 November 2024, saham ADRO terjungkal sedalam -22,83 persen di akhir sesi perdagangan pertama. Penurunan ini melanjutkan tren buruk sehari sebelumnya, ketika saham ini terjun bebas hingga 24,80 persen mencapai ARB.
Namun, penurunan hari ini sungguh mengejutkan. Tampak aktivitas perdagangan yang luar biasa dari ADRO dan jumlahnya tidak main-main.
Saham ADRO diperdagangkan dalam volume besar, yakni 880,76 juta saham, dengan frekuensi 67.547 kali dan nilai transaksi mencapai Rp1,88 triliun. Harga rata-rata transaksi berada di level Rp2.130,69, menunjukkan adanya aktivitas pembelian yang signifikan.
Ambruknya harga saham ADRO mulai terjadi sejak tanggal ex dividen, pada 28 November 2024. Saat itu, pemegang saham yang membeli setelah tanggal ini tidak lagi memiliki hak atas dividen. Uniknya, pelemahan sudah terlihat pada saat cum date 26 November 2024, hari terakhir bagi investor untuk berhak atas dividen.
Pada hari tersebut, saham ADRO justru terkoreksi 2,65 persen, bertentangan dengan tren biasa di mana saham umumnya menguat karena tingginya permintaan menjelang pembagian dividen. Volume transaksi pada cum date tercatat tinggi, mencapai 283,96 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,06 triliun.
Namun, alih-alih menjadi momentum penguatan, broker UBS Sekuritas Indonesia mencatat penjualan bersih (net sell) sebesar Rp298,6 miliar pada hari tersebut. Hal serupa dilakukan investor asing dengan transaksi mencapai Rp183,6 miliar. Hal ini mengindikasikan telah distribusi besar-besaran saham oleh pelaku pasar utama.
Analis dari Stockbit Sekuritas telah memprediksi hal serupa. Harga saham ADRO mengalami penurunan signifikan pada ex dividen dan ex date Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS). Dalam skenario base case Stockbit, harga saham diproyeksikan turun hingga ke level Rp1.900 per saham. Prediksi ini mengimplikasikan valuasi sebesar 6,6 kali price-to-earnings ratio (P/E) berdasarkan annualisasi laporan keuangan semester I-2024.
Namun, Stockbit juga menilai bahwa penurunan harga saham ADRO ini bisa terkompensasi oleh potensi kenaikan saham entitas anak, Adaro Andalan Indonesia (AADI), sesuai dengan rasio kepemilikan. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun ADRO saat ini tertekan, investor dapat mencari peluang dalam pergerakan harga saham AADI yang terkait.
Penurunan tajam saham ADRO menjadi sorotan utama di tengah dinamika pasar yang bergejolak. Dengan nilai transaksi yang besar dan aksi beli yang mencolok di tengah penurunan, ada kemungkinan pelaku pasar besar sedang memanfaatkan momentum untuk akumulasi.
Namun, potensi koreksi lebih lanjut hingga level Rp1.900 tetap menjadi risiko yang harus diperhatikan oleh investor. Pergerakan selanjutnya dari saham ADRO akan menjadi salah satu yang menarik untuk diikuti, terutama dalam konteks strategi investasi jangka panjang dan dampak lanjutan dari dividen serta aktivitas perusahaan afiliasinya. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.