Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Batu Bara Turun 2,18 Persen Karena Permintaan Turun

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 30 January 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Harga Batu Bara Turun 2,18 Persen Karena Permintaan Turun

KABARBURSA.COM - Harga batu bara Indonesia tampaknya mengalami penurunan, seiring dengan proyeksi peningkatan produksi. Di sisi lain, permintaan dari China dan India menunjukkan kelemahan yang berpotensi memberikan tekanan pada harga.

Menurut data Bloomberg, harga batu bara kontrak Februari 2024 di ICE Newcastle mengalami penurunan sebesar 2,18{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}, atau 2,60 poin, mencapai level 116,40 per metrik ton pada perdagangan Senin (29/1). Sementara itu, kontrak pengiriman Maret 2024 juga mengalami penurunan sebesar 1,41{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}, atau 1,65 poin, mencapai level 115,50 per metrik ton.

CoalMint melaporkan bahwa harga batu bara termal Indonesia mengalami penurunan pada pekan sebelumnya. Harga batu bara dengan nilai kalori rendah (3400 GAR) turun sebesar US$0,09 per ton, menjadi US$37,31 per ton. Harga batu bara dengan nilai kalori tinggi (5800 GAR) juga mengalami penurunan sebesar US$0,09 per ton, menjadi US$92,84 per ton.

Kuota produksi yang disetujui di Indonesia pada 19 Januari 2024 diperkirakan akan membanjiri pasar dalam beberapa minggu mendatang. Setelah menunggu persetujuan tersebut, peningkatan arus penawaran di pasar menjadi dampak yang mungkin terjadi.

Beberapa penambang kecil, dengan produksi tahunan sekitar 15 hingga 20 juta metrik ton, masih menunggu persetujuan kuota produksi. Dampak terhadap rantai pasokan diperkirakan akan minimal.

Sementara itu, permintaan pasar batu bara termal di Asia tetap rendah. China tidak melakukan pembelian karena persediaan batu bara yang tinggi di wilayah pesisir. Aktivitas industri yang menurun juga menyebabkan penurunan tingkat pembakaran batu bara.

Dengan lonjakan pasokan dari Indonesia dan lesunya permintaan China, pasar bisa mengalami kelebihan pasokan yang memengaruhi dinamika pasar. Permintaan dari India juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan China, terutama karena pasokan domestik yang membaik dan produksi dalam negeri yang melimpah.

Aktivitas pasar terbatas akibat musim dingin dan permintaan batu bara seaborne yang tetap lemah. Namun, diantisipasi bahwa permintaan untuk batu bara Indonesia akan meningkat mulai awal Februari 2024.

Terkait tren jangka panjang, laporan Badan Energi Internasional (IEA) dalam Electricity 2024 menyatakan bahwa pertumbuhan energi terbarukan, didukung oleh peningkatan pembangkit listrik tenaga nuklir, akan menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara global.

IEA memperkirakan penurunan rata-rata sebesar 1,7{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} per tahun hingga 2026 pada pembangkit listrik tenaga batu bara secara global. Tren ini dipengaruhi oleh kondisi di China, di mana lebih dari separuh pembangkit listrik tenaga batu bara di dunia beroperasi. IEA melihat adanya penurunan struktural yang lambat di negara tersebut, namun, pengaruh pembangkit listrik batu bara China dipengaruhi oleh perekonomian yang kembali seimbang, tren pembangkit listrik tenaga air, dan kendala dalam mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam sistem ketenagalistrikan.

Sementara itu, pengadilan Hong Kong baru-baru ini memerintahkan Evergrande Group pada Senin (29/1), raksasa properti di China, dengan total kewajiban lebih dari US$300 miliar atau sekitar Rp4.700 triliun. Langkah ini diperkirakan akan berdampak pada perekonomian China, terutama di sektor properti.