Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Petinggi Emiten Keramik ini Borong Saham, Yakin Cuan Tahun Depan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 29 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Petinggi Emiten Keramik ini Borong Saham, Yakin Cuan Tahun Depan

KABARBURSA.COM - Petinggi PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) melakukan aksi borong saham. Diketahui, sang Direktur Utama Johan Silitonga, mengumpulkan 67.000 saham di harga Rp152 per lembar.

Aksi borong saham ini dilakukan Johan pada 26 November kemarin. Dalam keterbukaan informasi pada Kamis, 28 November 2024, Corporate Secretary CAKK Cynthia Ayu, menyampaikan bahwa aksi Johan merupakan kelanjutan dari pembelian sebelumnya, di mana seharinya sebelumnya ia juga melakukan aksi serupa dengan akumulasi saham yang diborong sebanyak 902.000 lembar.

Dalam beberapa pekan terakhir, Johan terpantau terus menambah porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan. Sepertinya ia optimis bahwa CAKK akan meraup untuk besar di 2025. Hal ini terkait dengan program kerja pemerintah membangun 3 juta rumah.

Tidak hanya itu, Johan telah secara konsisten menambah portofolionya sejak pertengahan November. Pada 15 November, ia membeli 4,4 juta saham di harga Rp150 per lembar, diikuti oleh pembelian 410.000 saham pada 18 November di harga Rp151, dan 550.000 saham pada 19 November di harga Rp149.

Dengan tujuan investasi, langkah ini berhasil meningkatkan total kepemilikannya menjadi 50,8 juta lembar saham atau 4,22 persen dari total saham CAKK, sedikit meningkat dari 50,73 juta saham sebelumnya.

Kinerja Keuangan Mulai Pulih

Aksi akumulasi saham oleh Johan terjadi di tengah tren positif kinerja keuangan CAKK. Hingga semester I-2024, perusahaan berhasil membalikkan kerugian menjadi laba sebesar Rp1,28 miliar, setelah mencatat rugi Rp6,27 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini mencerminkan lonjakan laba sebesar 120,42 persen.

Pendapatan bersih CAKK juga tumbuh menjadi Rp103,76 miliar, naik 7,12 persen dari Rp96,86 miliar di semester I-2023. Namun, tantangan tetap ada, mengingat beban pokok pendapatan turut meningkat menjadi Rp110,47 miliar dari Rp92,58 miliar.

Hal ini menunjukkan efisiensi operasional masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh manajemen.

Di tengah aksi akumulasi ini, harga saham CAKK pada perdagangan terakhir tercatat stagnan di level Rp146 per lembar. Meski demikian, aksi pembelian yang konsisten dari Johan Silitonga mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Optimisme ini sejalan dengan pemulihan kinerja keuangan CAKK, didukung oleh strategi untuk memperkuat pasar dan meningkatkan efisiensi. Langkah Johan juga dapat memicu kepercayaan investor lain terhadap CAKK, terutama di tengah dinamika industri keramik yang semakin kompetitif.

Ke depan, fokus manajemen pada pengelolaan biaya dan ekspansi pasar diharapkan dapat mempertahankan momentum positif perusahaan. Dengan dukungan pemegang saham utama dan kepemimpinan manajemen, CAKK berpotensi mengukir pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang.

Akankah CAKK Menarik di 2025?

Beberapa emiten memang sepertinya akan mendapat sentimen positif dari program-program pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satunya adalah CAKK, yang bakal tersulut program pembangunan 3 juta rumah.

Keramik menjadi salah satu bahan bangunan yang diperlukan dalam pendirian sebuah rumah. Jadi, secara otomatis permintaan akan sangat tinggi.

Kira-kira, apakah CAKK akan menarik untuk dikoleksi di 2025? Mari kita lihat fundamentalnya dengan pendekatan Warren Buffet!

Fundamental PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) ternyata menunjukkan fundamental yang belum mendukung untuk dijadikan investasi jangka panjang menurut pendekatan Warren Buffett.

Mengutip data Stockbit, Jumat, 29 November 2024, profitabilitas perusahaan masih sangat lemah. Hal ini tercermin dari ROE sebesar -12,47 persen dan margin laba bersih -15,21 persen.

Dengan kinerja operasional seperti ini, perusahaan belum mampu memberikan pengembalian positif kepada pemegang saham. Margin kotor yang juga negatif (-1,37 persen) semakin mempertegas tantangan dalam efisiensi produksi.

Dari sisi valuasi, CAKK juga terlihat murah. Hal tersebut tercermin dalam rasio Price-to-Book (P/B) sebesar 0,92 dan Price-to-Sales (P/S) sebesar 0,82. Valuasi yang rendah ini belum cukup menarik, karena tidak didukung oleh profitabilitas yang kuat.

Rasio Price-to-Earnings (P/E) tidak relevan, karena laba perusahaan negatif. Sementara, Altman Z-Score -0,77 menunjukkan risiko kebangkrutan yang signifikan.

Neraca keuangan perusahaan juga mencerminkan tantangan besar. Current Ratio sebesar 0,73 mengindikasikan kemungkinan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, sementara struktur utang relatif tinggi dengan Debt-to-Equity Ratio 0,94.

Selain itu, arus kas bebas (Free Cash Flow) negatif sebesar Rp61 miliar menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menghasilkan kas yang cukup untuk mendanai operasional dan belanja modalnya.

Dari sisi pertumbuhan, pendapatan hanya tumbuh 1,50 persen secara tahunan, yang menunjukkan pasar perusahaan belum berkembang secara signifikan. Meski laba bersih tumbuh 21,38 persen, kinerja ini masih belum cukup untuk memperbaiki prospek jangka panjang karena laba tetap berada di wilayah negatif.

Secara keseluruhan, saham CAKK tidak memenuhi kriteria investasi Warren Buffett yang berfokus pada profitabilitas stabil, valuasi wajar, dan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Meskipun valuasi terlihat murah, risiko tinggi yang terkait dengan profitabilitas, solvabilitas, dan arus kas membuat saham ini lebih cocok untuk spekulator jangka pendek daripada investor konservatif.

Untuk tahun 2025, saham ini tidak disarankan untuk dikoleksi kecuali ada perbaikan signifikan dalam kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Investor dengan toleransi risiko rendah lebih baik mengalokasikan dana ke saham dengan fundamental yang lebih solid dan prospek pertumbuhan yang jelas.

Tetapi, upaya Johan Silitonga memborong saham CAKK menjadi salah satu pertanda bahwa CAKK akan bangkit, seiring dengan program 3 juta rumah dari pemerintah yang akan dilaksanakan mulai tahun depan.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.