Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bursa Eropa Menguat: Pasar Asia-Pasifik Dipengaruhi Langkah Korsel

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 November 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Bursa Eropa Menguat: Pasar Asia-Pasifik Dipengaruhi Langkah Korsel

KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa diperkirakan akan dibuka lebih tinggi pada hari Kamis, melanjutkan reli setelah kinerja yang lesu pada hari sebelumnya.

Indeks FTSE 100 Inggris diperkirakan akan naik 16 poin, mencapai 8.291, sementara DAX Jerman bertambah 72 poin menjadi 19.334. Indeks CAC Prancis diperkirakan akan naik 30 poin, mencapai 7.173, dan FTSE MIB Italia diprediksi menguat 98 poin di level 33.310, menurut data IG.

Meskipun tidak ada laporan pendapatan besar pada Kamis ini, sejumlah data penting akan dirilis, termasuk inflasi di Spanyol dan Jerman serta angka sentimen ekonomi Eropa. Data kepercayaan bisnis di Italia dan Spanyol juga akan dipublikasikan.

Hari ini, pasar global diperkirakan akan relatif tenang, karena pasar AS tutup untuk merayakan libur Thanksgiving. Saham-saham AS melemah pada perdagangan yang sepi pada hari Rabu menjelang liburan. Sementara itu, pasar Asia-Pasifik diperdagangkan dengan pergerakan beragam setelah investor menilai langkah Korea Selatan menurunkan suku bunga secara mengejutkan.

Usulan tarif impor tinggi dari Presiden terpilih Donald Trump diprediksi dapat menciptakan pemenang di pasar saham, khususnya di sektor-sektor yang mendukung pengelolaan rantai pasokan, menurut Redburn Atlantic.

“Perusahaan-perusahaan teknologi ini tampil lebih baik selama periode ketidakpastian dalam rantai pasokan,” ujar analis Redburn, merujuk pada ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok pada 2018-2019. Seperti dikutip cnbc di Jakarta, 28 November 2024.

Dengan imbal hasil yang menarik serta banyaknya peluang, pasar AS secara historis memang menjadi favorit para investor.

Namun, beberapa pengamat pasar kini mulai menilai saham AS terlalu mahal dan mulai mencari peluang di pasar lain yang lebih terjangkau.

“Kami melihat pasar di luar AS lebih menarik, terutama dari perspektif valuasi,” ungkap Kunal Kapoor, CEO Morningstar, yang menyatakan bahwa ada banyak peluang menjanjikan di pasar global.

Pasar Asia Bervariasi

Wall Street dan bursa Eropa terguncang, sementara pasar Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu, 27 November 2024, waktu setempat.

Wall Street diketahui mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024, dinihari WIB. Penurunan ini disebabkan aksi investor yang ramai-ramai merealisasikan keuntungan usai pasar membukukan kenaikan signifikan sepanjang November ini.

Beberapa indeks penting, seperti Dow Jones dan S&P 500 melemah. Dow yang sebelumnya sempat naik lebih dari 140 poin di awal sesi perdagangan, ditutup turun sebesar 138,25 poin atau 0,31 persen. Begitu pula dengan S&P 500 yang menghentikan relinya di 19.060,48 setelah turun 0,6 oersen atau 115,1 poin.

Sementara, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ikut kehilangan performanya. IXIC kehilangan 22,89 persen atau 0,38 poin, menutup sesi akhir di 5.998,74.

Pelemahan Wall Street kali ini diprakarsai oleh melemahnya sektor teknologi. Nvidia, Meta Platforms, Dell, dan HP lesu.

Nvidia yang sepanjang tahun mengalami kenaikan sebesar 173 persen, hari ini justru ditutup anjlok 1,6 persen. Sementara saham Meta Platforms tertekan hampir 1 persen, meskipun sempat naik 60 persen di awal tahun. Sedangkan Dell dan HP, yang baru saja merilis proyeksi pendapatan, justru turun lebih dari 11 persen.

Tekanan terhadap Wall Street juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru. Diketahui, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan indikator utama the Fed, naik 0,2 persen pada Oktober dan 2,3 persen secara tahunan.

Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, ikut naik 0,3 persen secara bulanan dan 2,8 persen secara tahunan.

Volume perdagangan di Bursa efek New York juga turun sekitar 20 persen dibandingkan hari biasa.

Libur Thanksgiving kali ini juga membuat pekan menjadi lebih singkat. Pasar ditutup pada Kamis dan hanya buka setengah hari di Jumat.

“Angka inflasi ini sejalan dengan ekspektasi. Meski begitu, the Fed mungkin akan mencari alasan untuk lebih hawkish, terutama jika ada kebijakan inflasi baru seperti tarif tambahan,” kata ahli strategi dari Lazard Asset Management David Alcaly.

Meskipun hari ini ditutup melemah, secara keseluruhan Wall Street diproyeksikan menunjukkan hasil positif untuk pekan ini. Dow Jones diprediksi naik 1 persen, begitu pula dengan S&P 500 serta Nasdaq, yang diperkirakan menguat 0,5 persen dan 0,3 persen.

Sepanjang November ini, Dow sudah melesai lebih dari 7 persen, sementara S&P 500 serta Nasdaq masing-masing mencatatkan kenaikan lebih dari 5 persen.

Rencana Tarif Trump

Pasar saham Eropa dibuka lebih rendah pada hari Rabu, 27 November 2024, waktu setempat. Kondisi ini dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap dampak dari rencana tarif Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dikenakan pada barang impor.

Indeks Stoxx 600, yang mencerminkan kinerja pasar saham Eropa secara keseluruhan, turun 0,2 persen. Sebagian besar sektor-sektor di Eropa bergerak di zona merah, dengan sektor-sektor utama seperti industri dan konsumer mencatatkan penurunan.

Di Jerman, indeks DAX melemah 0,40 persen dan berada di level 19.217, sementara di Inggris, indeks FTSE mengalami penurunan tipis sebesar 0,08 persen dan berada di level 8.252. Indeks CAC Perancis tergerus lebih dalam, turun 1,10{3004e6a2a23c8250adb56aedfee72f5f48434ae90303b3f2342c4d8b034836ab} ke level 7.115.

Meski begitu, beberapa saham mencatatkan kinerja positif. Saham maskapai penerbangan Easyjet, misalnya, menguat 2,4 persen pada pembukaan setelah perusahaan tersebut melaporkan kenaikan laba operasi tahunan sebesar 25 persen.

Saham Investasi

Di sisi lain, saham Aston Martin, produsen mobil mewah asal Inggris, turun 4 persen setelah perusahaan tersebut mengeluarkan peringatan mengenai kinerja laba yang lebih buruk dari yang diperkirakan.

Tensi pasar semakin tinggi dengan adanya pengumuman dari Trump, yang mengungkapkan bahwa salah satu langkah pertama pemerintahannya adalah mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada seluruh barang yang diimpor dari China.(*)