KABARBURSA.COM - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) akan melepas sahamnya di Initial Public Offering (IPO), Jumat, 29 November 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, AADI, perusahaan yang merupakan anak usaha dari PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), menawarkan sebanyak 778,6 juta saham biasa baru dengan nilai nominal Rp3.125 per saham. Saham tersebut akan dijual kepada publik dengan harga penawaran Rp5.550 per saham, sehingga nilai total IPO ini mencapai Rp4,31 triliun.
Dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kebutuhan strategis AADI. Sebanyak 37,23 persen dialokasikan sebagai pinjaman kepada anak usaha PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk mendanai investasi dan kebutuhan korporasi lainnya.
Sebesar 14,89 persen dana IPO digunakan untuk melunasi sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia, sementara sisa dana akan dipakai untuk membayar kembali sebagian pokok pinjaman kepada ADRO berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
Proses IPO AADI akan berlangsung mulai 29 November hingga 3 Desember 2024, dengan penjatahan saham dijadwalkan pada 3 Desember 2024. Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 4 Desember, dan pencatatan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 5 Desember 2024.
Bagaimana cara mendapatkan sahamnya?
Untuk bisa mengikuti dan membeli saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dalam proses IPO, berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Memiliki Rekening Saham
2. Gunakan Aplikasi Sekuritas untuk Akses E-IPO
3. Cari Saham AADI di Platform E-IPO
4. Ajukan Pemesanan Saham
5. Proses Alokasi Saham
6. Pencatatan Saham di BEI
Sebelum membeli saham IPO, pahami terlebih dulu risiko dan peluang bisnis AADI, termasuk latar belakang perusahaan, sektor bisnis, dan strategi pertumbuhannya.
Pastikan pula menggunakan dana investasi yang telah direncanakan, bukan dana darurat. Jika baru pertama kali berinvestasi, pertimbangkan untuk berdiskusi dengan konsultan keuangan atau mempelajari lebih lanjut tentang investasi saham.
Selain IPO, AADI juga menjadi bagian dari rencana strategis PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang akan menawarkan sebanyak 7 miliar saham AADI kepada para pemegang sahamnya melalui Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS).
Langkah ini bertujuan memberikan kesempatan kepada pemegang saham ADRO untuk ikut berinvestasi di AADI dengan jadwal penawaran umum saham pada 6-10 Desember 2024.
Presiden Direktur ADRO, Garibaldi "Boy" Thohir, menjelaskan bahwa spin-off AADI dilakukan untuk meningkatkan efisiensi kinerja AADI serta memperkuat fokus pada pengembangan pilar bisnis non-batu bara termal.
Dengan pemisahan ini, AADI memiliki fleksibilitas untuk memaksimalkan potensi masing-masing lini bisnis, terutama pada bisnis hijau yang mencakup pengelolaan lahan, pengelolaan air, serta proyek-proyek energi terbarukan.
Pemisahan ini juga dinilai dapat membuka peluang AADI untuk memperoleh akses pendanaan yang lebih luas dengan biaya lebih kompetitif.
Selain itu, langkah ini memungkinkan perusahaan menjalin kemitraan strategis dengan mitra bisnis papan atas guna mempercepat pengembangan proyek hijau, sekaligus memberikan opsi investasi yang menarik bagi para investor publik.
Dengan penawaran ini, AADI mengukuhkan posisinya sebagai pemain strategis di sektor energi dan pengelolaan sumber daya, menawarkan peluang pertumbuhan yang menjanjikan melalui diversifikasi bisnis dan fokus pada keberlanjutan.
Kehadiran AADI di bursa juga memberikan pilihan investasi baru bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam transformasi hijau industri energi Indonesia.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.