KABARBURSA.COM - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengumumkan pelaksanaan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) periode I tahap II. Program ini dirancang sebagai bentuk insentif bagi karyawan dan manajemen untuk memiliki saham perusahaan.
Direktur sekaligus Corporate Secretary ARTO, Tjit Siat Fun, dalam keterbukaan informasi, menyampaikan bahwa jumlah saham yang akan ditawarkan dalam program MESOP ini mencapai 31.076.300 lembar dengan harga pelaksanaan Rp2.150 per saham.
Proses pelaksanaan program ini akan berlangsung selama 30 hari bursa, dimulai pada 2 Desember 2024 dan berakhir pada 15 Januari 2025.
Sebelumnya, ARTO telah menyelesaikan pelaksanaan tahap pertama program MESOP tahun 2024. Pada tahap ini, sebanyak 761.200 lembar saham berhasil dikonversi dengan harga pelaksanaan yang sama, yakni Rp2.150 per saham. Total dana yang terkumpul dari konversi ini mencapai Rp1,63 miliar, dengan periode pelaksanaan mulai 3 Juni hingga 16 Juli 2024.
"Berdasarkan hasil konversi MESOP tahap pertama, jumlah saham Perseroan setelah pelaksanaan meningkat menjadi 13.857.011.200 lembar," jelas Tjit Siat Fun dalam keterangan sebelumnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa setelah rampungnya tahap pertama, total opsi MESOP yang belum dikonversi namun masih berlaku berjumlah 127.588.800 lembar.
Sebelumnya, salah satu direktur ARTO Peterjan van Nieuwenhuizen resmi mengundurkan diri dari perusahaan. Hal ini diketahui setelah perseroan menerima pemberitahuan pada 22 November 2024.
“Pada 22 November 2024, perseroan menerima surat permohonan pengunduran diri Peterjan van Nieuwenhuizen sebagai Direksi Perseroan,” ungkap Tjit Siat Fun, dalam keterbukaan informasi dikutip, Selasa, 26 November 2024.
Meski begitu, Tjit Siat Fun menyampaikan jika pengunduran diri tersebut baru efektif pada 31 Desember 2024 mendatang. Dia melanjutkan tidak ada kejadian, informasi, atau fakta material yang berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha emiten setelah mundurnya Peterjan van Nieuwenhuizen.
Kini, Perseroan akan menjalankan ketentuan yang diatur di POJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik (“POJK 33/2024”), POJK No.15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat UmumPemegang Saham perusahaan Terbuka (“POJK 15/2020”).
“Dan Anggaran Dasar Perseroan untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham dan meminta persetujuan dari pemegang saham atas permohonan pengunduran diri Bapak Peterjan van Nieuwenhuizen,” pungkas Tjit Siat Fun.
Sebelumnya diberitakan, Bank Jago membukukan laba bersih sebesar Rp85,83 miliar hingga 30 September 2024, meningkat dari Rp50,29 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa, perseroan mencatat pendapatan bunga dan syariah bersih turun menjadi Rp1,07 triliun dari Rp1,20 triliun pada tahun sebelumnya.
Beban operasional lainnya tercatat menurun menjadi Rp966,04 miliar dibandingkan Rp1,14 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Laba operasional melonjak menjadi Rp111,09 miliar dari sebelumnya Rp62,73 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan naik menjadi Rp110,05 miliar dibandingkan Rp69,99 miliar di tahun lalu.
Total liabilitas tercatat naik signifikan menjadi Rp18,17 triliun per 30 September 2024, dari Rp12,76 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, total aset meningkat mencapai Rp26,84 triliun hingga 30 September 2024, naik dari Rp21,29 triliun per akhir 2023.
ARTO mengungkapkan pencapaian nasabah funding melalui Aplikasi Bank Jago yang menembus angka 11,1 juta hingga akhir kuartal III 2024.
“Termasuk nasabah lending, total pengguna Bank Jago kini mencapai 14,1 juta. Dari jumlah tersebut, lebih dari 67 persen nasabah funding Aplikasi Jago berasal dari mitra ekosistem seperti GoTo (Gojek Tokopedia) dan platform reksadana online Bibit yang terintegrasi dengan Aplikasi Jago,” ungkap Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin 28 Oktober 2024.
Arief optimis bahwa sinergi dengan ekosistem digital, yang menggabungkan inovasi dengan strategi bisnis berkelanjutan, adalah pendekatan ideal untuk memperluas bisnis Bank Jago.
Pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago selaras dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp6,9 triliun hingga akhir kuartal III-2024, naik 64 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp10,3 triliun. Sebanyak 57 persen dari DPK tersebut atau sekitar Rp9,6 triliun adalah current account and savings account (CASA), sementara 43 persen atau Rp7,3 triliun berbentuk deposito berjangka (TD).
Bank Jago juga mencatat penyaluran kredit sebesar Rp17,3 triliun hingga kuartal III-2024, meningkat 59 persen dibandingkan Rp10,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, berkat kolaborasi strategis dengan sejumlah mitra.
“Kami senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, yang terbukti dari rasio non-performing loan (NPL) gross yang sangat rendah di angka 0,2 persen,” pungkas Arief. (*)