Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Tembus Rekor di Tengah Bayangan Tarif Baru Trump

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 27 November 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Wall Street Tembus Rekor di Tengah Bayangan Tarif Baru Trump

KABARBURSA.COM - Wall Street mencapai rekor tertinggi pada Selasa, 26 November 2024, waktu Amerika meski isu tarif baru yang digagas Donald Trump memicu reaksi terbatas di pasar saham. Dilansir dari Apnews, indeks S&P 500 melonjak 0,6 persen, melampaui rekor sebelumnya yang tercipta dua pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average naik 123 poin atau 0,3 persen, mencatat rekor baru setelah kenaikan sehari sebelumnya. Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 0,6 persen, dipimpin saham-saham teknologi besar seperti Microsoft.

Pasar saham global justru cenderung tertekan setelah Trump mengumumkan rencana tarif besar-besaran terhadap Meksiko, Kanada, dan Cina. Meskipun demikian, penurunannya tidak signifikan. Indeks di Shanghai turun 0,1 persen, Hong Kong mendatar, dan indeks utama Kanada melemah kurang dari 0,1 persen.

Trump, yang kerap mendukung kebijakan tarif, kali ini menegaskan langkah tersebut sebagai strategi negosiasi. Investor tampaknya melihat ancaman tarif ini lebih sebagai manuver politik dibanding kebijakan pasti. Namun, apabila tarif tersebut diterapkan, dampaknya bisa merugikan pasar dan ekonomi global.

Ekonom dari High Frequency Economics, Carl Weinberg dan Rubeela Farooqi, memperingatkan tarif baru akan melonjakkan harga barang impor, memperburuk kondisi rumah tangga Amerika Serikat, serta menekan margin keuntungan perusahaan-perusahaan domestik.

Selain itu, risiko pembalasan dari negara-negara lain akan meningkat dan memperluas dampak negatif. Tidak seperti kebijakan tarif di masa pertama Trump, ancaman kali ini mencakup berbagai produk.

Saham General Motors dan Ford Motor masing-masing terjun 9 persen dan 2,6 persen akibat ketergantungan mereka pada impor dari Meksiko. Saham Constellation Brands, produsen bir seperti Modelo, juga anjlok 3,3 persen. Nilai peso Meksiko melemah 1,8 persen terhadap dolar AS.

Selain membebani konsumen dan perusahaan, tarif ini bisa memaksa Federal Reserve menghentikan kebijakan pemotongan suku bunga. Bank sentral baru saja menurunkan suku bunga utama untuk mendukung pasar tenaga kerja. Namun, suku bunga yang lebih rendah bisa memicu inflasi.

Menurut risalah rapat terakhir The Fed yang dirilis Selasa, kemarin, sebagian besar pejabat mengusulkan penurunan suku bunga secara bertahap. Ketidakpastian tarif juga mengaburkan prospek laporan keuangan perusahaan ritel di Amerika Serikat, yang dinilai penting untuk menjaga daya beli konsumen.

Laporan Conference Board menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen meningkat pada November, tetapi lebih rendah dari perkiraan ekonom. Saham Kohl’s anjlok 17 persen setelah kinerja kuartalan meleset dari ekspektasi analis.

CEO Tom Kingsbury menyebut penjualan pakaian dan alas kaki masih lemah. Hari sebelumnya, Kingsbury mengumumkan pengunduran dirinya yang efektif Januari mendatang, digantikan Ashley Buchanan, CEO Michaels.

Saham Best Buy turun 4,9 persen karena laporan keuangannya juga mengecewakan. Meski Dick’s Sporting Goods melampaui ekspektasi berkat penjualan perlengkapan sekolah, sahamnya tetap melemah 1,4 persen.

Namun, lebih banyak saham dalam S&P 500 yang naik daripada yang turun. Salah satu pemenang terbesar adalah J.M. Smucker, yang melonjak 5,7 persen berkat kinerja kuat merek-merek seperti Uncrustables, Meow Mix, dan Jif.

Saham teknologi besar turut menopang indeks. Amazon naik 3,2 persen, sementara Microsoft menguat 2,2 persen, menjadikan keduanya sebagai pendorong utama S&P 500.

Secara keseluruhan, S&P 500 naik 34,26 poin ke 6.021,63. Dow bertambah 123,74 poin ke 44.860,31, dan Nasdaq menguat 119,46 poin ke 19.174,30.

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury 10 tahun stabil di 4,29 persen, sedikit naik dari 4,28 persen pada Senin. Namun, angka ini masih jauh di bawah level 4,41 persen pada pekan lalu.

Sementara itu, pasar kripto mencatat penurunan setelah Bitcoin sempat menyentuh angka USD99.000 pekan lalu. Kini, nilainya merosot ke sekitar $91.000 menurut CoinDesk.

Koreksi ini mengakhiri euforia yang sempat melanda pasar kripto pasca-kemenangan Trump. Para analis Barclays Capital mencatat bahwa saham-saham perusahaan tidak menguntungkan turut terpengaruh oleh optimisme investor kecil yang berspekulasi di tengah lonjakan pasar.

Tren Meningkat

Indeks utama Wall Street sebelumnya sudah menunjukkan penguatan, sementara indeks saham kecil, Russell 2000 mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin, 25 November 2024.

Ada dua pemicu utama peningkatan indeks saham Amerika Serikat itu yakni Scott Bessent sebagai calon Menteri Keuangan AS, yang membuat imbal hasil (yield) obligasi menurun dan pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang menekan harga minyak.

Seperti dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 17,81 poin atau 0,30 persen, ditutup pada 5.987,15 poin, sementara Nasdaq Composite naik 51,50 poin atau 0,27 persen, menjadi 19.055,15. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meningkat 439,02 poin atau 0,99 persen, menjadi 44.735,53.

S&P 500 mencatat 106 level tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 352 level tertinggi baru dan 66 level terendah baru.

Di sisi lain, Russell 2000 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada level intraday 2.466,49, melampaui rekor yang tercapai tiga tahun lalu.

Saham yang naik jumlahnya melebihi yang turun dengan rasio 3,01 banding 1 di NYSE. Tercatat ada 836 level tertinggi baru dan 40 level terendah baru di NYSE. Volume di bursa AS mencapai 16,69 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.(*)