Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Aksi Borong Saham Pimpinan Direksi, Ada Apa dengan JSMR?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Aksi Borong Saham Pimpinan Direksi, Ada Apa dengan JSMR?

KABARBURSA.COM - Jajaran Direksi dan Komisari PT Jasa Marga Tbk atau JSMR, baru saja melakukan aksi borong saham perseroan. Aksi ini menjadi sorotan menarik di pasar modal dalam beberapa hari terakhir. Ada apa dengan Jasa Marga?

Biasanya, aksi borong saham yang dilakukan petinggi sebuah perusahaan, didasari oleh beberapa hal, seperti adanya kepercayaan pada prospek perusahaan. Di sini, direksi menunjukkan optimisme bahwa kinerja perusahaan akan terus membaik dan memberikan imbal hasil yang menarik di masa depan.

Aksi borong saham juga menunjukkan komitmen terhadap perusahaan. Direksi secara langsung memiliki skin in the game, yang berarti mereka lebih termotivasi untuk memastikan perusahaan beroperasi dengan baik.

Hal ini juga meningkatkan kepercayaan investor eksternal, karena langkah ini menunjukkan direksi memiliki kepentingan langsung dalam keberhasilan perusahaan.

Bisa jadi, para bos JSMR sedang memanfaatkan momentum harga saham. Jika harga saham sedang undervalued (dihargai lebih rendah dari nilai fundamentalnya), direksi dapat melihat ini sebagai peluang untuk membeli dengan harga murah, sehingga bisa mendapatkan keuntungan lebih besar saat harga saham meningkat.

Atau, aksi tersebut merupakan upaya untuk mengurangi kekhawatiran pasar, meningkatkan posisi kepemilikan saham pribadi, strategi pengelolaan pajak, dan tentunya untuk meningkatkan sentimen pasar terhadap saham perusahaan.

Dalam konteks JSMR, selain alasan investasi, aksi borong saham ini dapat diartikan sebagai sinyal keyakinan direksi terhadap prospek bisnis perusahaan, terutama di sektor infrastruktur yang masih menjadi prioritas pembangunan nasional.

Direktur Utama JSMR Subakti Syukur, secara konsisten menambah porsi kepemilikan sahamnya. Pada 21 November 2024, ia membeli 50.400 lembar saham di harga Rp4.550 per saham. Langkah ini menyusul aksi serupa pada 18–20 November 2024, ketika Subakti memborong 215.000 lembar saham di rentang harga Rp4.510–Rp4.570 per saham.

Dengan akumulasi tersebut, kepemilikan Subakti kini mencapai 793.100 lembar saham atau sekitar 0,01093 persen dari total saham beredar, meningkat dari 742.700 lembar saham sebelumnya. Konsistensi pembelian ini mencerminkan optimisme Subakti terhadap potensi pertumbuhan JSMR di masa mendatang.

Tidak hanya itu, Direktur lainnya, Pramitha Wulanjani, turut ambil bagian dalam aksi beli saham ini. Pada 21 November 2024, Pramitha membeli 100 lembar saham di harga Rp4.560 per saham, setelah sehari sebelumnya mengakumulasi 69.100 lembar saham di rentang harga Rp4.520–Rp4.560 per saham.

Kini, total kepemilikan sahamnya meningkat menjadi 289.200 lembar saham. Meskipun jumlah saham yang dibeli lebih kecil dibandingkan Subakti, langkah ini tetap menunjukkan keyakinan Pramitha terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan Jasa Marga.

Di jajaran Komisaris, aksi borong saham juga dilakukan secara signifikan. Komisaris JSMR Raja Erizman, tercatat membeli 35.000 lembar saham pada 22 November 2024 di harga Rp4.610 per saham, melanjutkan pembelian sebelumnya sebanyak 45.000 lembar saham dalam dua transaksi terpisah pada 15 dan 19 November.

Kini, total kepemilikan saham Raja Erizman mencapai 219.400 lembar saham, setara dengan 0,00302 persen dari total saham JSMR.

Hal serupa dilakukan oleh Komisaris lainnya M Roskanedi, yang menambah 83.700 lembar saham ke portofolionya pada 21 dan 22 November di rentang harga Rp4.560–Rp4.610 per saham. Dengan tambahan ini, kepemilikan Roskanedi meningkat menjadi 268.000 lembar saham atau 0,00369 persen.

Corporate Secretary JSMR Nixon Sitorus, menjelaskan bahwa seluruh transaksi ini dilakukan untuk tujuan investasi langsung. Ini menjadi sinyal positif bagi para investor, karena para petinggi perusahaan menunjukkan komitmen terhadap perusahaan melalui aksi borong saham yang konsisten.

Meski demikian, di tengah kabar ini, saham JSMR pada perdagangan 26 November 2024 ditutup melemah Rp10 di level Rp4.590 per lembar saham, setelah bergerak di rentang Rp4.580–Rp4.620 sepanjang hari. Pelemahan ini kemungkinan besar lebih dipengaruhi oleh faktor teknikal pasar daripada sentimen negatif terkait aksi beli saham.

Langkah para pemimpin JSMR ini dapat diartikan sebagai bentuk keyakinan terhadap fundamental perusahaan, terutama di tengah proyek-proyek infrastruktur besar yang terus dikerjakan.

Dalam konteks ini, aksi mereka bukan hanya memberikan dorongan moral kepada para investor, tetapi juga mencerminkan pandangan positif terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Dengan komitmen kuat dari para petingginya, Jasa Marga tampak semakin siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor infrastruktur yang strategis.

Dongkrak Laporan Keuangan?

Analisis lain dari aksi borong saham ini adalah upaya mendongkrak laporan keuangan.

Diketahui, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), sebagai salah satu emiten infrastruktur terkemuka di Indonesia, menghadapi tantangan kinerja yang menarik untuk ditelaah sepanjang Januari hingga September 2024.

Meskipun mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan sebesar 44,75 persen menjadi Rp3,30 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,97 triliun, perusahaan tetap menunjukkan pertumbuhan pada sejumlah indikator fundamental.

Dalam laporan keuangan konsolidasian yang berakhir 30 September 2024, Jasa Marga mencatat lonjakan pendapatan sebesar 44,64 persen menjadi Rp20,36 triliun dibandingkan Rp14 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan ini terutama ditopang oleh pendapatan usaha, yang mencapai Rp13,86 triliun, tumbuh 25,93 persen dibandingkan kuartal ketiga 2023. Pendapatan tol memberikan kontribusi utama sebesar Rp12,74 triliun, sedangkan pendapatan usaha lainnya menyumbang Rp1,11 triliun.

Namun, penurunan laba bersih tidak terlepas dari kontribusi laba non-cash yang berbeda signifikan dibandingkan tahun lalu.

Pada kuartal ketiga 2023, Jasa Marga mencatat laba non-cash sebesar Rp4,11 triliun yang bersumber dari kombinasi bisnis berdasarkan PSAK 22, terutama melalui konsolidasi PT Jasamarga Solo Ngawi, PT Jasamarga Semarang Batang, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono lewat akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa.

Sebaliknya, pada kuartal ketiga 2024, laba non-cash hanya mencapai Rp702,38 miliar, yang disebabkan oleh implementasi peraturan baru terkait penyusutan dan amortisasi aset.

Meskipun demikian, jika komponen laba non-cash dikesampingkan, Jasa Marga sebenarnya mencatat core profit sebesar Rp2,60 triliun, meningkat 39,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kekuatan operasional perusahaan dan komitmennya untuk terus memperbaiki kinerja.

Dari perspektif efisiensi operasional, perusahaan mencatat peningkatan EBITDA menjadi Rp 9,29 triliun, tumbuh 35,98 persen dibandingkan tahun lalu.

Dengan EBITDA Margin yang mencapai 67,04 persen, Jasa Marga menunjukkan pengelolaan biaya yang efektif meskipun harus mengoperasikan sejumlah ruas tol baru. Kesehatan finansial ini menjadi landasan kokoh bagi perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan di tengah tantangan sektor infrastruktur.

Kinerja positif ini memperlihatkan fokus Jasa Marga dalam menjaga stabilitas pendapatan dan efisiensi operasional, meskipun ada penyesuaian signifikan dalam laba bersih karena perbedaan pencatatan akuntansi.

Perusahaan tetap optimis menghadapi prospek ke depan, terutama dengan komitmen pada pengelolaan jalan tol yang efektif dan peningkatan layanan bagi pengguna. Dengan strategi yang adaptif dan fundamental yang kuat, Jasa Marga berpotensi untuk terus menjadi pemain utama dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional.

Pergerakan Saham Hari Ini

Saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan koreksi tipis pada perdagangan hari ini, Selasa, 26 November 2024, dengan penutupan di level Rp4.590, turun Rp10 atau 0,22 persen dari harga penutupan sebelumnya di Rp4.600.

Pergerakan saham ini terjadi di tengah sentimen yang beragam, termasuk aksi beli saham oleh jajaran direksi perusahaan yang masih menjadi perhatian investor.

Pada sesi perdagangan hari ini, saham JSMR sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp4.620 sebelum kembali melemah dan menyentuh level terendah Rp4.580.

Dengan volume transaksi mencapai 7.000 lot dan nilai perdagangan sekitar Rp3,3 miliar, saham JSMR mencatat harga rata-rata transaksi di Rp4.595. Rentang pergerakan yang sempit menunjukkan adanya tekanan jual yang relatif seimbang dengan minat beli pada harga-harga tertentu.

Koreksi ini terjadi setelah saham JSMR mengalami beberapa kali penguatan di pekan sebelumnya, dipicu oleh aksi korporasi berupa pembelian saham oleh sejumlah direksi dan komisaris.

Hal ini menunjukkan minat dari internal perusahaan untuk meningkatkan kepemilikan saham mereka, yang sering kali diinterpretasikan pasar sebagai tanda keyakinan terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Namun, sentimen eksternal dan fundamental perusahaan juga memberikan pengaruh pada pergerakan saham. Data kinerja keuangan Jasa Marga menunjukkan tantangan dengan penurunan laba bersih di tahun ini, meskipun pendapatan usaha dan EBITDA mencatatkan pertumbuhan yang solid.

Investor tampaknya mempertimbangkan aspek ini dalam mengambil keputusan, sehingga saham JSMR bergerak fluktuatif dalam beberapa hari terakhir.

Penurunan hari ini bisa jadi merupakan aksi ambil untung dari sebagian investor yang sebelumnya telah mengakumulasi saham pada harga lebih rendah. Namun, harga saham yang tetap berada di atas level support psikologis Rp4.580 mengindikasikan adanya minat beli yang cukup untuk menahan pelemahan lebih lanjut.

Secara keseluruhan, pergerakan saham JSMR saat ini mencerminkan kombinasi dari sentimen internal perusahaan, kinerja fundamental, dan dinamika pasar yang lebih luas. Dalam jangka pendek, investor akan terus memantau langkah strategis perusahaan dan perkembangan kinerja operasional sebagai katalis bagi pergerakan harga saham selanjutnya.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.