KABARBURSA.COM - Rabu, 27 November 2024, seluruh wilayah di Indonesia secara serentak akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Para analis berkomentar, momentum Pilkada ini dapat memberikan sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penguatan IHSG sebenarnya sudah terjadi sejak penutupan perdagangan Senin, 25 November 2024. Kemarin sore, IHSG ditutup menguat signifikan sebesar 1,65 persen atau menguat 118 poin dan membawanya le level 7.314.
Penguatan berlanjut pada pembukaan Selasa pagi, 26 November 2024, di mana IHSG semakin perkasa di level 7.335. Keperkasaan bursa Indonesia semakin nampak kala dibandingkan dengan kondisi bursa Asia yang melemah, dengan mayoritas perdagangan berada di zona merah.
Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, memprediksi bahwa penyelenggarakan Pilkada esok hari dapat memberikan benefit bagi peningkatan government spending. Tidak hanya itu, kepada Kabarbursa.com Nafan juga menyampaikan bahwa pilkada juga bisa memberikan katalis positif bagi peningkatan consumer spending.
"Pekan ini akan menjadi pekan rebound bagi IHSG. Kenaikan ini wajar, karena saat ini IHSG sudah terpantau mengalami koreksi signifikan dari 7.900 mendekati 7.100. Tetapi, potensi tersebut tidak hanya karena adanya sentimen positif pilkada, melainkan juga pergerakan indeks utama Wall Street yang menghijau," ujar pengamat pasar modal Wahyu Trilaksono, kepada Kabarbursa.com, Selasa, 26 November 2024.
Global Markets Strategist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, mengatakan hal yang sama. Menurut dia, IHSG pada pekan ini akan mengalami penguatan.
Myrdal menjelaskan, faktor utama yang berpotensi mempengaruhi IHSG adalah data-data ekonomi dan perkembangan kebijakan domestik yang tengah digodok oleh pemerintah. Apalagi dengan adanya momen window dressing atau strategi peningkatan nilai portofolio yang biasa dilakukan oleh investor.
“Kami berharap tren penguatan IHSG dapat berlanjut hingga minggu depan, bahkan hingga akhir tahun, sehingga pergerakan pasar bisa kembali positif,” harap Myrdal, diucapkannya kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 23 November 2024.
Berbeda dengan tiga analisis di atas, menurut Phintraco Securitas pergerakan IHSG sepekan ke depan masih fluktuatif. Alasannya, data ekonomi yang dirilis, baik dalam negeri maupun global, sangat minim dan tidak memberikan sentimen apapun terhadap laju IHSG.
“IHSG diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif dalam rentang 7150-7230 pada pekan ini,” tulis analisa Phintraco Sekuritas, dikutip Mimggu, 24 November 2024.
Data ekonomi domestik, relatif minim di pekan ini. Begitu pula dengan data-data ekonomi global, cukup padat lantaran adanya risalah pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed pada Rabu, 27 November 2024, waktu setempat.
Dalam FOMC ini, sejumlah petinggi the Fed memberikan petunjuk peluang kebijakan less-aggressive di 2025. Sementara, di indeks-indeks saham global, muncul keraguan bahwa pemangkasan The Fed Rate tidak dapat menghentikan rally penguatan mingguan Wall Street pada pembukaan perdagangan pekan kemarin.
Diketahui, Nasdaq menguat relatif terbatas karena pelemahan signifikan pada harga saham Alphabet (-1.7 persen) dan Nvidia (+3.2 persen).
“Ekspektasi kebijakan inward looking Presiden Donald Trump mendorong rotasi ke saham-saham yang lebih sensitif pada pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, U.S. 10-year bond yield masih cukup tinggi, di atas 4.4 persen sampai dengan Jumat, 22 November 2024,” begitu bunyi analasis Phintraco Securitas.
Kondisi eksternal tersebut dinilai memicu capital outflow dari pasar modal Indonesia. Di samping itu, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di bawah 5 persen pada kuartal III 2024 menjadi akselerasi bagi capital outflow tersebut.
Pasar juga mengkhawatirkan arah kebijakan moneter 2025 Indonesia, di mana ruang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diperkirakan lebih terbatas seiring lemahnya kondisi nilai tukar rupiah.
Selain itu, pasar domestik juga dihadapkan pada kenaikan inflasi seiring rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sebesar 12 persen. Di sisi lain, pasar juga dianggap masih mencerna efektivitas kebijakan fiskal dalam meredam potensi dampak negatif.
“Pasar yang masih mencerna efektivitas kebijakan fiskal dalam meredam potensi dampak negatif dari dua isu sebelumnya,” pungkasnya.
Seperti diprediksi di atas, bahwa Pilkada 2024 yang akan digelar esok hari, akan membawa sentimen positif bagi pergerakan pasar bursa Tanah Air.
Di sini, Mirae Asset memberikan rekomendasi sejumlah saham yang perlu diperhatikan, yaitu:
AKR Corporindo Tbk
Perusahaan yang berfokus di sektor minyak, gas, dan batu bara ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Apalagi kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) pada kuartal ketiga 2024 menunjukkan hasil yang mengecewakan dan jauh di bawah ekspektasi pasar.
Mengutip analisis Stockbit Sekuritas, Selasa, 26 November 2024, perusahaan melaporkan penurunan laba bersih yang signifikan menjadi Rp466 miliar, turun 31 persen secara tahunan (YoY), meskipun meningkat 14 persen secara kuartalan (QoQ).
Hingga akhir September 2024, laba bersih kumulatif mencapai Rp1,5 triliun, turun 14 persen YoY dan hanya memenuhi 52 persen dari target konsensus untuk tahun penuh 2024. Kinerja ini dipengaruhi oleh penurunan pendapatan dan margin operasional yang melemah.
Segmen perdagangan dan distribusi, yang menjadi kontributor utama bagi AKRA dengan menyumbang 65–75 persen dari laba sebelum pajak (PBT), justru mengalami penurunan signifikan sebesar 20 persen YoY hingga 9 bulan pertama 2024 (9M24). Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5 persen YoY akibat permasalahan izin Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) pada semester pertama, serta curah hujan tinggi yang menghambat aktivitas tambang pelanggan pada kuartal ketiga.
Turunnya permintaan dari sektor pertambangan, yang biasanya memberikan margin lebih tinggi dibandingkan sektor manufaktur dan transportasi, turut menekan margin segmen ini secara keseluruhan.
Pada segmen kawasan industri, penjualan lahan JIIPE hingga September 2024 hanya mencapai 32 hektare, setara 28 persen dari target awal sebesar 115 hektare yang telah direvisi menjadi 100 hektare.
Penurunan target ini mencerminkan lambatnya proses penjualan, meskipun volume penjualan tumbuh 8 persen YoY. Namun, laba segmen ini turun 15 persen YoY akibat penyesuaian nilai wajar piutang usaha yang disebabkan oleh jangka waktu pembayaran klien yang lebih panjang. Hal ini menambah tekanan pada kinerja keseluruhan perusahaan.
Manajemen AKRA juga mengonfirmasi bahwa tidak akan ada dividen interim tambahan untuk tahun buku 2024, berbeda dengan pola distribusi dua kali dividen interim pada tahun sebelumnya.
Dividen interim pertama sebesar Rp50 per saham telah dibayarkan pada Agustus 2024, namun kondisi keuangan dan kebutuhan belanja modal yang tinggi membuat perusahaan tidak melanjutkan kebijakan yang sama.
AKRA saat ini memprioritaskan belanja modal untuk pembangunan tank terminal di Morowali serta pengembangan kawasan industri JIIPE.
Hasil yang lemah ini mendorong manajemen untuk kembali menurunkan target laba bersih tahun 2024, dari pertumbuhan +4–7 persen YoY menjadi penurunan 14 persen YoY.
Dengan estimasi laba bersih sekitar Rp2,4 triliun, angka ini setara dengan pencapaian tahun 2022. Dalam beberapa bulan terakhir, konsensus pasar telah memangkas estimasi laba bersih AKRA sebesar 8 persen, dari Rp3 triliun menjadi Rp2,8 triliun.
Penurunan ini juga diperkirakan berdampak pada rasio pembagian dividen yang kemungkinan lebih rendah dibandingkan tahun 2023, ketika rasio mencapai 90 persen.
Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi AKRA mencerminkan tekanan operasional di segmen utama perusahaan dan hambatan dalam monetisasi aset industri. Kinerja yang lemah, baik dari sisi Perdagangan dan Distribusi maupun Kawasan Industri, menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengatasi hambatan struktural untuk dapat memperbaiki prospek pertumbuhan jangka menengah dan panjang.
Investor perlu mempertimbangkan risiko dari penurunan margin, kebutuhan capex yang tinggi, serta kemungkinan pengurangan dividen dalam membuat keputusan investasi.
Saham ASII pada perdagangan hari ini, hingga pukul 11.59 WIb, mengalami penurunan sebesar 0,48 persen. Namun, secara laporan keuangan, ASII menunjukkan peningkatan di luar ekspetasi.
Masih mengutip analisis Stockbit Securitas, ASII berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang sangat solid pada kuartal ketiga 2024, mencatatkan laba bersih sebesar Rp10 triliun, meningkat signifikan sebesar 21 persen secara tahunan (YoY) dan 19 persen secara kuartalan (QoQ).
Dengan pencapaian ini, laba bersih ASII selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp25,9 triliun, tumbuh 1 persen YoY, dan berhasil melampaui ekspektasi pasar karena telah mencapai 84 persen dari estimasi laba bersih konsensus untuk tahun 2024.
Kinerja yang mengesankan ini didukung oleh sejumlah faktor, termasuk keuntungan kurs dan pendapatan lainnya, yang secara total mencapai Rp1,7 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu dan kuartal sebelumnya.
Namun, keberhasilan ASII tidak semata-mata bertumpu pada faktor non-operasional ini. Dari sisi operasional, laba usaha tercatat meningkat menjadi Rp10,9 triliun pada kuartal ketiga, tumbuh 12 persen YoY dan 2 persen QoQ, sehingga laba usaha selama sembilan bulan pertama mencapai Rp31,8 triliun, meskipun turun tipis 2 persen YoY.
Pencapaian ini setara dengan 80 persen dari estimasi konsensus untuk tahun 2024, mencerminkan fundamental bisnis yang kuat.
Salah satu pilar utama kinerja ASII adalah anak usahanya, United Tractors (UNTR), yang mencatatkan laba usaha sebesar Rp7,1 triliun pada kuartal ketiga, naik 29 persen YoY meskipun stagnan secara QoQ.
Selama sembilan bulan pertama, laba usaha UNTR mencapai Rp20,9 triliun, sedikit menurun 2 persen YoY. Penurunan harga batu bara secara tahunan tidak menghalangi kinerja UNTR, yang tetap solid berkat kontribusi positif dari sub-segmen kontraktor tambang (Pamapersada), serta aktivitas pertambangan batu bara dan emas, meskipun terjadi penurunan penjualan alat berat.
Di sisi lain, segmen jasa keuangan ASII juga mencatatkan kinerja yang mengesankan dengan laba usaha mencapai Rp2,2 triliun pada kuartal ketiga, tumbuh 5 persen YoY dan 1 persen QoQ.
Selama sembilan bulan pertama, segmen ini tumbuh 10 persen YoY menjadi Rp6,6 triliun, didorong oleh peningkatan pembiayaan konsumen sebesar 9 persen YoY, terutama di sektor pembiayaan motor.
Pertumbuhan segmen motor terlihat dari laba bersih Astra Honda Motor (AHM) yang naik signifikan menjadi Rp3 triliun pada kuartal ketiga, meningkat 17 persen YoY dan 24 persen QoQ, berkat lonjakan volume penjualan motor yang mencatatkan pertumbuhan serupa.
Kontribusi positif dari AHM juga berdampak pada peningkatan laba dari entitas asosiasi dan joint ventures ASII, yang mencapai Rp2,7 triliun, naik 4 persen YoY dan 15 persen QoQ. Sementara itu, kinerja segmen mobil lebih lemah akibat penurunan volume penjualan.
Dengan pencapaian ini, ASII tidak hanya berhasil mengatasi tantangan di beberapa segmen bisnis, tetapi juga menunjukkan bahwa strategi diversifikasi bisnis yang dijalankan perusahaan mampu menjaga stabilitas dan pertumbuhan.
Kinerja kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi pasar ini diperkirakan akan memicu revisi ke atas terhadap estimasi laba bersih ASII untuk tahun penuh 2024, terutama dari segmen UNTR yang terus menunjukkan ketangguhannya.
Dengan momentum positif ini, diharapkan pasar akan memberikan respons yang signifikan terhadap saham ASII, mencerminkan optimisme atas prospek jangka pendek maupun panjang perusahaan.
"Saham lainnya yang akan tersengat adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BUKA, dan GOTO," tutup Mirae Asset.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.