Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bitcoin Anjlok di Bawah USD93.000, Gagal Capai USD100.000

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 November 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Bitcoin Anjlok di Bawah USD93.000, Gagal Capai USD100.000

KABARBURSA.COM - Perjalanan Bitcoin menuju level psikologis USD100.000 menghadapi hambatan setelah aksi jual masif mendorong harga turun ke bawah USD93.000.

Seperti dikutip dari CoinTelegraph, Likuidasi besar-besaran menimpa pedagang margin yang mengambil posisi beli (long), dengan total likuidasi di seluruh pasar crypto mencapai USD 337,6 juta dalam 24 jam terakhir.

Data dari volume perdagangan di berbagai bursa utama menunjukkan bahwa tekanan jual terbesar terjadi di platform yang menawarkan perdagangan kontrak berjangka (perpetual futures). Aksi jual ini tidak hanya dipicu oleh likuidasi posisi long, tetapi juga oleh aksi jual dari pemegang Bitcoin jangka panjang (LTH).

Menurut analisis Glassnode, kelompok pemegang Bitcoin jangka panjang dengan periode kepemilikan 6 hingga 12 bulan menjadi salah satu penyebab utama aksi jual ini. Mereka memanfaatkan kenaikan harga Bitcoin dari USD74.000 ke USD99.000 untuk merealisasikan keuntungan besar, dengan biaya rata-rata sekitar 71 persen lebih rendah dari harga pasar saat ini (USD57.900).

“Dengan kenaikan harga Bitcoin dari USD74.000 ke USD99.000, mereka memanfaatkan momentum ini untuk mengambil keuntungan besar,” ujar analis Glassnode.

Pasar crypto, seperti halnya pasar keuangan lainnya, selalu bergantung pada keseimbangan antara pembeli dan penjual. Namun, aksi harga saat ini menunjukkan adanya perubahan sentimen, dari dominasi posisi beli (long) ke posisi jual (short).

Penurunan harga Bitcoin yang mendekati USD90.000 mendorong pembukaan lebih banyak posisi short, yang turut mengerek tingkat pendanaan (funding rate) Bitcoin dari 0,019 menjadi 0,04.

Data peta likuidasi menunjukkan bahwa jika harga Bitcoin terus turun di bawah USD94.000, ini dapat memicu gelombang likuidasi berikutnya hingga mencapai USD90.000. Beberapa pedagang bahkan menyatakan kesediaannya untuk membeli di kisaran harga tersebut, melihat peluang saat harga mencapai titik itu.

Gelembung Global Bitcoin

Lonjakan nilai Bitcoin akhir-akhir ini telah dibandingkan dengan gelembung tulip terkenal di Amsterdam pada tahun 1630-an. Seorang analis mengungkapkan bahwa Bitcoin, yang diperdagangkan 24 jam sehari di seluruh dunia, lebih tepat disebut sebagai "gelembung global" daripada gelembung lokal seperti tulip.

Meskipun prospek Bitcoin masih penuh ketidakpastian, pasokan yang terbatas—hanya 21 juta koin dengan 1,1 juta koin yang tersisa untuk ditambang—menjadikan Bitcoin daya tarik yang besar bagi para investor.

Sejak awal 2023, harga Bitcoin sudah naik hampir tujuh kali lipat, sepuluh kali lipat sejak pertengahan 2020, dan seratus kali lipat sejak awal 2017. Sebagai perbandingan, harga emas, yang tidak terbatas dalam pasokannya, hanya naik sekitar 20 kali lipat pada tahun 1970-an setelah Amerika Serikat meninggalkan standar emas, dan hampir sepuluh kali lipat sejak tahun 2002.

Dengan perkembangan seperti ini, beberapa analis percaya bahwa Bitcoin bisa terus meroket hingga "ke Bulan, ke Mars, dan bahkan tak terhingga."

Permintaan global terhadap Bitcoin semakin meningkat, didorong oleh dukungan dari tokoh-tokoh terkenal, seperti mantan Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini menyatakan dukungannya terhadap Bitcoin. Hal ini semakin memperkuat kenaikan harga Bitcoin.

Salah satu strategi yang menonjol adalah yang dilakukan oleh MicroStrategy, sebuah perusahaan yang telah mengakumulasi lebih dari 331.000 Bitcoin dan terus mendanai pembelian Bitcoin mereka melalui penerbitan saham dan utang.

Meskipun strategi ini membantu menaikkan harga Bitcoin dan saham MicroStrategy, ada kekhawatiran tentang keberlanjutan strategi ini jika harga Bitcoin akhirnya stabil atau turun. Analis menggambarkan strategi ini seperti "roket kemakmuran abadi" yang terus meluncur tanpa henti.

Setiap kali harga Bitcoin naik, perusahaan mengumpulkan lebih banyak dana untuk membeli lebih banyak Bitcoin, yang selanjutnya meningkatkan harga Bitcoin dan saham perusahaan—dan seterusnya, tanpa akhir.

Secara keseluruhan, meski Bitcoin menarik perhatian dan memikat banyak investor, banyak yang bertanya-tanya apakah ini adalah gelembung yang akan pecah atau apakah Bitcoin benar-benar memiliki potensi untuk terus berkembang di masa depan.

Analis Peringatkan Bitcoin Bisa Turun Lebih Dalam

Seorang analis terkenal yang sebelumnya meramalkan jatuhnya pasar kripto pada 2022, memperingatkan bahwa harga Bitcoin (BTC) bisa turun mendadak ke level yang lebih rendah kapan saja.

Capo, yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut di Telegram, mencatat bahwa optimisme yang berlebihan di kalangan investor ritel dan kepemilikan 208.109 BTC oleh pemerintah AS bisa menekan harga Bitcoin lebih jauh.

Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara penguatan dolar AS dan kinerja buruk banyak altcoin, yang menguji level resistensi penting di pasar.

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan sekitar USD98.994, dengan peringatan bahwa pasar dapat berbalik arah setiap saat.

Capo menyarankan agar pedagang terus memantau perkembangan terbaru untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana. (*)