Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Menguat, Investor Beralih ke Sektor Siklis

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Wall Street Menguat, Investor Beralih ke Sektor Siklis

KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Jumat, 22 November 2024, dengan investor mulai mengalihkan perhatian mereka dari saham teknologi ke saham siklis yang lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi, seperti sektor industri dan konsumen.

Kenaikan ini tercermin pada lonjakan indeks utama, di mana Dow Jones Industrial Average mencatatkan rekor tertinggi baru, mencapai 44.296,51, atau melonjak sebesar 0,97 persen, sekaligus memperpanjang sesi positifnya menjadi tiga hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 juga turut menguat, naik 0,35 persen menjadi 5.969,34, mencatatkan kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut. Sementara itu, Nasdaq Composite yang didominasi saham-saham teknologi, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dua indeks lainnya, masih mencatatkan kenaikan sebesar 0,16 persen dan berakhir pada level 19.003,65.

Namun, keuntungan pasar saham pada hari tersebut agak terbatas akibat penurunan harga saham dua perusahaan besar teknologi, Nvidia dan Alphabet.

Saham Nvidia turun 3,2 persen, sementara Alphabet mengalami penurunan 1,7 persen.

Meskipun demikian, tren positif bursa Wall Street tetap berlanjut, mencatatkan kenaikan yang solid sepanjang pekan.

Dalam rentang waktu sepekan (18 - 22 November), indeks Dow Jones tercatat mengalami kenaikan sebesar 2 persen, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing mencatatkan peningkatan 1,7 persen. Kenaikan ini menunjukkan adanya rebound yang signifikan setelah Wall Street sempat mengalami stagnasi pasca-pemilu, di mana reli yang dipicu oleh hasil pemilu sempat terhenti beberapa waktu lalu.

Tren penguatan pasar ini, menurut analis, terutama dipicu oleh peralihan fokus investor dari saham-saham teknologi yang selama ini menjadi primadona ke saham-saham yang lebih sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Sektor industri dan consumer discretionary atau barang konsumsi non-esensial, menjadi pendorong utama kenaikan di S&P 500. Di sisi lain, sektor komunikasi, yang selama ini menjadi andalan banyak investor, mencatatkan kinerja terburuk pada pekan tersebut.

Sektor consumer discretionary mencakup perusahaan yang bergerak di bidang produk kebutuhan sekunder atau tersier, seperti restoran cepat saji, layanan hiburan, serta industri kendaraan dan suku cadang. Kenaikan saham-saham di sektor ini menunjukkan bahwa investor mulai mengalihkan perhatian mereka pada sektor-sektor yang lebih mendukung konsumsi dan belanja masyarakat yang lebih luas.

Saham Kecil Tunjukkan Kekuatan

Di tengah kecenderungan untuk beralih ke saham siklis, saham dengan kapitalisasi pasar kecil juga menunjukkan kekuatan yang signifikan. Indeks Russell 2000, yang melacak kinerja saham-saham berkapitalisasi kecil, naik sebesar 1,8 persen pada hari Jumat, 22 November 2024 dan mencatatkan kenaikan 4,5 persen sepanjang pekan tersebut. Ini menunjukkan adanya minat yang lebih besar terhadap saham perusahaan dengan ukuran lebih kecil, yang seringkali lebih sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi domestik.

Dalam hal ini, kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall menyampaikan bahwa fenomena ini adalah bagian dari siklus tahunan yang sering terjadi setelah pemilu, di mana pasar saham mengalami year-end rally atau reli akhir tahun.

Stovall mengungkapkan bahwa investor kini mulai menjauhi saham-saham dengan kapitalisasi besar di sektor teknologi dan komunikasi, yang sebelumnya menjadi favorit. Sebagai gantinya, mereka beralih ke saham-saham di sektor siklis, seperti consumer discretionary, industri, keuangan, serta saham dengan kapitalisasi menengah dan kecil yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar di masa depan.

Bitcoin Mendekati Ambang Psikologis 100 Ribu Dolar AS

Di luar pasar saham, pasar mata uang kripto juga mengalami perkembangan yang signifikan. Harga Bitcoin terus menguat dan mendekati level psikologis penting, yaitu USD100.000 per unit. Kenaikan harga Bitcoin ini menjadi perhatian para pelaku pasar, terutama karena volatilitas yang tinggi dan minat yang semakin berkembang terhadap aset kripto sebagai alternatif investasi.

Namun, meskipun Bitcoin menunjukkan potensi penguatan yang luar biasa, masih ada kekhawatiran tentang dampak jangka panjangnya terhadap pasar keuangan tradisional.

Beberapa analis menilai bahwa lonjakan harga Bitcoin dapat menjadi indikasi pergeseran pola investasi, namun juga membawa risiko tinggi bagi para investor yang kurang berpengalaman.

Secara keseluruhan, optimisme investor terlihat jelas di pasar saham AS, meskipun ada sejumlah faktor ketidakpastian yang masih menyelimuti, seperti potensi gejolak ekonomi global, kebijakan moneter dari Bank Sentral AS, dan perkembangan terkait ketegangan geopolitik di beberapa wilayah dunia. Meskipun sektor teknologi mengalami sedikit penurunan, sektor-sektor lain yang lebih terhubung dengan perekonomian domestik AS, seperti industri dan konsumsi, menjadi pendorong utama kekuatan pasar saat ini.

Menurut Stovall, fenomena ini menggambarkan bagaimana pasar saham S&P 500, yang meliputi berbagai ukuran dan sektor, tetap menunjukkan kenaikan harga yang luas dan kuat.

Dengan demikian, tren kenaikan bursa saham ini diharapkan dapat terus berlanjut, meskipun pelaku pasar tetap harus waspada terhadap potensi risiko yang dapat muncul akibat ketidakpastian ekonomi global.

Dengan semua dinamika ini, investor perlu lebih selektif dalam memilih saham yang dapat memberikan keuntungan di tengah volatilitas pasar yang terus meningkat. Tren peralihan sektor yang terjadi saat ini bisa menjadi indikasi perubahan arah investasi yang lebih berfokus pada saham-saham siklis, yang dianggap lebih menguntungkan di masa mendatang. (*)