KABARBURSA.COM - Harga emas terus menunjukkan penguatan, mencatat kenaikan selama empat hari berturut-turut hingga Kamis, 21 November 2024 waktu setempat atau Jumat, 22 November 2024 dinihari WIB.
Dalam seminggu terakhir, harga emas melonjak hingga 4 persen, didorong oleh lonjakan permintaan aset aman di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan proyeksi pendapatan yang mengecewakan dari raksasa teknologi Nvidia.
Harga emas spot naik 0,8 persen menjadi USD2.670,49 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,9 persen di USD2.674,90 per ons.
Lonjakan ini menjadi performa mingguan terbaik sejak April 2024, yang memberikan sinyal kuat bahwa emas tetap menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian global.
"Faktor geopolitik, terutama meningkatnya ketegangan konflik Rusia-Ukraina, menjadi pendorong utama dalam pasar emas beberapa hari terakhir," ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Konflik yang semakin intens di Ukraina, ditambah eskalasi ketegangan di Timur Tengah, memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Memang, sejak konflik Timur Tengah pecah pada Oktober lalu, harga emas beberapa kali mencatatkan rekor baru. Sekali lagi, ini mencerminkan peran emas sebagai aset aman dalam krisis global.
Ketegangan meningkat setelah Amerika Serikat memveto resolusi gencatan senjata PBB di Gaza. Sementara, konflik Rusia-Ukraina terus memanas, menambah tekanan pada pasar global.
"Premi risiko geopolitik tetap tinggi, membuat daya tarik emas bertahan," tambah Meger.
Kondisi ini pada akhirnya memberikan momentum bagi logam mulia untuk terus mencatatkan kenaikan signifikan.
Sementara itu, proyeksi pendapatan Nvidia yang mengecewakan juga menjadi katalis pendukung kenaikan harga emas. Saham Nvidia mengalami volatilitas meskipun melaporkan pendapatan yang kuat.
Kondisi ini menciptakan sentimen risk-off di pasar ekuitas yang pada akhirnya mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas.
"Investor tidak hanya mencari aset aman tetapi juga mempertimbangkan stabilitas jangka panjang di tengah volatilitas pasar teknologi," ujar analis Kitco Metals Jim Wyckoff.
Menurut Wyckoff, target kenaikan emas berikutnya adalah menembus level resistensi kuat di USD2.700 per ons. Namun, arah pasar emas juga akan bergantung pada kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Survei Reuters menunjukkan bahwa sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember besok. Meski demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga menurun tajam, dari 82,5 persen minggu lalu menjadi 56 persen saat ini.
Selain itu, investor memantau komentar dari sejumlah pejabat The Fed yang dijadwalkan berbicara minggu ini. Keputusan The Fed akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas di masa mendatang.
Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan beragam. Harga perak turun tipis 0,1 persen menjadi USD30,85 per ons, sedangkan platinum naik 0,5 persen menjadi USD965,75 per ons, dan paladium melonjak 1,5 persen ke USD1.036,13 per ons.
Kenaikan harga emas selama empat hari berturut-turut mencerminkan peran emas sebagai aset aman yang solid di tengah ketidakpastian global. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar teknologi, emas tetap menjadi pilihan utama investor.
Dalam waktu dekat, pasar akan terus memantau perkembangan geopolitik dan kebijakan moneter The Fed yang dapat memengaruhi arah harga emas. Jika resistensi di USD2.700 per ons berhasil ditembus, emas berpotensi mencatat rekor baru, menegaskan posisinya sebagai aset lindung nilai yang andal.
Harga emas kemarin mencatatkan penguatan untuk sesi ketiga berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam satu minggu. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap logam mulia sebagai aset safe haven.
Pada Rabu, 20 November 2024 waktu setempat atau Kamis, 21 November 2024 dinihari WIB, harga emas spot naik 0,6 persen menjadi USD2.647,43 per ons, sementara emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,8 persen menjadi USD2.651,70 per ons.
Harga Logam sayangnya menunjukkan pelemahan. Perak turun 0,9 persen menjadi USD30,92 per ons, sementara platinum dan paladium masing-masing merosot 1,8 persen ke USD956,87 dan USD1.016,73 per ons.
Lonjakan harga emas dalam beberapa hari terakhir mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian geopolitik dan perubahan ekspektasi kebijakan moneter.
Meskipun penguatan dolar menjadi tantangan, faktor fundamental seperti risiko geopolitik dan kebutuhan lindung nilai terhadap inflasi diperkirakan akan mendukung harga emas dalam jangka panjang.(*)