Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wacana Penurunan Harga Tiket Pesawat, GIAA Mampu Bertahan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 November 2024 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
Wacana Penurunan Harga Tiket Pesawat, GIAA Mampu Bertahan?

KABARBURSA.COM - Wacana pemerintah menurunkan harga tiket pesawat diprediksi menekan kinerja keuangan maskapai penerbangan khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI), menilai bahwa Garuda Indonesia akan kesulitan mengelola performa profitabilitas jangka pendek hingga panjang.

Alasannya, meskipun penurunan harga tiket berpotensi menaikkan jumlah volume penumpang pesawat, perusahaan pelat merah bidang transportasi udara mungkin sulit menekan biaya operasional penerbangan. Terlebih, bagi Garuda Indonesia, akan sulit menyaingi maskapai lain di sektornya.

“Karena Garuda Indonesia sering mengalami masalah keuangan, salah satunya karena pengeluaran yang terus membengkak sementara pendapatan tak mampu menutupinya,” ujar Liza dalam Capital Market Forum bertajuk “Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih?” di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.

Di sisi lain, pemerintah berharap beban operasional para maskapai penerbangan berkurang setelah harga tiket pesawat jauh lebih murah. Namun ini menjadi catatan serius bagi Garuda Indonesia, sebut Liza, untuk memerhatikan secara serius perbaikan manajerial emiten berkode saham GIAA itu.

"Maskapai perlu melakukan restrukturisasi yang serius untuk memangkas biaya-biaya yang tidak efisien dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil bisa mendukung profitabilitas jangka panjang," jelasnya.

Liza menambahkan bahwa kebijakan ini akan mempengaruhi margin keuntungan maskapai, dan untuk dapat bertahan, Garuda Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan antara harga tiket yang kompetitif dengan efisiensi biaya operasional yang optimal.

"Penting bagi manajemen Garuda untuk mencari solusi yang tepat agar maskapai ini dapat lebih efisien, lebih kompetitif, dan akhirnya lebih profitable," tutur Liza.

Dari lantai pasar modal, kata Liza, Bursa Efek Indonesia (BEI) kerap mensuspensi saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lantaran menghadapi masalah keuangan serius, salah satunya terkait pelunasan utang. GIAA pun menghadapi masalah serupa sehingga rentan di mata para investor.

"Ketika sebuah BUMN besar seperti Garuda mengalami suspensi, ini bukan hanya merugikan investor, tetapi juga mencoreng citra perusahaan dan pemerintah," ungkapnya.

Prabowo Perintahkan Dirut Garuda Indonesia

Garuda Indonesia telah resmi menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama (Dirut) yang baru. Wamildan mengungkapkan bahwa salah satu arahan penting yang diterimanya dari Presiden Prabowo Subianto adalah untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Kata Wamildan, meski belum ada instruksi spesifik terkait mekanisme penurunan harga, Presiden telah memberikan arahan tegas agar harga tiket pesawat dapat disesuaikan agar lebih terjangkau bagi masyarakat.

“Belum ada instruksi khusus terkait tiket pesawat, tetapi sudah ada instruksi dari Pak Prabowo bahwa harga tiket harus turun, dan kami akan melaksanakan itu,” kata Wamildan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Banten, Jumat, 15 November 2024 kemarin.

Sebagai maskapai milik negara yang berada di bawah Kementerian BUMN, Garuda Indonesia berkomitmen untuk menjalankan arahan dari Presiden Prabowo tersebut. Wamildan menegaskan bahwa perusahaan akan melakukan penyesuaian harga tiket pesawat dalam waktu dekat, dengan memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan tingginya harga tiket saat ini.

“Pak Presiden sudah memerintahkan untuk melaksanakan penyesuaian harga tiket pesawat dan kami selaku maskapai dan juga bagian dari kementerian BUMN, akan melaksanakan instruksi tersebut,” ujar Wamildan.

Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat

Untuk memantau dan menilai penyebab tingginya harga tiket pesawat, Garuda Indonesia akan bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait melalui Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat. Melalui satgas ini, Garuda Indonesia berharap dapat menemukan solusi yang tepat guna menurunkan harga tiket tanpa mengganggu kelangsungan operasional maskapai.

“Melalui Satgas ini, kami akan mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat tinggi, dan kami akan melakukan review satu per satu bersama kementerian/lembaga terkait,” jelas Wamildan.

Wamildan juga menyatakan bahwa target utama dari proses penurunan harga tiket pesawat ini adalah untuk mencapai hasil sebelum periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tiba. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang merencanakan perjalanan udara selama masa liburan tersebut.

“Harapannya, sebelum libur Nataru sudah ada hasil yang bisa ditindaklanjuti untuk menurunkan harga tiket pesawat,” tambah Wamildan, dalam keterangannya. (*)