Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bursa Asia Terguncang, Bitcoin dan Dolar Melonjak

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 November 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Bursa Asia Terguncang, Bitcoin dan Dolar Melonjak

KABARBURSA.COM - Bursa Asia melemah pada Kamis, 21 November 2024, setelah Nvidia—perusahaan AI terkemuka—mengecewakan investor dengan proyeksi pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi. Sementara itu, dolar menguat dan Bitcoin mencetak rekor baru di tengah ekspektasi kebijakan pro-pertumbuhan dari Presiden AS terpilih, Donald Trump.

Gejolak geopolitik menyusul eskalasi konflik di Ukraina awal pekan ini mendorong lonjakan aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah. Dilansir dari Reuters, Saham Nvidia, yang sebelumnya diproyeksikan mencetak pertumbuhan pendapatan luar biasa, anjlok setelah mencatat pertumbuhan pendapatan terendah dalam tujuh kuartal. Nasdaq futures turun 0,47 persen, sedangkan S&P 500 futures melemah 0,3 persen.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,23 persen, dengan saham Taiwan yang berbasis teknologi melemah 0,5 persen. Nikkei Jepang merosot 0,7 persen.

Kepala Riset K2 Asset Management di Melbourne, George Boubouras, menyebut reaksi pasar terhadap laporan pendapatan Nvidia dipengaruhi oleh ekspektasi tinggi pasar. “Meskipun mereka menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang impresif, pasar tampaknya menginginkan lebih,” jelasnya.

Kepala Strategi Investasi Saxo, Charu Chanana, menilai pendapatan Nvidia menjadi indikasi momentum AI yang terus berlanjut, meski kendala pasokan menjadi tantangan utama dibandingkan permintaan. “Tren struktural AI diperkirakan akan terus menjadi pendorong utama ekuitas tahun depan,” ujarnya.

Pasar Asia Masih Tertekan

Saham China dibuka sedikit lebih rendah, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,22 persen. Pasar Hong Kong tetap dalam kondisi sideways meskipun beberapa dana global mulai mengikuti aliran dana domestik ke segmen pasar yang terlindung dari tarif.

Di tempat lain, perhatian investor juga tertuju pada Adani Group di India. Konglomerat ini tengah menghadapi tekanan setelah jaksa AS mengumumkan Gautam Adani, ketua grup, didakwa di New York atas dugaan skema suap dan penipuan bernilai miliaran dolar. Harga obligasi dolar perusahaan Adani jatuh tajam pada awal perdagangan Asia Kamis pagi.

Dolar dan Bitcoin Melesat

Dolar terus menguat sejak pemilu AS awal November. Kebijakan tarif yang direncanakan pemerintahan Trump diperkirakan akan mendorong inflasi dan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, berada di 106,56, mendekati level tertinggi satu tahun di 107,07 yang dicapai pekan lalu. Indeks ini telah naik lebih dari 2 persen sejak 5 November.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat penurunan suku bunga turut mendukung penguatan dolar. Peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan kini berada di 56 persen, turun dari 82,5 persen pekan lalu, menurut CME’s FedWatch Tool.

Kenaikan dolar juga mendorong yen Jepang ke wilayah intervensi, memicu peringatan verbal dari pejabat pemerintah Jepang. Pada Kamis hari ini, yen menguat tipis di level 155,04 per dolar.

Sementara itu, Bitcoin melonjak seiring ekspektasi bahwa pemerintahan Trump akan melonggarkan regulasi dan bersikap ramah terhadap kripto. Mata uang kripto terbesar di dunia ini mencapai rekor USD95.040 pada perdagangan awal dan terakhir berada di USD94.787.

Komoditas Menguat di Tengah Ketegangan Geopolitik

Harga minyak naik di tengah kekhawatiran pasokan akibat ketegangan geopolitik dari perang Rusia-Ukraina. Brent crude untuk pengiriman Januari naik 0,5 persen ke USD73,17 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 0,5 persen ke USD69,11 per barel.

Harga emas mencatat kenaikan empat sesi berturut-turut, didukung permintaan aset safe haven. Emas spot naik 0,15 persen ke USD2.654 per ons.

IHSG Melemah Tipis 0,07 Persen

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 4 poin atau menurun 0,07 persen di level 7,175 pada pembukaan perdagangan Kamis, 21 November 2024. Mengutip data perdagangan Stockbit, saham-saham yang berada di lima besar top gainer yakni JSPT (+19,92 persen), ISAP (+11,11 persen), MENN (+10,00 persen), BPTR (+9,20 persen), PNSE (+9,17 persen).

Sementara saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam ialah HAJJ (-9,38), SOUL (-8,89 persen), PMJS (-8,33 persen), SULI (-8,24 persen), dan VINS (-7,89 persen).

Adapun Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan pergerakan IHSG masih akan diperdagangkan mixed dan menguat dengan support pada level 7,135 dan resistance pada level 7,240.

“Pasar akan mencermati data neraca transaksi berjalan Indonesia yang diperkirakan mencatatkan deficit sebesar USD1.5 miliar,” tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.

Secara teknikal, tulis Reliance, IHSG masih menguji level MA 5, sementara indicator stochastic mulai membentuk golden cross yang menjadi sinyal awal untuk reversal. Reliance menuliskan terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu MDKA, RAJA, MEDC, dan AMMN.(*)