Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

INDY Bidik Revenue dari Nonbatu Bara Capai 50 Persen, Kapan?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 21 November 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
INDY Bidik Revenue dari Nonbatu Bara Capai 50 Persen, Kapan?

KABARBURSA.COM - Emiten Arsjad Rasjid, PT Indika Energy Tbk (INDY) menyampaikan porsi target pendapatan atau revenue dari bisnis nonbatu bara empat tahun mendatang atau pada 2028 mencapai 50 persen.

Dalam pernyataan resminya, Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand mengatakan bahwa saat ini segmen batu bara memiliki kontribusi sebesar 87 persen terhadap total pendapatan INDY, sedangkan bisnis nonbatu bara hanya 13 persen.

"Salah sumber pendapatan utama di masa depan adalah tambang emas Awakmas yang sedang dikembangkan oleh PT Masmindo Dwi Area di Sulawesi Selatan," imbuh Azis, dikutip Kamis, 21 November 2024.

Ia menambahkan, tambang tersebut baru dapat berproduksi mulai semester II tahun 2026.

Untuk diketahui, Awakmas, yang berlokasi sekitar 370 km dari Makassar, memiliki sumber daya potensial sebesar 2,29 juta ons dengan cadangan emas 1,45 juta ons dan kandungan emas sekitar 1,33 g/t.

Proyek ini diawali dengan akuisisi tambang emas tersebut secara bertahap sejak Desember 2018 dan telah dimiliki penuh oleh perusahaan sejak Oktober 2021.

Saat ini, proyek Awakmas memasuki tahap pengembangan yang meliputi pembebasan lahan seluas 1.400 hektar dan pembangunan infrastruktur serta fasilitas secara bertahap.

Dengan total konsesi sebesar 14.390 hektar, proyek ini memiliki potensi besar untuk menghasilkan output produksi hingga 100.000 ons emas per tahun, dengan produksi pertama diperkirakan akan dimulai pada paruh kedua tahun 2026.

Untuk mendukung pengembangan proyek Awakmas, perusahaan telah mendapatkan pendanaan sebesar USD250 juta dari konsorsium bank, yang melibatkan Bank Mandiri, BNI, UOB, DBS, dan KB Bukopin.

"Hingga September 2024, perusahaan telah menginvestasikan sekitar USD238,9 juta dari total investasi yang diperkirakan mencapai USD429 juta hingga tahun 2026," tutur Azis.

Investasi ini akan digunakan untuk menyelesaikan berbagai tahap pembangunan dan persiapan operasional, termasuk fasilitas pengolahan dan transportasi, yang akan mendukung kapasitas produksi emas yang lebih besar di masa depan.

Untuk mencapai target strategis tersebut, Direktur INDY Retina Rosabai mengakui bahwa sasaran ini cukup menantang. "Ekspansi yang kami lakukan di nonbatu bara sebanyak 80 persen belum menghasilkan. Jadi yang menhasilkan itu masih sangat sedikit," ujarnya.

Dari penjelasannya, Retina menekankan bahwa pendapatan Kideco yang masih menjadi tulang punggung Indika Energy. Perusahaan ini menyumbang 77 persen dari total pendapatan sepanjang Januari hingga September 2024.

INDY mendapat 1 persen pendapatan berasal dari PT Multi Tambangraya Utama, yang telah diinvestasikan sejak awal tahun 2024, sedangkan yang lainnya, sebanyak 7 persen dari coal trading, 9 persen dari Tripatra, 2 persen dari Interport, 3 persen dari Interport-Cotrans, dan 2 persen dari sumber pendapatan lainnya.

"Perseroan berharap diversifikasi sektor nonbatu bara dapat mengurangi ketergantungan pada bisnis inti saat ini sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan baru masa mendatang," tegas Retina.

Kinerja Keuangan INDY

Sebagai informasi, PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan laba bersih sebesar USD 21,01 juta pada semester pertama 2024, mengalami penurunan sebesar 76,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan kinerja pendapatan yang hanya mencapai USD 1,19 miliar, turun sebesar 28,7 persen yoy, dibandingkan dengan pendapatan pada semester yang sama tahun lalu yang mencapai USD 1,67 miliar.

Selain itu, penurunan laba bersih INDY pada semester pertama 2024 juga disebabkan oleh penurunan bagian laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama, yang hanya sebesar USD 9,58 juta. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, bagian laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat mencapai USD 15,25 juta.

Pendapatan investasi INDY pada periode ini juga turun 14,9 persen yoy menjadi USD 9,51 juta, sementara beban keuangan perusahaan meningkat sebesar 10,7 persen yoy menjadi USD 45,29 juta.

Sektor bisnis sumber daya energi masih menjadi penyumbang utama pendapatan INDY selama semester pertama 2024, dengan total pendapatan sebesar USD 1,06 miliar. Di sisi lain, pendapatan dari jasa energi tercatat sebesar USD 93,04 juta, sementara sektor logistik dan infrastruktur menyumbang USD 19,34 juta.

Selain dari bisnis energi, INDY juga memperoleh pendapatan dari bisnis mineral sebesar USD 2,46 juta, bisnis hijau sebesar USD 10,75 juta, ventura digital sebesar USD 4,35 juta, serta pendapatan lain-lain sebesar USD 7,59 juta.

Performa Saham INDY Hari ini

Pada perdagangan hari ini, Kamis, 21 November 2024, saham INDY tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen, dengan harga terakhir berada di Rp1.415 per lembar. Harga pembukaan pada sesi pagi ini dimulai di level Rp1.395, dan harga tertinggi yang tercatat mencapai Rp1.440. Volume transaksi tercatat sebanyak 928.700 lot, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,1 miliar.

Pergerakan harga saham INDY pada hari ini didorong oleh sejumlah faktor, meskipun ada sedikit fluktuasi. Pada saat yang sama, rata-rata volume harian tercatat sekitar 17 juta saham, menunjukkan minat pasar yang stabil terhadap saham ini. Dengan batas pergerakan harga, saham INDY memiliki Auto Rejection Atas (ARA) di Rp1.740 dan Auto Rejection Bawah (ARB) di Rp1.050.

Performa saham INDY mencerminkan optimisme pasar yang cukup positif, meskipun beberapa periode sebelumnya menunjukkan penurunan. Namun, hari ini menunjukkan sentimen yang lebih baik dengan kenaikan harga saham yang cukup signifikan. (*)