KABARBURSA.COM - Wall Street mengalami pelemahan pada penutupan sesi perdagangan Rabu, 20 November 2024 waktu setempat atau Kamis, 21 November 2024 dinihari WIB.
Pelemahan Wall Street yang sempat mencatatkan reli signifikan dalam beberapa hari terakhir, disebabkan ketidakpastiak akibat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, kinerja keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan besar, menjadi penyebab utama tekanan terhadap pasar.
Saham-saham di Amerika Serikat terkoreksi setelah mendapatkan laporan bahwa Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh Storm Shadow buatan Inggris ke wilayah Rusia. Ini menyusul serangan menggunakan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat pada Selasa, 19 November 2024, sebelumnya.
Situasi semakin memanas dengan pengumuman Rusia yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.
Kekhawatiran geopolitik ini memicu lonjakan pada fear gauge Wall Street, yaitu indeks VIX, yang mencapai level tertinggi sejak pemilu presiden AS 2024.
Meskipun akhirnya menurun ke 18,04, angka ini menunjukkan peningkatan risiko pasar dibandingkan kondisi sebelumnya.
“Pasar cenderung defensif setelah reli kemarin, yang didorong oleh sektor teknologi dan pertumbuhan. Ada kehati-hatian dari investor, baik karena ketegangan geopolitik maupun menjelang laporan keuangan Nvidia,” ujar James Regan, Direktur Penelitian Manajemen Kekayaan di D.A. Davidson.
Laporan keuangan target, salah satu indikator utama kesehatan konsumen di AS, menambah tekanan pada Wall Street.
Saham Target anjlok 20,7 persen setelah perusahaan tersebut melaporkan hasil kuartal ketiga yang meleset dari ekspektasi, sekaligus memperkirakan penurunan penjualan dan laba pada kuartal liburan mendatang.
Sektor konsumen yang diwakili indeks consumer discretionary menjadi sektor dengan penurunan terbesar, melemah 1,3 persen.
Saham-saham pertumbuhan besar seperti Tesla dan Amazon juga terkoreksi masing-masing sebesar 1,5 persen dan 1,6 persen.
Fokus pasar kini tertuju pada Nvidia, pemimpin pasar di sektor kecerdasan buatan (AI), yang diperkirakan akan merilis laporan keuangan usai penutupan pasar.
Saham Nvidia, yang telah mencatatkan kenaikan hampir tiga kali lipat pada tahun ini, turun 2,2 persen pada perdagangan hari ini. Hal ini menyeret indeks Nasdaq, yang berfokus pada teknologi, ikut turun 0,97 persen, sementara sektor Teknologi Informasi melemah 1,15 persen.
Ekspektasi terhadap Nvidia sangat tinggi, dengan pasar mengantisipasi dampak besar dari pendapatan yang dirilis. Pedagang opsi bahkan mempersiapkan kemungkinan perubahan nilai pasar Nvidia hingga USD300 miliar.
“Kami mulai melihat perusahaan besar menunjukkan dampak investasi mereka dalam teknologi dan AI pada pendapatan. Ini menjadi peluang baik untuk perusahaan seperti Nvidia yang menjadi penyedia teknologi utama,” kata Bill Merz, Kepala Penelitian Pasar Modal di U.S. Bank.
Analis memperkirakan, perusahaan chip yang menjadi idola ini akan melaporkan keuntungan sebesar 75 sen per saham, dengan pendapatan sebesar USD33,16 miliar.
Kedua angka tersebut, menurut LSEG, mewakili pertumbuhan lebih dari 80 persen dari periode sebelumnya. Laporan ini kemungkinan akan memiliki dampak besar bagi pasar secara keseluruhan, mengingat ukuran Nvidia yang sangat besar.
Raksasa semikonduktor ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD3,6 triliun, dan menjadikannya sebagai perusahaan terdaftar di AS dengan nilai yang sangat besar.
Namun, sama pentingnya dengan hasil itu sendiri adalah apa yang dikatakan Nvidia tentang permintaan di balik unit pemrosesan grafis Blackwell terbarunya, atau GPU, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemrosesan berat untuk kemampuan kecerdasan buatan atau AI, dan sering dijual kepada perusahaan teknologi besar.
Performa Indeks Utama
Pada pukul 14:10 ET, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 131,56 poin (0,30 persen) ke 43.137,38. S&P 500 turun 40,45 poin (0,69 persen) ke 5.876,53, sementara Nasdaq Composite melemah 183,64 poin (0,97 persen) ke 18.803,83.
Di tengah pelemahan pasar saham, aset kripto justru menunjukkan penguatan. Bitcoin melonjak di atas USD94.000, mendorong saham perusahaan seperti MicroStrategy dan MARA Holdings naik masing-masing sebesar 14,5 persen dan 17,7 persen.
Meski inflasi masih menjadi perhatian, data ekonomi yang kuat membuat para pelaku pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Sentimen ini membantu membatasi tekanan lebih lanjut di pasar saham.
Pelemahan Wall Street kali ini mencerminkan kombinasi dari ketegangan geopolitik, kekhawatiran terhadap kinerja keuangan perusahaan besar, serta kehati-hatian menjelang rilis laporan keuangan Nvidia.
Meskipun demikian, optimisme terhadap pengembangan teknologi dan kecerdasan buatan masih menjadi daya tarik bagi investor, dengan Nvidia berada di garis depan inovasi tersebut.
Pasar akan terus mencermati perkembangan geopolitik dan data ekonomi ke depan, terutama terkait dampaknya terhadap kondisi konsumen dan perusahaan-perusahaan teknologi yang menjadi pendorong utama reli pasar sepanjang tahun ini.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.