Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Batu Bara Dunia Stabil, Newcastle dan Rotterdam Catat Tren Berbeda

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 20 November 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Harga Batu Bara Dunia Stabil, Newcastle dan Rotterdam Catat Tren Berbeda

KABARBURSA.COM - Harga batu bara dunia mencatat stabilitas pada perdagangan terakhir atau Selasa, 19 November 2024. Mengutip data Investing, Dua patokan utama, yakni Newcastle dan Rotterdam, menunjukkan pergerakan yang berbeda.

Newcastle Coal

  • Harga batu bara Newcastle ditutup pada USD141,75 per metrik ton, tidak mengalami perubahan dibanding penutupan sebelumnya.
  • Dalam rentang 52 minggu terakhir, harga Newcastle berada di kisaran USD115 hingga US$ 152,50.

Sepanjang tahun berjalan, harga Newcastle telah mencatat kenaikan sebesar 15,01 persen, didukung oleh permintaan Asia-Pasifik dan gangguan pasokan di pasar global. Pasar batu bara Newcastle mencerminkan pergerakan pasar di Asia-Pasifik, dengan posisi stabil pada level yang cukup tinggi.

Rotterdam Coal

  • Harga batu bara Rotterdam tercatat di level USD122,50 per metrik ton, juga stabil tanpa perubahan dari penutupan sebelumnya.
  • Rentang harga 52 minggu terakhir untuk Rotterdam berada di kisaran US$ 92,95 hingga USD126.

Perubahan harga tahunan Rotterdam lebih moderat, dengan kenaikan sebesar 1,32 persen. Harga Rotterdam, yang mewakili pasar Eropa, menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS dan kondisi pasokan yang stabil di wilayah tersebut.

Faktor Pasar

Kestabilan harga batu bara ini dipengaruhi oleh:

  1. Pasokan global: Produksi batu bara dari kawasan seperti Australia dan Indonesia tetap berjalan lancar, menopang harga Newcastle. Sementara itu, pasokan di Eropa relatif stabil untuk Rotterdam.
  2. Permintaan energi: Permintaan energi dari pembangkit listrik di Asia masih tinggi, menopang harga Newcastle. Di sisi lain, transisi energi di Eropa mulai menekan permintaan batu bara.
  3. Sentimen Dolar AS: Penguatan dolar membuat komoditas seperti batu bara lebih mahal bagi pembeli non-dolar, membatasi kenaikan harga, terutama di pasar Eropa.

Dengan prospek pasar yang masih dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan perkembangan ekonomi global, harga batu bara diperkirakan bergerak stabil dalam jangka pendek, meski risiko fluktuasi tetap ada.

Tren Menguat

Harga batu bara dunia sebelumnya menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada Senin, 19 November 2024. Hal ini terpengaruh oleh eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Di sisi lain, kenaikan harga gas turut memberikan dukungan terhadap penguatan harga batu bara.

Harga batu bara Newcastle untuk kontrak November 2024 stagnan di angka USD141,75 per ton. Sementara itu, harga batu bara Desember 2024 mengalami penurunan sebesar USD0,4, menjadi USD143 per ton. Untuk Januari 2025, harga batu bara naik sebesar USD0,45, mencapai USD145,05 per ton.

Di pasar Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak November 2024 turun USD0,15 menjadi USD122,6 per ton, sementara harga untuk Desember 2024 naik USD1,25 menjadi USD126,5 per ton. Pada Januari 2025, harga batu bara Rotterdam menguat USD1,2, menjadi USD127,15 per ton.

Menurut laporan Reuters, eskalasi konflik Rusia-Ukraina semakin memanas setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia, termasuk Kursk. Langkah ini mendapat kecaman dari Kremlin yang menilai tindakan tersebut ceroboh, dengan potensi konfrontasi langsung dengan NATO.

Selain itu, harga batu bara juga terdorong oleh kenaikan harga gas. Harga kontrak berjangka gas alam TTF Dutch untuk Desember 2024, yang menjadi acuan perdagangan gas di Eropa, meningkat sebesar 1,28 persen menjadi 47,15 euro per megawatt-jam (MWh).

Peran Indonesia dalam Menentukan Harga Batu Bara Global

Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) mendukung upaya pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk memperkuat peran Indonesia dalam menentukan harga batu bara global. Sebagai eksportir batu bara terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis untuk memengaruhi harga komoditas ini.

“Indonesia bukan hanya konsumen, tetapi juga pemain utama di pasar global. Posisi ini perlu diperkuat agar harga batu bara lebih adil bagi industri domestik,” ujar Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho, pada Jumat, 15 November 2024.

Fathul juga mengomentari rencana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk membentuk indeks harga batu bara nasional. Meskipun harga batu bara Indonesia masih dipengaruhi oleh fluktuasi pasar internasional, indeks ini diharapkan memberikan kontrol yang lebih besar bagi Indonesia terhadap harga komoditas tersebut.

“Indeks harga nasional dapat membuka peluang untuk harga yang lebih menguntungkan bagi pasar domestik,” katanya.

Selain mendukung pembentukan indeks harga, Fathul mengkritisi kebijakan kenaikan tarif royalti yang progresif bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), yang saat ini berada di angka 3-7 persen, dan 13 persen untuk PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara). Kebijakan ini dianggap memberatkan profitabilitas perusahaan, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

“Kenaikan tarif royalti yang progresif membebani perusahaan kecil dan menengah di sektor ini. Kebijakan ini perlu dievaluasi agar tidak merugikan industri yang sudah menghadapi banyak tantangan,” kata Fathul.(*)