Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekspor Manufaktur RI Tembus US$ 186,98 miliar di 2023

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 17 January 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Ekspor Manufaktur RI Tembus US$ 186,98 miliar di 2023

KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa industri pengolahan nonmigas tetap memberikan kontribusi dominan terhadap nilai ekspor nasional.

Pada tahun 2023, ekspor sektor manufaktur mencapai US$ 186,98 miliar atau sekitar 72,24{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} dari total nilai ekspor nasional yang mencapai US$ 258,82 miliar.

"Menghadapi ketidakstabilan global, industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan bahwa produk manufaktur kita memiliki daya saing yang diakui secara internasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rabu (17/1).

Agus menjelaskan bahwa realisasi ekspor industri manufaktur selama Januari-Desember 2023 melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yakni sekitar US$ 186,40 miliar. Untuk tahun 2024, Kemenperin menargetkan ekspor manufaktur mencapai US$ 193,4 miliar.

Industri logam dasar, industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer, industri komputer, barang elektronik, dan optik, serta industri kertas dan barang dari kertas menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor industri manufaktur nasional.

"Kinerja ekspor yang positif ini sangat berdampak pada neraca perdagangan industri manufaktur yang mencatat surplus sebesar US$ 17,39 miliar, melanjutkan pencapaian surplus pada tahun 2022," katanya.

Agus menegaskan bahwa tren positif ini mengukuhkan industri manufaktur nasional sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk membangkitkan kembali performa industri manufaktur dengan memperkuat sinergi di antara para pemangku kepentingan terkait.

Laporan Safeguard Global juga mencatat bahwa Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, menjadi satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut. Indonesia berkontribusi sebesar 1,4 persen terhadap produk manufaktur global, menunjukkan peningkatan signifikan dari posisi 16 empat tahun yang lalu.

Pangsa pasar ekspor industri pengolahan Indonesia pada Januari-Desember 2023 masih terfokus di Tiongkok dengan share sebesar 23,60{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}, diikuti oleh Amerika Serikat (12,25{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}), dan India (6,33{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}).

Dengan proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024, pemerintah akan memantau dampaknya terhadap ekspor nasional. Langkah-langkah antisipatif, seperti hilirisasi sumber daya alam dan peningkatan daya saing produk manufaktur yang berorientasi ekspor, akan terus diambil untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam aktivitas ekonomi global. Diversifikasi negara mitra dagang utama juga menjadi strategi untuk menjaga ketahanan ekspor.