Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kurangi Beban Utang, APLN Jual Aset Lewat Anak Usaha

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 November 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Kurangi Beban Utang, APLN Jual Aset Lewat Anak Usaha

KABARBURSA.COM – Agung Podomoro Land Tbk dengan kode saham APLN, baru saja melakukan penjualan aset lewat anak usahanya, PT Putra Adhi Prima (PAP).

Adapun aset yang dilepas berupa tanah dan bangunan yang terkait dengan Hotel Pullman Ciawi Vimela Hills Resort Spa & Convention. Adapun penandatanganan dokumen (transaksi) dilakukan pada Kamis, 14 November 2024.

Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk Justini Omas, mengatakan penjualan aset yang dilakukan anak usaha APLN ini dilakukan untuk kas perseroan guna mendukung operasional.

“Transaksi memiliki dampak positif terhadap kegiatan operasional dan kondisi finansial Perseroan di mana secara keuangan akan menambah posisi kas Perseroan untuk mendukung operasional dan pengembangan usaha Perseroan serta akan mengurangi beban utang Perseroan,” kata Justini, dikutip dari keterbukaan informasi publik, Senin, 18 November 2024.

Justini menuturkan, transaksi ini bukan merupakan transaksi material seperti yang tertera di dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

“Keterbukaan Informasi ini dilakukan terkait penjualan aset yang sifatnya penting yang dilakukan oleh anak perusahaan Perseroan sesuai ketentuan dalam Peraturan OJK 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik,” ujarnya.

Pendapatan Pra Penjualan APLN

Sebelumnya, APLN mencatatkan pendapatan prapenjualan (marketing sales) properti sebesar Rp980 miliar sepanjang Januari hingga Juli 2024. Pencapaian ini meningkat sekitar 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencatatkan Rp682 miliar.

Justini menjelaskan, lonjakan penjualan ini merupakan hasil dari strategi yang tepat serta respons cepat terhadap kebutuhan pasar.

“Ini membuktikan kemampuan APLN dalam menghadirkan produk properti yang sesuai untuk berbagai segmen, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas,” ujar dia.

APLN juga memaksimalkan pembelian properti melalui skema pembiayaan perbankan, khususnya kredit pemilikan rumah (KPR). Meskipun daya beli sebagian masyarakat melemah, KPR dianggap menjadi solusi efektif untuk mempermudah konsumen memiliki properti.

“Dukungan pembiayaan dengan suku bunga kompetitif menjadi faktor utama penjualan kami tahun ini,” ucapnya.

Menurut Justini, pembelian melalui KPR tidak hanya memudahkan konsumen, tetapi juga mempercepat pembangunan proyek APLN.

“Skema ini memberikan efek berganda yang dirasakan di berbagai sektor pendukung properti dan ekonomi lainnya,” jelas dia.

Saat ini, APLN tengah mengembangkan berbagai proyek unggulan seperti Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View, Podomoro Park Bandung, Parkland Podomoro Karawang, Borneo Bay Residences di Balikpapan, dan The Premiere Hills di Samarinda. Proyek-proyek tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Sementara itu, Corporate Marketing Director APLN Agung Wirajaya, menambahkan bahwa perusahaan memiliki fokus besar pada pengembangan properti di Balikpapan dan Samarinda, terutama sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kami berharap, pengembangan ini dapat menjawab kebutuhan hunian dan investasi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi regional,” jelasnya.

Proyek unggulan Borneo Bay Residences di Balikpapan, yang berkonsep superblock, menawarkan program Rental Guarantee selama dua tahun untuk tipe 1 kamar tidur dan opsi Fully Furnished untuk tipe 2 kamar tidur. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian siap pakai.

Sementara itu, The Premiere Hills di Samarinda, dengan lokasi strategis dan kualitas unggul, diharapkan menjadi investasi properti terbaik di Kalimantan Timur. Proyek ini juga dirancang untuk mendukung gaya hidup sehat sekaligus memberikan nilai tambah investasi, seiring kenaikan harga properti di kawasan tersebut.

Agung menambahkan bahwa meningkatnya investasi di sekitar IKN menunjukkan pentingnya sektor properti dalam menarik investor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.

Kehadiran IKN mendorong minat pebisnis dan pengusaha untuk berinvestasi di kota-kota penyangga seperti Balikpapan dan Samarinda.

Jaga Pertumbuhan Bisnis

Memasuki kuartal IV 2024, perusahaan optimistis mempertahankan momentum pertumbuhan bisnis di segmen utamanya. Optimisme ini termasuk pada sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan, yang selalu mencatatkan kinerja impresif menjelang Natal dan musim liburan akhir tahun.

“Komitmen kami adalah memberikan layanan dan pengalaman terbaik kepada konsumen. Hal inilah yang membuat tren kunjungan ke hotel dan pusat perbelanjaan milik serta pengelolaan APLN terus meningkat setiap tahun, terutama setelah pandemi Covid-19 berakhir,” ujarnya.

Pada kuartal III 2024, APLN mencatatkan hasil positif di dua segmen bisnis utamanya. Penjualan properti, perhotelan, dan pusat perbelanjaan menjadi kontributor utama pendapatan berulang perusahaan.

Hingga September 2024, marketing sales APLN tercatat sebesar Rp1,37 triliun, meningkat 46,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp933,30 miliar.

Pendapatan berulang (recurring income) APLN juga naik 6,6 persen, mencapai Rp1,14 triliun pada sembilan bulan pertama 2024 dibandingkan Rp1,07 triliun di periode yang sama tahun 2023.

Arus kas perusahaan semakin kuat, didukung oleh kinerja operasional yang solid dan penurunan biaya pinjaman. Hingga akhir September 2024, kas dan setara kas APLN mencapai Rp1,06 triliun, naik hampir Rp400 miliar dari periode yang sama tahun lalu.

Namun, total penjualan dan pendapatan usaha APLN tercatat Rp2,78 triliun hingga September 2024, turun 29,1 persen dibandingkan periode serupa pada 2023 sebesar Rp3,91 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh pendapatan tidak berulang senilai Rp1,30 triliun pada 2023 yang berasal dari penjualan Neo Soho.

Angka pengakuan penjualan APLN hingga September 2024 mencapai Rp1,64 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga  KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.