KABARBURSA.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) merilis laporan keterbukaan informasi yang mengungkapkan sejumlah transaksi saham yang dilakukan oleh anggota direksi dan komisaris perusahaan tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari strategi investasi dan memperlihatkan keterlibatan aktif mereka dalam kepemilikan perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis Senin, 18 November 2024, dua komisaris JSMR, yaitu M. Roskanedi dan Raja Erizman, masing-masing membeli 30.000 saham pada 15 November 2024 dengan harga Rp4.560 per saham. Sebelum transaksi ini, Roskanedi memiliki 139.300 saham (0,00192 persen) dan Raja Erizman memiliki 139.400 saham (0,00192 persen). Langkah mereka mencerminkan kepercayaan terhadap prospek perusahaan, meskipun kedua tokoh ini bukan pemegang kendali langsung.
Selain itu, Mohammad Zainal Fatah, yang sebelumnya tidak memiliki saham di perusahaan ini, memulai langkah investasi pertamanya dengan membeli 30.000 saham di harga yang sama. Langkah ini menandai komitmennya terhadap pertumbuhan Jasa Marga.
Para direktur Jasa Marga juga menunjukkan keseriusan dalam memperkuat posisi mereka sebagai pemegang saham. Di antaranya:
- Pramitha Wulanjani meningkatkan kepemilikannya dari 50.000 saham menjadi 220.000 saham setelah membeli 170.000 saham pada 15 November 2024. Transaksi ini dilakukan dengan harga Rp4.560 per saham.
- Bagus Cahya Arinta B. yang sebelumnya memiliki 289.200 saham (0,00398 persen), membeli 170.000 saham dengan harga Rp4.551. Setelah transaksi ini, kepemilikannya mencapai 459.200 saham (0,00633 persen).
- Mohamad Agus Setiawan membeli jumlah saham yang sama, 170.000 lembar, dengan harga Rp4.559. Kepemilikan sahamnya meningkat dari 282.000 menjadi 452.000 saham, memperlihatkan keyakinannya terhadap kinerja perusahaan.
- Reza Febriano dan Fitri Wiyanti juga mengikuti langkah serupa, masing-masing meningkatkan kepemilikan saham mereka menjadi 459.600 dan 486.600 saham.
Salah satu transaksi yang paling mencuri perhatian adalah pembelian saham oleh Subakti Syukur pada 14 November 2024. Dengan membeli 50.000 saham seharga Rp4.480, Subakti kini memiliki total 527.700 saham atau sekitar 0,00727 persen dari total saham perusahaan. Langkah ini menjadi bukti nyata dukungan dari jajaran manajemen terhadap arah strategis perusahaan.
Para direktur dan komisaris JSMR mengeluarkan total Rp4.507.680.000 atau Rp4,50 miliar dari aksi pembelian saham perusahaan tersebut.
Pembelian saham oleh para direktur dan komisaris ini menandakan keyakinan yang mendalam terhadap potensi pertumbuhan Jasa Marga. Meskipun persentase saham yang dimiliki relatif kecil dibandingkan total kepemilikan, setiap transaksi mencerminkan komitmen untuk mendukung perusahaan dari dalam.
Selain itu, langkah ini juga memberikan sinyal positif kepada publik bahwa manajemen percaya pada nilai jangka panjang JSMR.
Dengan catatan perjalanan ini, Jasa Marga tampaknya sedang membangun momentum untuk terus tumbuh, di tengah tantangan dan peluang industri infrastruktur. Keputusan strategis yang dibuat oleh para pemimpin ini akan menjadi fondasi kuat untuk keberlanjutan perusahaan di masa depan.
JSMR mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2024, dengan pendapatan usaha mencapai Rp13,86 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 25,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, realisasi EBITDA tercatat sebesar Rp9,29 triliun, meningkat 35,98 persen secara year-on-year (yoy), dengan margin EBITDA mencapai 67,04 persen.
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus, menjelaskan bahwa laba bersih perusahaan hingga kuartal III 2024 mencapai Rp3,30 triliun. Namun, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Penurunan laba bersih pada periode ini disebabkan oleh adanya perbedaan kontribusi laba non-cash yang berasal dari aksi korporasi sebelumnya,” ujar Nixon dalam keterangannya.
Jika komponen laba non-cash tidak diperhitungkan, core profit perseroan justru mencatatkan pertumbuhan signifikan. Core profit kuartal III 2024 mencapai Rp2,60 triliun, naik 39,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jasa Marga juga mencatat peningkatan volume transaksi di jaringan jalan tol yang dikelola perseroan. Hingga triwulan III 2024, total volume transaksi mencapai 968,9 juta kendaraan, naik 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Realisasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) di jalan tol Jasa Marga Group mencapai 3,55 juta kendaraan per hari,” tambah Nixon.
Saham JSMR mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,44 persen pada penutupan perdagangan hari ini, Senin, 18 November 2024. Saham JSMR ditutup di level Rp4.540, turun Rp20 dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp4.560.
Saham JSMR dibuka di level Rp4.560, setara dengan harga penutupan Jumat lalu. Dalam perdagangan, saham sempat mencapai titik tertinggi di Rp4.600 sebelum terkoreksi ke level terendah di Rp4.520. Rata-rata harga perdagangan saham tercatat sebesar Rp4.558.
Volume perdagangan saham JSMR hari ini mencapai 1,16 juta lot, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 6,6 juta lot. Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp5,3 miliar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 662 kali.
Di sisi lain, perdagangan saham JSMR didominasi oleh pembelian investor asing (foreign buy) sebesar Rp2,7 miliar, sementara foreign sell tercatat sebesar Rp2,3 miliar.
Harga saham JSMR berada dalam rentang batas atas (ARA) di level Rp5.700 dan batas bawah (ARB) di level Rp3.420. Kinerja saham ini mencerminkan sentimen pasar yang hati-hati menjelang akhir tahun, di tengah berbagai dinamika ekonomi dan perkembangan sektor infrastruktur. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.