Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Winfly Ltd Perbesar Kekuasaan di MNC International Bank

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Winfly Ltd Perbesar Kekuasaan di MNC International Bank

KABARBURSA.COM - Winfly Ltd dilaporkan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) sebanyak 256.357.200 lembar atau setara dengan 256,35 juta saham. Aksi senyap ini dilaporkan terjadi pada 13 November 2024.

Pembelian ini dilakukan melalui bantuan penuh dari MNC Sekuritas, yang merupakan anak usaha dari grup yang sama dengan Bank MNC, yakni MNC Group yang dipimpin oleh konglomerat Hary Tanoesoedibjo (HT).

Dengan transaksi ini, perusahaan yang berkantor di Virgin Island, Inggris ini memperbesar porsi kepemilikan sahamnya di Bank MNC menjadi 10,59 persen dari sebelumnya 10,01 persen.

Secara nominal, pembelian saham tersebut bernilai sekitar Rp15,63 miliar, dengan asumsi harga saham pada 13 November 2024 berada di level Rp61 per lembar. Jumlah saham yang dimiliki Winfly Ltd pasca-transaksi kini mencapai 4,7 miliar lembar. Besaran ini tentunya memberikan pengaruh signifikan terhadap struktur pemegang saham Bank MNC Internasional.

Namun, meskipun transaksi tersebut terungkap melalui informasi pasar, detail lebih lanjut mengenai strategi atau alasan di balik pembelian ini belum terungkap secara rinci.

Aksi ini tampaknya menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat posisi Winfly Ltd dalam Bank MNC, meskipun tidak ada informasi resmi mengenai tujuan jangka panjang dari akuisisi saham tersebut.

Tantangan Keuangan Bank MNC Internasional 

Di sisi lain, laporan keuangan Bank MNC Internasional untuk kuartal III 2024 menunjukkan performa yang kurang menggembirakan. Bank yang berafiliasi dengan MNC Group ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp49,47 miliar, yang turun 14,66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy), di mana laba bersih pada kuartal III 2023 tercatat Rp57,97 miliar.

Penurunan laba bersih ini sebagian besar disebabkan oleh penyusutan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang tercatat turun 13,38 persen yoy, dari Rp482,95 miliar pada kuartal III 2023 menjadi Rp418,35 miliar pada kuartal III 2024.

Selain itu, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) juga mengalami penurunan 86 basis poin menjadi 3,45 persen, dari sebelumnya 4,31 persen pada September 2023.

Penurunan NII dan NIM ini menunjukkan adanya penurunan dalam efisiensi bank dalam menghasilkan pendapatan dari pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Hal ini seiring dengan tren suku bunga yang mungkin lebih tinggi atau perubahan dalam struktur portofolio pinjaman yang mempengaruhi pendapatan bunga bersih bank.

Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee-based income) juga mengalami penurunan 2,41 persen yoy, menjadi Rp43,27 miliar, sementara pendapatan lainnya turun lebih dalam, yakni sebesar 19,21 persen yoy, menjadi Rp20,11 miliar.

Penurunan ini mengindikasikan bahwa sumber pendapatan non-bunga bank juga tertekan, yang dapat berdampak pada keberagaman aliran pendapatan bank tersebut.

Dari sisi rasio profitabilitas, Bank MNC menunjukkan penurunan yang signifikan dalam return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). ROA tercatat turun menjadi 0,47 persen pada September 2024 dari 0,65 persen pada tahun sebelumnya.

Ini menunjukkan bahwa bank semakin kurang efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Begitu pula dengan ROE yang turun menjadi 1,99 persen pada September 2024 dari 2,53 persen pada tahun sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa laba yang dihasilkan dari modal yang dimiliki oleh pemegang saham juga menurun.

Di sisi lain, meskipun kinerja keuangan tertekan, Bank MNC tetap menunjukkan hasil positif dalam hal penyaluran kredit. Bank ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp10,85 triliun pada kuartal III 2024, yang mengalami pertumbuhan 8,04 persen yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Segmen wholesale banking menjadi kontributor terbesar, dengan kredit yang disalurkan mencapai Rp6,65 triliun, diikuti dengan kredit untuk multifinance sebesar Rp2,03 triliun, dan sektor lainnya.

Seiring dengan penyaluran kredit yang tumbuh, aset Bank MNC juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 11,26 persen yoy, menjadi Rp19,31 triliun pada kuartal III 2024, dibandingkan dengan Rp17,35 triliun pada kuartal III 2023.

Bank MNC menargetkan total aset akan mencapai Rp22 triliun pada akhir tahun 2024, dan optimis dapat meraih Rp30 triliun pada 2025 melalui berbagai program dan rencana bisnis.

Namun, di balik pertumbuhan aset dan kredit yang positif, kualitas aset Bank MNC mengalami penurunan. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bruto meningkat menjadi 4,69 persen pada September 2024, dari sebelumnya 3,98 persen pada tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan NPL net yang naik menjadi 3,32 persen dari 2,59 persen. Peningkatan NPL ini mencerminkan adanya tekanan dalam kualitas kredit yang disalurkan, yang menjadi tantangan bagi bank dalam menjaga kualitas portofolio kreditnya.

Strategi dan Inisiatif Bank MNC di Masa Depan

Untuk menghadapi tantangan ini, Bank MNC Internasional berfokus pada beberapa inisiatif strategis. Salah satunya adalah penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), di mana bank ini menggencarkan program loyalitas "Tabungan Dahsyat Berhadiah" dan memaksimalkan layanan Rekening Dana Nasabah (RDN) untuk menarik dana dari investor di pasar modal.

Selain itu, Bank MNC juga memperluas ekspansi bisnisnya dengan aplikasi bank digital, MotionBank, serta memperbanyak kemitraan untuk memperkuat posisinya di pasar.

Pada sisi penyaluran kredit, Bank MNC tetap fokus pada segmen wholesale banking dan kredit konsumer sebagai penyokong utama pertumbuhannya, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur.

Transaksi pembelian saham yang dilakukan oleh Winfly Ltd di Bank MNC Internasional menandakan adanya strategi penguatan kepemilikan saham di tengah kondisi keuangan yang lebih menantang bagi bank tersebut.

Meskipun laporan keuangan Bank MNC menunjukkan penurunan laba dan kualitas aset yang menurun, bank ini tetap optimis dengan target pertumbuhannya yang ambisius untuk tahun 2024 dan 2025. Fokus pada penghimpunan dana murah, pengembangan aplikasi digital, dan ekspansi kemitraan menjadi bagian dari upaya bank untuk meningkatkan kinerja keuangan di masa mendatang.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan   Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.