Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pemilu AS Dimulai: Yen, Emas, dan Minyak Mentah Diprediksi Meroket

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 05 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Pemilu AS Dimulai: Yen, Emas, dan Minyak Mentah Diprediksi Meroket

KABARBURSA.COM - Selasa, 5 November 2024, pemilu Amerika Serikat dimulai. Pertarungan panjang Kamala Harris dan Donald Trump akan menemukan ujungnya, yaitu kemenangan atau kekalahan. Walau begitu, pasar global sudah meresponnya dengan beragam.

Pasangan mata uang dolar-yen, harga emas, dan minyak mentah, diprediksi akan mengalami volatilitas yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan kebijakan yang tajam antara Partai Demokrat dan Partai Republik, terutama terkait kebijakan energi, perdagangan, fiskal, serta ketidakpastian siapa yang akan menguasai Kongres.

Perbedaan ini juga diperkirakan akan berdampak besar terhadap nilai tukar, harga komoditas, dan kebijakan moneter yang dijalankan oleh Federal Reserve.

USD/JPY, sebagai pasangan mata uang yang sangat dipengaruhi oleh prospek suku bunga AS, menunjukkan potensi volatilitas yang tinggi, tergantung pada siapa yang keluar sebagai pemenang dalam Pemilu AS dan bagaimana hasil tersebut mempengaruhi kebijakan fiskal dan moneter.

Mengutip Forex Factory, ada beberapa skema yang bisa mewakili prediksi tersebut, yaitu:

  1. Gelombang Merah Partai Republik (Kemenangan Trump dan Kongres Republik):

    Jika Partai Republik berhasil menguasai Gedung Putih dan Kongres, USD/JPY kemungkinan akan mengalami penguatan signifikan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi pelaksanaan kebijakan fiskal yang ekspansif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menguatkan imbal hasil obligasi AS. Jika terjadi peningkatan tajam dalam imbal hasil Treasury, USD/JPY berisiko menguji level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, sekitar 162.

  2. Gelombang Biru Partai Demokrat (Kemenangan Harris dan Kongres Demokrat):

    Meskipun kebijakan fiskal Partai Demokrat juga ekspansif, pengaruhnya terhadap USD/JPY diperkirakan tidak akan sekuat gelombang merah. Kemenangan ini kemungkinan besar akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak seagresif kebijakan fiskal dari Partai Republik. Kendati demikian, USD/JPY tetap berpotensi menguat, meskipun tidak seagresif jika Partai Republik yang menang.

  3. Kemenangan Trump, Kongres Terbagi:

    Jika Trump menang namun Kongres terbagi (sebagian dikuasai Demokrat), kebuntuan politik dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan ekspektasi inflasi. Ini berpotensi menurunkan imbal hasil Treasury dan membuat USD/JPY tertekan. Dalam skenario ini, USD/JPY dapat mengalami penurunan, namun diperkirakan penurunan tersebut akan terbatas di kisaran 140-an tinggi.

  4. Kemenangan Harris, Kongres Terbagi:

    Ini adalah skenario yang paling bearish bagi USD/JPY. Di bawah kepemimpinan Harris, ditambah dengan Kongres yang terbagi, diperkirakan akan terjadi penurunan tajam pada imbal hasil Treasury AS. Hal ini akan membuat USD/JPY tertekan lebih jauh, karena suku bunga yang lebih rendah akan mendorong penguatan mata uang asing lainnya.

Pada grafik mingguan, USD/JPY berada dalam fase konsolidasi setelah menembus beberapa level resistance teknikal penting. Harga saat ini terlihat mendapatkan support di level 151,95 setelah sebelumnya tertekan di bawahnya. Level-level support lainnya di sekitar 150,90 dan rata-rata pergerakan 50-minggu perlu diperhatikan, terutama dalam skenario volatilitas yang tinggi pasca-pemilu.

Implikasi Kebijakan Energi terhadap Harga Minyak

Pasar minyak mentah juga akan terpengaruh oleh hasil Pemilu AS, mengingat kebijakan energi yang sangat berbeda antara Partai Republik dan Partai Demokrat. Meskipun Trump dikenal sebagai pendukung kebijakan energi yang agresif, dengan seruan untuk "fracking, fracking, fracking, dan mengebor, baby, mengebor," gelombang merah (kemenangan Partai Republik) justru berpotensi menekan harga minyak.

Hal ini dapat terjadi karena peningkatan pasokan yang lebih besar, yang dipicu oleh kebijakan yang pro-energi dan penguatan dolar AS yang biasanya mengurangi daya tarik minyak mentah bagi investor internasional.

Namun, sebagian pihak berpendapat bahwa kebijakan Trump pada masa jabatan pertama dapat meredakan ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah. Ini berpotensi mengurangi premi risiko geopolitik yang biasanya tertanam dalam harga minyak.

Jika Kongres terbagi, harga minyak mentah kemungkinan akan sedikit naik, mengingat kemungkinan pelemahan dolar AS yang dapat memberikan dukungan bagi harga minyak. Namun, dalam kondisi pasar yang sangat volatil, harga minyak kemungkinan akan terus berfluktuasi dengan pola yang terlihat di grafik mingguan.

Harga WTI, misalnya, menunjukkan pola segitiga yang sudah berlangsung bertahun-tahun, dengan level USD66 per barel sering diuji sebagai support. Sementara itu, resistensi di sekitar level USD79 per barel tetap menjadi penghalang bagi pergerakan harga minyak yang lebih tinggi.

Emas Bertahan terhadap Dolar AS dan Suku Bunga Tinggi

Emas, yang telah menunjukkan ketahanan terhadap penguatan dolar AS dan kenaikan suku bunga dalam beberapa tahun terakhir, kemungkinan akan tetap bullish dalam jangka panjang meskipun hasil Pemilu AS dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka pendek.

Gelombang merah Partai Republik dapat memicu penguatan dolar AS dan peningkatan suku bunga, yang pada umumnya menekan harga emas. Dalam skenario seperti ini, kita dapat melihat penjualan impulsif, terutama jika volatilitas di pasar lainnya semakin meningkat dan memicu likuidasi untuk menutupi kerugian.

Namun, meskipun ada risiko penurunan harga emas, dampaknya tidak akan sebesar pada pasar lainnya.

Kemenangan Partai Demokrat dengan Kongres yang terbagi mungkin juga dapat memicu penurunan harga emas dalam jangka pendek. Tetapi, sekali lagi, penurunan ini diperkirakan tidak akan sebesar yang terjadi dengan kemenangan Partai Republik.

Secara keseluruhan, meskipun ada potensi penurunan harga emas dalam jangka pendek, faktor-faktor fundamental seperti inflasi global dan ketegangan geopolitik tetap memberikan dukungan bagi harga emas dalam jangka panjang.

Dapat disimpulkan, hasil Pemilu AS yang akan datang akan mempengaruhi pergerakan USD/JPY, emas, dan minyak mentah secara signifikan.

Skenario yang melibatkan kemenangan Partai Republik atau Demokrat, serta apakah Kongres akan terbagi atau dikuasai oleh salah satu partai, akan memiliki dampak besar pada kebijakan fiskal dan moneter, serta arah perekonomian AS.

Bagi pelaku pasar, ini adalah waktu yang krusial untuk memantau hasil pemilu, karena dapat menciptakan volatilitas yang signifikan pada pasar mata uang, komoditas, dan instrumen keuangan lainnya.

Trader perlu waspada terhadap potensi pergerakan besar yang dapat terjadi segera setelah hasil pemilu diumumkan, dan menyesuaikan strategi mereka dengan skenario-skenario yang paling mungkin terjadi. Pasar kemungkinan besar akan bergerak cepat, dan memahami sentimen pasar serta reaksi terhadap perubahan kebijakan pasca-pemilu akan menjadi kunci bagi kesuksesan investasi di tengah ketidakpastian ini.(*)