Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bank Sentral Australia Pertahankan Target Suku Bunga Kas di 4,35 Persen

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 05 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Bank Sentral Australia Pertahankan Target Suku Bunga Kas di 4,35 Persen

KABARBURSA.COM - Bank Sentral Australia atau RBA memutuskan untuk mempertahankan target suku bunga kas pada 4,35 persen dan suku bunga yang dibayar pada saldo Penyelesaian Pertukaran tetap pada 4,25 persen. Keputusan ini diambil berdasarkan rapat yang digelar Selasa, 5 November 2024.

Dengan inflasi yang terus mengalami penurunan sejak puncaknya pada 2022, RBA menilai bahwa kebijakan moneter yang ketat, yang telah diterapkan selama lebih dari dua tahun, masih menunjukkan hasil yang diharapkan.

Meski demikian, tantangan ekonomi tetap besar, dengan ketidakpastian global yang tinggi dan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Salah satu pencapaian yang signifikan bagi RBA adalah penurunan inflasi utama yang tercatat sebesar 2,8 persen hingga September 2024, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan angka 3,8 persen pada Juni 2024.

Penurunan ini sejalan dengan ekspektasi yang telah diperkirakan sebelumnya, yang dipicu oleh turunnya harga bahan bakar dan listrik pada bulan September 2024. Meskipun demikian, sebagian dari penurunan inflasi ini masih dipengaruhi oleh faktor-faktor sementara yang mengurangi biaya hidup.

Namun, jika mengabaikan efek sementara tersebut, inflasi dasar (trimmed mean) masih tercatat cukup tinggi, yakni 3,5 persen pada kuartal September kemarin. Angka ini masih jauh dari target inflasi jangka menengah RBA yang berada di angka 2,5 persen.

RBA memperkirakan bahwa inflasi dasar baru akan kembali ke titik tengah target pada 2026, yang menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, jalan menuju kestabilan harga masih panjang dan penuh tantangan.

Ekonomi Lesu, Pasar Tenaga Kerja Ketat

Salah satu isu utama yang menjadi perhatian RBA adalah pertumbuhan output ekonomi yang masih lemah. Konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama aktivitas ekonomi, terus dibayangi oleh pengaruh kondisi keuangan yang ketat dan penurunan pendapatan riil di masa lalu.

Meskipun ada tanda-tanda pertumbuhan permintaan konsumen yang lebih tahan banting, terutama yang berkaitan dengan pengeluaran oleh penduduk sementara seperti pelajar dan turis, kondisi ini belum cukup untuk menggerakkan ekonomi secara signifikan.

Di sisi lain, pasar tenaga kerja Australia masih menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Meskipun tingkat pengangguran sedikit naik menjadi 4,1 persen pada September lalu, angka ini masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan standar historis.

Tingkat partisipasi angkatan kerja tetap tinggi dan meskipun ada sedikit pelonggaran pada ketatnya pasar tenaga kerja, data pekerjaan menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dengan rata-rata penciptaan pekerjaan 0,4 persen per bulan selama tiga bulan hingga September.

Namun, meski indikator pasar tenaga kerja tetap solid, RBA mencatat bahwa tekanan upah mulai sedikit mereda meskipun produktivitas tenaga kerja masih berada pada level yang relatif rendah. Ini menunjukkan bahwa walaupun ada banyak pekerjaan yang tersedia, upah yang relatif stagnan dapat memperlambat potensi konsumsi domestik yang lebih kuat.

Di sisi lain, meskipun kebijakan moneter RBA terlihat mulai memberikan hasil yang diinginkan, risiko besar tetap ada di depan mata.

Salah satu kekhawatiran utama adalah ketidakpastian mengenai pemulihan pengeluaran rumah tangga. Meskipun ada bukti bahwa pengeluaran mulai meningkat pada kuartal September, RBA memperingatkan bahwa pemulihan ini bisa lebih lambat dari yang diperkirakan. Dampaknya tentu ada pada laju pertumbuhan output yang masih lesu.

Selain itu, ketidakpastian global menjadi faktor yang semakin membebani prospek ekonomi Australia. Bank-bank sentral di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan AS, telah mulai melonggarkan kebijakan moneter mereka seiring dengan kepercayaan bahwa inflasi kembali terkendali.

Namun, RBA mengingatkan bahwa meskipun inflasi telah menunjukkan penurunan, risiko inflasi yang lebih tinggi atau pasar tenaga kerja yang lebih lemah tetap ada. Di sisi lain, kebijakan ekspansif di China menghadirkan dampak yang belum sepenuhnya terlihat, meskipun langkah-langkah tersebut bertujuan untuk merangsang perekonomian yang sedang melambat.

Geopolitik juga menjadi ancaman yang nyata, mengingat ketegangan internasional yang dapat mempengaruhi kondisi pasar global dan akhirnya berdampak pada ekonomi domestik Australia.

Stabilitas Harga dan Lapangan Kerja 

Meski menghadapi berbagai tantangan, RBA tetap teguh pada prioritas utamanya, yaitu mengembalikan inflasi ke target dalam waktu yang wajar. Inflasi yang terkendali tidak hanya penting untuk menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga untuk mendukung stabilitas lapangan kerja yang berkelanjutan.

RBA menekankan bahwa ekspektasi inflasi jangka panjang tetap konsisten dengan target inflasi yang sudah ditetapkan, yang menjadi landasan kebijakan moneter mereka.

Meskipun inflasi utama telah mengalami penurunan yang substansial, inflasi dasar masih mencerminkan momentum inflasi yang tinggi. Oleh karena itu, RBA mengindikasikan bahwa kebijakan moneter akan tetap restriktif hingga inflasi dapat bergerak secara berkelanjutan menuju rentang target yang diinginkan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ekonomi domestik Australia mulai menunjukkan pemulihan, RBA tidak akan mengambil risiko dengan melonggarkan kebijakan terlalu cepat.

Dengan tantangan inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian ekonomi yang luas, keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada level tinggi adalah langkah yang diambil oleh RBA untuk memastikan bahwa inflasi tetap terkendali dan ekonomi tidak mengalami lonjakan harga yang merugikan.

RBA akan terus memantau data yang berkembang, termasuk indikator-indikator ekonomi domestik dan global, serta respons pasar tenaga kerja terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat.

Dalam beberapa tahun ke depan, RBA akan terus berfokus pada upaya untuk mengembalikan inflasi ke targetnya, dengan harapan bahwa kondisi ekonomi domestik yang lebih stabil dan proyeksi inflasi yang lebih terkendali dapat memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar di masa depan.

Keputusan RBA untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 4,35 persen adalah langkah yang menunjukkan komitmen terhadap stabilitas ekonomi Australia. Meskipun ada penurunan inflasi yang menggembirakan, tantangan besar dalam mengendalikan inflasi dasar dan ketidakpastian global yang tinggi menuntut kehati-hatian dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.

RBA akan terus memantau kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja, serta perkembangan global, untuk memastikan kebijakan yang diambil dapat mencapai tujuannya: stabilitas harga dan lapangan kerja penuh.(*)