KABARBURSA.COM - Investor tampak melakukan aksi jual bersih terhadap mata uang Jepang, Yen, usai Bank of Japan (BoJ) mengadalah sejumlah pertemuan.
Mengutip laporan Commitment of Traders (COT), Senin, 4 November 2024, pasar keuangan global mengalami sejumlah pergerakan signifikan menjelang beberapa peristiwa besar yang akan mempengaruhi arah ekonomi dunia.
Laporan COT menunjukkan bagaimana spekulan besar dan manajer aset telah menyesuaikan posisi mereka terhadap yen, dolar Australia, euro, emas, dan volatilitas (VIX). Dengan pertemuan Bank of Japan (BOJ) dan pemilu Amerika Serikat yang semakin dekat, tampak adanya langkah-langkah pengurangan risiko (de-risking) di kalangan pelaku pasar.
Spekulan besar beralih ke posisi jual bersih pada yen berjangka setelah 10 minggu berturut-turut berada di posisi beli bersih. Ini menandai pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir mereka menjadi bullish terhadap yen.
Namun, manajer aset juga tetap berada pada posisi jual bersih terhadap yen untuk minggu kedua berturut-turut. Kondisi ini mungkin hanya sementara, mengingat pertemuan BOJ baru-baru ini menunjukkan sikap yang kurang dovish dibandingkan perkiraan.
Ada pula desas-desus mengenai potensi kenaikan suku bunga, yang dapat membuat posisi jual bersih ini berubah dalam waktu dekat.
Hal yang sama nampak pada mata uang euro terhadap dolar AS. Spekulan besar juga terus menambah posisi jual bersih pada EUR/USD, bahkan mencapai level paling bearish sejak September 2022.
Meskipun manajer aset tetap optimis dengan mempertahankan posisi beli bersih mereka, spekulan besar semakin berhati-hati terhadap euro.
Kondisi yang serupa terjadi pada dolar Australia terhadap dolar AS (AUD/USD). Meskipun posisi spekulan besar tetap stabil, ada tanda-tanda pengurangan risiko secara keseluruhan pada dolar Australia, dengan minat terbuka yang lebih rendah di pasar ini.
Pengurangan posisi spekulatif ini bisa jadi karena ketidakpastian hasil pemilu Amerika Serikat. Kedua kandidat, baik Trump maupun Kamala Harris, telah berjanji untuk mengambil sikap tegas terhadap China dan kebijakan perdagangan global, yang berpotensi mempengaruhi ekonomi global, termasuk mata uang-mata uang utama seperti euro dan dolar Australia.
Emas, yang biasanya menjadi aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi, juga menunjukkan tanda-tanda potensi koreksi. Spekulan besar dan manajer aset sama-sama mengurangi posisi beli dan jual mereka terhadap emas.
Bahkan, posisi jual bruto mencapai level tertinggi dalam 49 minggu untuk spekulan besar, dan tertinggi dalam 23 minggu untuk manajer aset.
Pengurangan eksposur ini menunjukkan adanya rasa waspada dari para pelaku pasar terhadap harga emas, yang saat ini berada di sekitar level USD2700 per ons. Dengan ketidakpastian yang masih mendominasi, baik dari sisi kebijakan moneter global maupun hasil pemilu AS, ada kemungkinan besar emas akan mengalami koreksi jangka pendek sebelum mungkin kembali naik menuju target USD3000 per ons pada tahun depan.
Di sisi lain, eksposur terhadap VIX futures, yang mencerminkan volatilitas pasar, meningkat tajam. Manajer aset kini berada pada posisi beli bersih tertinggi dalam setahun, menunjukkan ekspektasi mereka bahwa volatilitas pasar akan meningkat.
Sebaliknya, spekulan besar kembali ke posisi jual bersih, memperlihatkan perbedaan pandangan antara dua kelompok pelaku pasar ini. Kenaikan eksposur VIX ini sejalan dengan ketidakpastian yang mengelilingi peristiwa besar seperti pemilu AS dan pertemuan BOJ.
Laporan COT juga melihat adanya pengurangan risiko di Wall Street, dengan eksposur beli bersih terhadap kontrak berjangka S&P 500 turun pada kecepatan mingguan tercepat dalam 12 minggu di kalangan manajer aset (-20,5 ribu kontrak). Mereka juga mengurangi eksposur beli bersih terhadap kontrak berjangka Dow Jones pada kecepatan tercepat dalam empat minggu (-2,9 ribu kontrak).
Namun, kalangan manajer aset sedikit meningkatkan eksposur beli bersih terhadap kontrak berjangka Nasdaq sebesar 120 kontrak, meskipun aksi harga di paruh kedua minggu tersebut menunjukkan bahwa para pedagang secara umum mengurangi risiko menjelang akhir pekan sebelum pemilu AS.
Tidak sampai di situ saja, manajer aset mendorong eksposur beli bersih mereka ke level tertinggi dalam 52 minggu, dengan peningkatan posisi beli sebesar 9,9 persen (6,2 ribu kontrak) dan pengurangan posisi jual sebesar -8,4 persen (-4,1 ribu kontrak).
Hal ini semakin menunjukkan bahwa mereka sedang melakukan lindung nilai terhadap risiko peristiwa menjelang pemilu AS, meskipun belum melihat kontrak berjangka VIX naik tajam. Namun, VIX tetap berada di level tinggi sekitar 20 dan telah meningkat dalam dua minggu terakhir.
Laporan COT menunjukkan bagaimana para spekulan besar dan manajer aset mengatur strategi mereka di tengah ketidakpastian global. Pengurangan risiko tampak terjadi di beberapa pasar utama, terutama menjelang dua peristiwa besar, yakni pemilu AS dan pertemuan BOJ.
Yen, euro, dan dolar Australia menjadi fokus utama di pasar mata uang, sementara emas mungkin mengalami koreksi jangka pendek sebelum melanjutkan tren kenaikannya. Di sisi lain, eksposur terhadap volatilitas terus meningkat, menandakan ketidakpastian yang masih menghantui pasar global.
Dengan situasi global yang berubah cepat, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan moneter di Jepang dan hasil pemilu AS untuk menentukan arah investasi mereka ke depan.(*)