Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dolar AS Terus Melemah di Tengah Kekhawatiran Kemenangan Harris

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 04 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Dolar AS Terus Melemah di Tengah Kekhawatiran Kemenangan Harris

KABARBURSA.COM - Memulai pekan ini, dolar kembali melemah. Hasil survey yang menunjukkan bahwa Kamala Harris mendapatkan lebih banyak dukungan jelang Pilpres AS, Selasa, 5 November 2024, melemahkan Greenback.

Sementara itu, harga minyak mentah naik, dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk menunda peningkatan produksi yang telah dijadwalkan, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel.

Dolar AS melemah tajam, tercatat sebagai penurunan terbesar dalam lebih dari sebulan. Penyebab utamanya adalah investor yang mengurangi taruhan pada kemenangan Donald Trump setelah beberapa survei menunjukkan bahwa Kamala Harris mulai unggul di negara-negara bagian penting seperti Iowa.

Berdasarkan hasil polling dari Des Moines Register, Harris saat ini memimpin di Iowa, sebuah negara bagian yang selama ini selalu dimenangkan oleh Trump dalam pemilu sebelumnya.

Reaksi pasar terhadap pemilu AS memang penuh dengan ketidakpastian. Salah satu skenario yang sering diantisipasi adalah bahwa kemenangan Trump akan mendorong dolar dan imbal hasil obligasi AS naik.

Hal ini berkaitan dengan ekspektasi bahwa kebijakan Trump akan terus mendukung belanja fiskal yang lebih besar dan tarif impor yang tinggi, yang dapat meningkatkan inflasi dan memperbesar defisit federal. Namun, jika Harris memenangkan pemilu, investor mengantisipasi kebijakan yang lebih moderat, yang mungkin akan melemahkan dolar dalam jangka pendek.

Meski demikian, situasi ini sangat sulit diprediksi. Beberapa survei masih menunjukkan bahwa kedua kandidat hampir imbang, baik secara nasional maupun di negara bagian kunci.

Mengingat ketidakpastian ini, pergerakan di pasar mata uang dan obligasi cenderung fluktuatif hingga hasil akhir pemilu diumumkan.

Peso Meksiko Menguat

Salah satu mata uang yang merespons baik prospek kemenangan Harris adalah peso Meksiko. Peso Meksiko mencatatkan penguatan signifikan. Hal ini menarik, karena peso Meksiko sempat mengalami penurunan tajam setelah kemenangan Trump pada 2016.

Prospek kebijakan perdagangan yang lebih bersahabat dari pemerintahan Harris mungkin menjadi salah satu alasan mengapa peso menguat, mengingat hubungan perdagangan yang erat antara AS dan Meksiko di bawah perjanjian USMCA.

Sentimen Pasar Global

Selain pemilu AS, beberapa keputusan bank sentral juga akan mempengaruhi sentimen pasar minggu ini. The Federal Reserve (The Fed) diharapkan untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada Kamis, 7 November 2024, menyusul data pekerjaan yang menunjukkan perlambatan dalam perekrutan tenaga kerja.

Meski tingkat pengangguran tetap rendah, dampak dari badai besar dan pemogokan di industri telah memberikan distorsi pada angka pekerjaan yang dilaporkan.

Di Inggris, Bank of England (BOE) diperkirakan akan mengikuti langkah yang sama dengan memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin, menjadi 4,75 persen. Langkah ini diambil setelah beberapa pekan terjadinya volatilitas yang dipicu oleh kebijakan fiskal dan kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Kenaikan Harga Minyak

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak AS, mencatat kenaikan sebesar 2 persen pada hari ini. Peningkatan ini terjadi setelah OPEC+ sepakat untuk menunda peningkatan produksi minyak yang sebelumnya dijadwalkan pada Desember.

Penundaan ini lagi-lagi dipandang sebagai upaya untuk menyeimbangkan pasar di tengah ketidakpastian permintaan global dan perlambatan ekonomi di banyak negara.

Faktor geopolitik juga turut berperan dalam kenaikan harga minyak. Iran, salah satu pemain utama dalam pasar minyak global, meningkatkan retorika anti-Israel, yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

Konflik di kawasan yang kaya akan minyak ini sering kali berdampak langsung pada harga komoditas tersebut, dengan pasar mengantisipasi gangguan pasokan.

Kebijakan China dan Dampak Global

Dari China, ada perkembangan signifikan terkait upaya pemerintah untuk menarik lebih banyak investasi asing. Pejabat pemerintah China baru saja mengumumkan langkah-langkah baru yang memungkinkan individu asing untuk memberikan modal pada perusahaan publik sebagai investor strategis.

Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang China untuk lebih membuka ekonominya dan mendiversifikasi sumber pendanaan di pasar modal.

Sayangnya, langkah ini muncul hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden AS, sehingga memunculkan kekhawatiran terkait dampak dari potensi terpilihnya kembali Trump terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Kebijakan perdagangan Trump yang keras terhadap China selama masa jabatan pertamanya, membuat banyak investor waspada terhadap hubungan kedua negara jika ia kembali menjabat. Di sisi lain, kemenangan Harris mungkin akan menciptakan hubungan yang lebih stabil, yang dipandang positif bagi ekonomi global.

Selain itu, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China juga akan mengadakan pertemuan sepanjang pekan ini. Para investor akan mengamati apakah ada stimulus fiskal yang disetujui untuk mendorong pemulihan ekonomi yang saat ini mulai melambat.

Dengan banyaknya faktor yang memengaruhi pasar global minggu ini — mulai dari pemilu presiden AS hingga keputusan kebijakan moneter di beberapa negara utama — volatilitas diperkirakan akan tetap tinggi.

Pelemahan dolar AS, kenaikan harga minyak, dan penguatan peso Meksiko adalah refleksi dari ketidakpastian yang terjadi. Bagaimana hasil pemilu AS dan keputusan bank sentral memengaruhi pasar keuangan akan sangat tergantung pada perkembangan beberapa hari ke depan.

Investor harus siap menghadapi fluktuasi harga yang signifikan di berbagai kelas aset.(*)