Kedua kandidat terus melakukan kampanye dengan asumsi bahwa persaingan masih sangat ketat. Harris mengunjungi beberapa lokasi penting, termasuk menghadiri kebaktian di gereja, mengunjungi dua bisnis milik orang kulit hitam, serta memberikan pidato di Universitas Negeri Michigan.
Di sisi lain, Trump menggelar kampanye di tiga negara bagian kunci: Pennsylvania, Carolina Utara, dan Georgia.
Kedua kandidat fokus pada platform ekonomi masing-masing. Data ekonomi terbaru menunjukkan ekonomi AS terus tumbuh, inflasi mereda, dan ada penambahan lapangan kerja, meski pada tingkat yang lebih rendah dari yang diharapkan. Perlambatan ini disebabkan oleh dua badai besar dan pemogokan pekerja mesin pesawat.
Di Lititz, Pennsylvania, dalam pidatonya Trump tanpa bukti mengatakan bahwa sistem pemilu, lembaga survei, dan media telah melakukan korupsi dan bekerja sama untuk melawan kampanyenya. Pernyataan ini menjadi sinyal terbaru bahwa mantan presiden tersebut bersiap untuk menolak hasil pemilu jika ia kalah.
Trump bahkan menyatakan bahwa ia seharusnya tidak meninggalkan Gedung Putih setelah kekalahan dari Joe Biden dalam pemilihan 2020 .
"Saya seharusnya tidak pergi, jujur saja. Kami melakukannya dengan sangat baik," kata Trump.
Diketahui, tim kampanye Trump seringkali mengungkit tentang kepergian Trump dari Gedung Putih untuk menghindari pertanyaan tentang keterlibatannya dalam pemberontakan 6 Januari 2021, serta untuk menangkis spekulasi tentang apakah dia akan menerima hasil pemilu tahun ini.
Selain itu, Trump juga banyak mengkritik sistem pemungutan suara awal, meskipun penasihatnya telah menunjukkan tingginya jumlah pemilih awal dari Partai Republik sebagai tanda adanya momentum bagi kampanyenya.
Trump menyatakan bahwa pemungutan suara hanya boleh dilakukan pada Hari Pemilihan, dengan hasil yang disahkan pada malam itu juga.
"Semua orang takut untuk membicarakannya dan kemudian mereka menuduhmu sebagai ahli teori konspirasi," ujar dia.
Meskipun Trump sebelumnya menyatakan akan memberikan contoh dengan memilih lebih awal, para penasihatnya kini mengindikasikan bahwa Trump akan memilih pada Hari Pemilihan.
Hal inilah yang kemudian membuat Trump mengklaim bahwa sistem pemungutan suara di AS lebih buruk dibandingkan negara-negara berkembang.
Dia juga mengeluh bahwa penasihat kampanyenya lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan strategi dalam menantang prosedur pemilu, dari pada memikirkan pengeluaran kampanye atau lokasi kampanye.
Trump: Dugaan Kecurangan Surat Suara sampai Isu Kesehatan
Kehadiran Trump di Pennsylvania membawa seorang tim pemenangan kampanye Harris curiga, akan ada permainan terhadap ribuan surat suara di sana. Dirinya menduga, ada upaya untuk menunda penghitungan suara dan memperkuat klaim penipuan yang mungkin akan diajukan setelah pemilu.
Untuk itu, dirinya mengisyaratkan akan ada penghitungan ulang beberapa hari setelah pemilu berlangsung.
Dengan pergerakan yang semakin intensif di kedua kubu, pemilihan presiden AS kali ini berpotensi menjadi salah satu yang paling menentukan dalam sejarah, dengan ekonomi sebagai isu utama yang mendominasi perdebatan di saat-saat terakhir kampanye.
Salah satu momen yang mengejutkan dari kampanye Trump adalah saat ia menyinggung soal penggunaan kaca anti-peluru dalam pidatonya. Setelah upaya pembunuhan terhadapnya pada bulan Juli lalu, yang menyebabkan luka di telinganya, Trump sekarang diwajibkan menggunakan kaca anti-peluru dalam setiap acara di luar ruangan.
Trump berkomentar tentang jumlah material balistik yang mengelilingi panggungnya. Ia bahkan menyebut, untuk melukai dirinya seseorang harus menembaknya melalui media palsu. Dan ia memastikan, bahwa hal tersebut tidak jadi masalah untuknya.
Namun, selanjunya ia mengeluarkan pernyataan klarifikasi, bahwa komentarnya tidak dimaksudkan untuk mengisyaratkan dia mendukung serangan terhadap anggota media. Direktur Komunikasi Kampanye Trump Steven Cheung, menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanyalah mengenai penempatan kaca pelindung dan tidak ada kaitannya dengan media atau kekerasan terhadap mereka.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan NBC News, Trump juga membahas isu kontroversial mengenai kesehatan. Dirinya menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk mendukung beberapa usulan Robert F Kennedy Jr, yaitu penghapusan fluoride dari pasokan air, meskipun ia menyatakan belum mendiskusikan hal itu secara langsung.
Kennedy, yang dikenal sebagai skeptis vaksin, juga diisukan mendapat dukungan dari Trump terkait kemungkinan pembatasan vaksin tertentu. Meski globalisasi vaksin terbukti menyelamatkan puluhan juta jiwa, Trump tetap terbuka terhadap gagasan untuk mengevaluasi lebih lanjut kebijakan vaksin di masa depan.
Harris: Dari Isu Perdamaian Israel hingga Dukungan Wall Street
Sementara itu, Kamala Harris menghabiskan waktu kampanyenya di Detroit dengan fokus pada pemilih kulit hitam, khususnya di Gereja Institusional Greater Emmanuel Church of God. Di sana, Harris dia berbicara tentang pentingnya peran gereja dalam kemajuan bangsa.
"Kita menghadapi tantangan nyata sebagai bangsa. Kita membawa beban yang nyata, merasakan sakit yang nyata, dan kita harus ingat bahwa iman, jika digabungkan dengan tindakan, memberi kita kekuatan," kata Harris.
Selain itu, Harris juga mengunjungi dua bisnis milik orang kulit hitam di Detroit, yaitu restoran "Kuzzo's Chicken and Waffles" dan tukang cukur "Elam Barber Shop". Di sana, dia berinteraksi langsung dengan warga dan menekankan pentingnya partisipasi dalam pemilu.
Trump sendiri mencoba untuk mengurangi keunggulan Harris dengan pemilih kulit hitam, khususnya dengan menekankan dampak inflasi dan kebijakan sosial progresif Harris. Hal ini sepertinya berhasil, karena survei menunjukkan bahwa dukungan dari pemilih kulit hitam, terutama laki-laki, terhadap Trump semakin meningkat dibandingkan dengan kandidat Partai Republik sebelumnya.
Di lain sisi, dalam kunjungannya ke Michigan, Harris berupaya menangani kekecewaan beberapa pemilih Arab Amerika terkait dukungannya terhadap Israel. Dalam sebuah pernyataan panjang di sebuah kampus perguruan tinggi, dia menegaskan kembali posisinya tentang solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.
Sebagai calon presiden, Harris menegaskan bahwa dirinya akan melakukan segala cara untuk mencapai perdamaian dan hak penentuan nasib sendiri bagi Palestina, meskipun dia menyadari bahwa isu-isu ini bervariasi di antara para pemilih.
Harris memang selalu mampu menarik perhatian. Terbukti, kampanyenya mendapat dorongan besar dari para selebriti. Di Pittsburgh, Harris berhasil mendapatkan support dari penyanyi terkenal seperti Katy Perry, D-Nice, dan Andra Day. Sementara di Philadelphia, kampanyenya akan dihadiri oleh Lady Gaga, The Roots, dan DJ Jazzy Jeff.
Di Carolina Utara, penyanyi-penulis lagu James Taylor serta bintang American Idol Fantasia Barrino dan Remi Wolf, direncanakan akan hadir dan tampil di panggung terbuka. Sedangkan di Atlanta, 2 Chainz dan Anthony Hamilton akan menjadi penampil utama dalam acara yang juga akan dihadiri oleh Usher.
Tidak ketinggalan tokoh terkenal seperti Robert De Niro dan mantan Menteri Luar Negeri John Kerry ikut serta dalam acara "Tailgate for Turnout", yang digelar sebelum pertandingan sepak bola Philadelphia Eagles.
Selain selebriti, Harris juga mendapat dukungan dari beberapa tokoh Wall Street. Judy Dimon, istri dari CEO JPMorgan Chase & Co., Jamie Dimon, termasuk di antara sukarelawan yang berkampanye untuk Harris di Michigan, akhir pekan ini. Hal ini tentu menjadi sorotan, terutama mengingat pentingnya dukungan dari kalangan bisnis dan ekonomi.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, kedua kandidat terus berjuang untuk mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok pemilih. Baik Trump maupun Harris berupaya menarik perhatian dengan kampanye yang agresif, menyoroti isu-isu yang dianggap paling relevan di mata para pemilih Amerika.