Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dorong Hilirisasi, Erick Thohir Sebut RI Berhasil Produksi 280 Ton Selenium

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 04 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Dorong Hilirisasi, Erick Thohir Sebut RI Berhasil Produksi 280 Ton Selenium

KABARBURSA.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi 280 ton selenium atau bahan baku semikonduktor. Hal ini, kata dia, sejalan dengan fasilitas pemurnian konsetrat tembaga single line terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia.

Erick mengatakan hasil produksi 280 ton selenium itu telah ia laporkan dalam rapat bersama Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian beberapa waktu lalu.

"Kemarin juga saya sampaikan kepada rapat Menko mengenai hasil daripada refinery ini ada yang menarik, yaitu terproduksinya juga 280 ton selenium. Artinya ini bahan untuk semikoduktor," ungkap Erick dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN bersama dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2024.

Erick mengatakan Indonesia siap bersaing dengan Malaysia yang lebih dahulu memproduksi selenium. Ia menambahkan, PT Amman Mineral Industri sudah mulai memproduksi komoditas tersebut. "Artinya ke depan, kalau pemerinta ada kebijakan bagaimana pemerintah membangun semikoduktor, seperti juga kita mendorong hilirisasi nikel kemarin, ini sudah ada bahan bakunya di Indonesia," katanya.

[caption id="attachment_96835" align="alignnone" width="1600"] Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kedja dengan Komisi VI DPR RI perihal perkenalan Mitra Kerja Komisi VI DPR RI; Penjelasan Mitra Kerja terhadap Program Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2025; dan Target Penyelesaian Roadmap Kementerian/Lembaga di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin, 4 November 2024. Foto: KabarBursa/Andi Hidayat.[/caption]

Sementara itu, fasilitas pemurnian konsetrat tembaga single line yang dimiliki Indonesia, tutur Erick, berhasil memproduksi sekitar 50 ton emas per tahun. Dengan reserve cadangan emas tersebut, Indonesia berada di urutan nomor 6 terbesar di dunia. Sementara jika ditinjau dari reserve keuangan negara berbasis emas. Erick menyebut Indonesia berada di posisi 40 dunia.

"Ini yang terus akan tingkatan karena kembali yang selama ini emas di jual keluar negeri, sekarang harus di-refine di dalam negeri dan ini salah satu (langkah) kita mendukung hilirisasi," tutupnya.

Dorong Semikonduktor Lewat KEK

Sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita hingga USD30.300, pemerintah berupaya mendorong pengembangan industri semikonduktor dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Pengembangan semikonduktor dianggap sebagai tulang punggung untuk mengembangkan teknologi AI yang mumpuni sehingga langkah strategis ini akan menopang peningkatan produktivitas dan daya saing.

Dalam seminar bertajuk “Knowledge Sharing and Networking Event Shaping The Future Economy: AI and Semiconductor yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)”, di Bali, Sabtu, 28 September 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memiliki potensi besar di pasar digital. Hal itu diperkuat dengan posisi Indonesia sebagai negara terbesar keenam dengan jumlah perusahaan rintisan inovatif di Asia Tenggara.

“Ekosistem yang dinamis ini merupakan bukti kesiapan negara untuk menjadi salah satu negara maju dalam ekonomi digital di dunia dan regional dimana kecerdasan buatan dan semikonduktor menjadi komponen inti dari strategi tersebut,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 September 2024.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan pasar ekonomi digital telah menjadi mesin pertumbuhan yang kuat dengan nilai sekitar USD77 miliar dan diperkirakan akan mencapai USD220-360 miliar pada 2030.

Kolaborasi AI dan semikonduktor memiliki potensi untuk mendukung berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur hingga jasa. Melalui kebijakan di KEK, kata Airlangga, pemerintah sedang berupaya memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi perusahaan yang bergerak di sektor ini, seperti insentif pajak, kemudahan perizinan, dan infrastruktur yang mendukung perkembangan teknologi tinggi.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manangsang mengatakan industri AI dan semikonduktor memiliki pangsa pasar yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital. KEK, kata dia, akan turut serta mengawal pengembangan tersebut. “KEK mendukung pengembangan industri tersebut melalui penawaran berbagai fasilitas dan kemudahan ultimate,” kata Rizal.

Rizal menuturkan, KEK Indonesia memiliki posisi yang strategis untuk mendukung pengembangan industri-industri digital. Saat ini, terdapat empat KEK yang siap menjadi pemain kunci di sektor AI dan semikonduktor. Pertama, KEK Nongsa dengan fokus teknologi digital. KEK Nongsa menawarkan pusat data, lembaga akademik, produksi film dan animasi serta pengembangan perusahaan rintisan teknologi.

[caption id="attachment_90506" align="alignnone" width="1280"] KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten di Kabupaten Tangerang Foto: kek.go.id.[/caption]

Kedua, KEK Singhasari sebagai industri digital, dengan lebih dari 300 pengembang perangkat lunak dan 18 studio animasi dan film. Kawasan tersebut akan segera menyambut pembukaan cabang King’s College London dengan program Digital Economy.

Ketiga, KEK Kendal dengan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV), yang akan memainkan peran penting dalam integrasi AI dan semikonduktor dan KEK Tanjung Sauh yang diposisikan untuk menjadi pusat komponen elektronik seperti semikonduktor yang strategis menghubungkan pasar domestik dan global. Keempat, KEK Kura Kura Bali yang diproyeksikan untuk mengembangkan pendidikan berkelanjutan dan sumber daya manusia termasuk di dalamnya sektor AI.

Rizal mengatakan hubungan erat antara AI dan semikonduktor menjadi faktor kunci dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kedua industri tersebut melalui kebijakan strategis dan dukungan regulasi. “(Ini) untuk mendukung potensi Indonesia menjadi pemain utama dalam industri teknologi tinggi di kawasan Asia bahkan dunia,” katanya.(*)