Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

SKK Migas Pecut Bos-bos Migas untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 01 November 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
SKK Migas Pecut Bos-bos Migas untuk Tingkatkan Produksi Nasional

KABARBURSA.COM - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengumpulkan para CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas di Jakarta, Jumat, 1 November 2024. Pertemuan ini berupaya mendorong para mitra SKK Migas tersebut untuk menigkatkan produksi nasional.

“SKK Migas dan KKKS berada dalam perahu yang sama, dengan tujuan yang sama yaitu produksi-produksi-produksi. Semangat ini, saya harapkan dapat diimplementasikan dengan langkah nyata dan konkret sehingga produksi dapat ditingkatkan,” kata Dwi.

Dwi menjelaskan pertemuan yang merupakani bagian dari implementasi Keputusan Menteri ESDM Nomor 110.K/MG.01/MEM.M/2024 ini bertujuan mengatur pengembalian wilayah kerja potensial yang tidak aktif untuk optimalisasi produksi.

Dwi menjelaskan bahwa pemerintah sudah memberikan berbagai kemudahan dan insentif untuk membuat proyek migas lebih ekonomis dan fleksibel. “Karena itu, gebrakan dari KKKS sangat ditunggu. Kita perlu mempercepat peningkatan produksi, salah satunya dengan memaksimalkan wilayah kerja (WK) dan mengurangi potensi area mangkrak,” ujarnya.

Beberapa lapangan, lanjut Dwi, belum diproduksikan secara optimal. Banyak Plan of Development (PoD) yang belum sampai ke tahap produksi, dan hasil eksplorasi di wilayah eksploitasi belum dimanfaatkan penuh karena hanya berfokus pada produksi yang ada.

SKK Migas mengidentifikasi empat potensi yang bisa dikembangkan. Pertama, terdapat 301 struktur dengan potensi 1,8 miliar barel minyak dan 13,4 triliun kaki kubik gas yang belum tersentuh. Kedua, peningkatan produksi dapat dilakukan melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Waterflood pada 12 lapangan, dengan potensi 951 juta barel minyak.

Ketiga, terdapat 74 lapangan dalam kategori PoD yang sudah disetujui namun belum dilaksanakan, dengan potensi 153 juta barel minyak dan 5,3 triliun kaki kubik gas. Keempat, terdapat 203 lapangan idle field dan idle well yang bisa diaktifkan kembali, dengan potensi produksi 122 juta barel setara minyak.

“Saya meminta setiap Kontraktor KKS mengevaluasi ulang dan menyelaraskan strategi dengan SKK Migas. Inventarisasi dan strategi tindak lanjut ini harus disampaikan paling lambat minggu pertama November 2024,” tegas Dwi.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Kathy Wu, President Asia Pacific BP; Juan Carlos Coral, Operations Deputy Director ENI Muara Bakau; Justin Murphy, SVP Business Development ExxonMobil; Didi Basuki, Direktur Kangean Energi Indonesia; Ronald Gunawan, Direktur Medco E&P; Qian Mingyang, President Director Petrochina; Ruby Mulyawan, Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan; dan Wisnu Hindadari, Direktur Utama Pertamina EP.

Pacu Produksi 12 Proyek Hulu Migas

Sebagai bagian dari upaya SKK Migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, sejumlah proyek baru telah diluncurkan guna memastikan peningkatan pasokan energi di tengah tantangan global dan domestik. Sebelum mengumpulkan para CEO KKKS untuk memaksimalkan produksi melalui optimalisasi wilayah kerja dan penerapan teknologi terbaru, SKK Migas melaporkan capaian penting lainnya di sektor hulu migas. Hingga akhir tahun ini, sebanyak 12 proyek migas sudah berhasil beroperasi dari target 15 proyek yang diharapkan mampu menambah dan menjaga produksi minyak, gas, serta LPG.

SKK Migas mencatat ada 12 proyek hulu migas atau setara dengan 80 persen yang beroperasi dari target 15 proyek hingga akhir tahun ini. Ke-12 proyek ini berpotensi menambah dan menjaga produksi mencapai 36.237 barel per hari (BOPD) untuk minyak, 300 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas, dan 192 metrik ton per hari (MTD) untuk LPG.

Sejumlah proyek minyak yang telah onstream mencakup OPL Main PHE ONWJ dengan produksi 1.893 BOPD, Flowline ASDJ-116X PHE Ogan Kemering dengan 94 BOPD, serta Banyu Urip Infill Clastic Exxon Mobil Cepu Ltd dengan kapasitas 33.000 BOPD.

Di sisi lain, proyek gas yang sudah berjalan meliputi Peciko 88, SWG dan Bekapai Artificial Lift dari Pertamina Hulu Mahakam dengan kapasitas 36 MMSCFD, proyek AFCP berkapasitas 117 MMSCFD, serta Dayung Facility Optimization dari Medco Grissik dengan 40 MMSCFD. Selain itu, Fasilitas Kompresor South Sembakung memiliki kapasitas 22 MMSCFD, dan Proyek CO2 dan DHU Lapangan Karang Baru Pertamina EP menyumbang 5 MMSCFD.

Ada pula dua proyek yang menghasilkan minyak dan gas sekaligus, yaitu Akatara Gas Plant dari Jadestone Energy dengan kapasitas gas 25 MMSCFD dan minyak 1.100 BOPD serta produksi LPG 192 MT/D. Proyek West Belut Medco Natuna berkapasitas gas 55 MMSCFD dan minyak 150 BOPD juga turut berkontribusi.

Secara keseluruhan, 12 proyek ini menyumbang tambahan kapasitas produksi minyak sebesar 36.237 BOPD dan gas sebesar 300 MMSCFD dengan investasi mencapai USD277,4 juta atau sekitar Rp4,36 triliun.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, menyampaikan bahwa hasil proyek-proyek hulu migas tahun ini sejauh ini sesuai harapan. SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus intensif berkoordinasi untuk memastikan tiga proyek tersisa—Proyek Forel Bronang Medco Natuna berkapasitas 10.000 BOPD dan gas 43 MMSCFD, SP Puspa Asri Pertamina EP dengan kapasitas 600 BOPD, serta Proyek Kompresor Merbau Pertamina EP berkapasitas 8 MMSCFD—dapat onstream sebelum tutup tahun.

“Kami berharap sisa waktu dapat dioptimalkan agar proyek yang belum onstream bisa berjalan cepat, terutama proyek minyak seperti Forel Bronang yang berpotensi menambah produksi 10.000 BOPD,” kata Hudi, dikutip dari siaran pers resmi SKK Migas, Senin, 28 Okotober 2024.(*)