KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan komitmen untuk mengakselerasi tiga prioritas utama tahun 2024 meliputi pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan program usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BISA Eskpor.
Isy Karim, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag, mengatakan, ketiga program tersebut akan dijalankan secara simultan. Tujuannya untuk memberikan dampak optimal bagi ekonomi Tanah Air.
“Kami pastikan ketiga prioritas ini berjalan bersama-sama, masing-masing diampu oleh berbagai unit di Kemendag agar saling melengkapi dan memperkuat,” ungkap Isy kepada Kabarbursa.com, Rabu, 30 Oktober 2024.
Yang pertama terkait pengamanan pasar domestik, kata Isy, akan dijalankan melalui stabilisasi harga bahan pokok. Tak hanya itu, Kemendag juga melakukan pengawasan barang beredar yang salah satunya terhadap produk e-commerce dengan tujuan memastikan standar kualitas yang sesuai.
Selanjutnya, sambung Isy, program revitalisasi 22 pasar rakyat pada 2024 akan dimanfaatkan untuk meningkatkan akses masyarakat pada produk-produk dalam negeri. “Untuk menekan inflasi, kami akan memanfaatkan Sistem Resi Gudang pada komoditas penting seperti bawang merah, gula, beras, kedelai, dan gabah, serta menginisiasi referensi harga Crude Palm Oil (CPO) melalui Bursa CPO Indonesia,” jelas Isy.
Untuk mendukung perluasan pasar ekspor, Kemendag telah menetapkan lima kegiatan prioritas, termasuk penyelesaian berbagai perundingan dagang internasional. Fokus perundingan mencakup Indonesia-Peru CEPA (IP-CEPA), Indonesia-Tunisia PTA, serta kesepakatan dagang dengan blok EAEU dan Kanada.
“Perundingan ini diharapkan mampu membuka lebih banyak akses produk Indonesia di pasar global, terutama di wilayah Amerika Latin, Timur Tengah, dan Eurasia,” tutur eks Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag ini.
Untuk mendukung perluasan pasar ekspor, Kemendag telah menetapkan lima kegiatan prioritas, termasuk penyelesaian berbagai perundingan dagang internasional. Fokus perundingan mencakup Indonesia-Peru CEPA (IP-CEPA), Indonesia-Tunisia PTA, serta kesepakatan dagang dengan blok EAEU dan Kanada.
“Perundingan ini diharapkan mampu membuka lebih banyak akses produk Indonesia di pasar global, terutama di wilayah Amerika Latin, Timur Tengah, dan Eurasia,” tambahnya menerangkan.
Kemendag, tambah Isy, juga aktif berpartisipasi dalam forum internasional seperti G20 Leader Summit dan APEC, serta menginisiasi penyelesaian sengketa dagang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan Uni Eropa.
Pria yang juga menjabat anggota Dewan Pengawas Bulog itu mengungkapkan bahwa sinergi antara penguatan pasar dalam negeri dan perluasan pasar ekspor menjadi strategi untuk memperkokoh fondasi ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.
“Kami optimistis langkah-langkah ini akan menciptakan peluang lebih besar bagi UMKM dan mengoptimalkan ekspansi produk dalam negeri di pasar global,” tukas dia.
Terakhir, dukungan bagi UMKM juga menjadi sorotan, di antaranya melalui kemitraan dengan lokapasar dan ritel modern, kampanye Bangga Buatan Indonesia (BBI), dan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Kemendag juga menyiapkan program pendampingan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi halal, HACCP, dan HKI guna meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan internasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memaparkan tiga program utama yang menjadi prioritasnya dalam memimpin Kemendag. Program yang pertama adalah pengamanan pasar dalam negeri.
“Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor, dan ketiga, peningkatan usaha kecil menengah (UKM) agar bisa menembus pasar global,” ujar Budi kepada awak media di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2024.
Ia juga memperkenalkan slogan “BISA Ekspor”. Budi mengartikan sebagai Berani Inovasi dan Siap Adaptasi, sebuah dorongan agar pelaku UKM mampu beradaptasi dan bersaing di pasar internasional.
Budi mengakui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku usaha, asosiasi, dan rekan-rekan di Kementerian Perdagangan, sangat diperlukan. “Instrumen untuk mendukung program ini sebenarnya sudah ada, tinggal bagaimana kita menjalankannya dengan baik dan efektif,” tambahnya.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) era Mendag Zulkifli Hasan ini menekankan pentingnya kerja sama dalam menghadapi tantangan ke depan. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih secara khusus kepada Menteri Koordinator Pekan Pangan beserta keluarga atas dukungan dan dorongan selama ini.
“Saya harap, dengan bimbingan dan arahan yang telah diberikan, kita bisa menjalankan tanggung jawab ini dengan baik dan mencapai program-program yang telah ditetapkan demi kemajuan bangsa,” tuturnya menutup pidato. (*)