KABARBURSA.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pandangannya mengenai serangan Israel terhadap negaranya pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Kemarin, Khamenei, bertemu dengan keluarga para prajurit Iran yang gugur demi menjaga keamanan negara atau dikenal sebagai martir. Dalam pertemuan itu, Khamenei menilai rezim Zionis Israel telah melebih-lebihkan tindakan agresi yang dilancarkan terhadap Iran, namun dia juga tak mau meremehkan serangan tersebut.
Khamenei menyoroti rezim Israel salah dalam memperhitungkan kekuatan Iran. "Mereka belum benar-benar mengenal Iran dan rakyatnya, serta belum memahami tingkat kekuatan dan tekad kami," ujarnya, dilansir dari kantor berita IRNA, Senin, 28 Oktober 2024.
Khamenei meminta para pejabat Iran agar menunjukkan kekuatan bangsa dan mengambil langkah yang terbaik bagi kepentingan nasional. Selain itu, mantan prajurit Revolusi Iran era 1979–1981 ini menggarisbawahi pentingnya menjaga keamanan, khususnya keamanan psikologis rakyat negaranya.
"Menyebarkan ketakutan dan keraguan dalam pikiran masyarakat adalah hal yang harus ditolak," katanya.
Ia pun memuji siapapun yang melawan tindakan jahat—mulai dari perampokan, pembunuhan, penyelundupan, hingga penyebaran rumor—sebagai penjaga keamanan. Menurut Khamenei, kekuatan nasional adalah landasan utama keamanan negara. "Keamanan sebuah negara dijaga oleh kekuatan nasionalnya, kekuatan dalam segala aspek, baik sains, ekonomi, pertahanan, hingga persenjataan. Semua ini menjaga dan memastikan keamanan," katanya.
Ia juga menyinggung masa lalu, di mana kelemahan Iran selama era Dinasti Qajar dan Pahlevi membuka jalan bagi musuh untuk menguasai Iran, seperti saat Perang Dunia I dan II meski negara itu mengumumkan netralitasnya.
Khamenei mengkritik dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang gagal menghentikan aksi kejam rezim Zionis di Gaza dan Lebanon. Menurutnya, rezim itu melakukan pelanggaran aturan perang yang paling brutal. Sudah seharusnya, kata dia, seluruh dunia–terutama negara-negara Islam–bersatu melawan rezim Zionis.
"Bukan soal apakah kita membantu rezim itu atau tidak," ujar Khamenei, "membantu mereka dalam bentuk apapun adalah dosa besar."
Khamenei menyerukan pembentukan koalisi global, baik secara politik, ekonomi, dan jika perlu, militer, untuk menghadapi rezim Zionis yang terus melakukan kejahatan perang yang paling keji hari ini.
Israel melancarkan serangan balasan ke wilayah Iran pada Sabtu, 26 Oktober 2024, sekitar pukul 02.30 waktu setempat. Menurut laporan dari kantor berita IRNA, serangan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban, termasuk empat tentara dan satu warga sipil.
Dilansir dari Politico, Institute for Science and International Security milik Albright mengidentifikasi adanya bangunan yang hancur di Parchin, Iran, tepatnya di area pegunungan yang biasa disebut Taleghan 2. Berdasarkan arsip data nuklir Iran yang sebelumnya disita oleh Israel, bangunan ini menyimpan ruang uji ledakan kecil serta sistem sinar-X berkecepatan tinggi untuk menguji peledakan skala kecil.
Dalam laporan pada 2018, institut itu menyatakan uji coba yang dilakukan kemungkinan mencakup bahan peledak yang memampatkan inti uranium alami, yang mensimulasikan inisiasi peledak nuklir. Pada Minggu pagi, melalui unggahan di platform X, institut tersebut menyatakan, “Belum pasti apakah Iran menggunakan uranium di Taleghan 2, namun diduga Iran mempelajari kompresi hemisfer uranium alami, yang mungkin menjelaskan renovasi kilat dan tertutup pasca permintaan IAEA untuk mengakses Parchin pada 2011.”
Tidak diketahui peralatan apa yang berada di dalam bangunan Taleghan 2 pada Sabtu pagi. Serangan Israel ini juga tidak menyasar industri minyak, situs pengayaan nuklir, atau pembangkit tenaga nuklir di Bushehr. Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, mengonfirmasi hal ini di platform X, “Fasilitas nuklir Iran tidak terdampak. Inspektur aman dan tetap melaksanakan tugas mereka yang krusial.”
Selain itu, beberapa bangunan di Khojir dan Parchin, termasuk gudang dan fasilitas produksi bahan bakar padat untuk rudal balistik, turut hancur. Menurut pernyataan militer Israel segera setelah serangan, fasilitas rudal yang mereka hancurkan digunakan untuk memproduksi rudal yang ditembakkan Iran ke wilayah Israel sepanjang tahun lalu.
Penghancuran situs-situs ini bisa berdampak besar pada kemampuan Iran dalam memproduksi rudal balistik baru untuk memperkuat arsenal setelah dua serangan ke Israel. Namun, Garda Revolusi Iran, yang mengawasi program rudal balistik negara itu, hingga kini belum memberikan komentar resmi.
Menurut Jenderal Kenneth McKenzie, mantan komandan Komando Pusat Militer AS, Arsenal rudal balistik Iran secara keseluruhan, termasuk rudal jarak pendek yang tidak dapat menjangkau Israel. Dalam kesaksiannya di Senat AS tahun 2022, ia memperkirakan ada lebih dari 3.000 unit rudal dalam arsenal tersebut. Sejak saat itu, Iran telah menembakkan ratusan rudal dalam serangkaian serangan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.