KABARBURSA.COM - Bank Sentral China (PBOC) menurunkan suku bunga pada akhir September 2024 lalu. Pemerintah China kemudian memangkas suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 20 basis poin dari 3,35 persen menjadi 3,10 persen. Menanggapi hal tersebut, Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menuturkan pemangkasan suku bunga pinjaman China dilakukan tak lain sebagai langkah stimulus yang diberikan PBOC. Di sisi lain, PBOC juga berupaya mengembalikan gairah likuiditas di bidang kredit.
“Langkah stimulus yang diberikan oleh Bank Sentral Tiongkok untuk menggairahkan likuiditas di bidang kredit, juga mendorong pertumbuhan kredit karena sebenarnya Tiongkok juga menghadapi kendala dalam hal perlambatan pertumbuhan kredit,” kata Nafan saat dihubungi KabarBursa.com, Jumat, 25 Oktober 2024.
Nafan menyebut perlambatan ekonomi China juga terlihat dari sektor properti yang mengalami perlambatan. Kendati begitu, Nafan menilai kebijakan stimulus yang diberikan pemerintah China tidak bersifat berkelanjutan. Kebijakan ini dipandang hanya sebatas untuk mewujudkan recovery perekonomian domestiknya sebagaimana yang diramal International Monetary Fund (IMF). “Kalau hemat saya, ini bersifat sementara dan cenderung menarik arus keluar dana (outflow) dari negara-negara emerging markets (pasar negara berkembang) ke pasar Tiongkok. Tapi sekali lagi, ini hanya sementara,” ungkapnya.
Ia menambahkan, investor asing biasanya lebih memilih pasar dengan perekonomian stabil, seperti Indonesia. IMF dalam laporan Policy Pivot, Rising Threats memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada 2025, yang dianggap sebagai sinyal positif bagi investor.
Di sisi lain, Nafan menyarankan para investor menanti katalis positif bukan hanya dari kinerja laporan keuangan kuartal III emiten, melainkan juga data ekonomi domestik yang hasilnya sesuai atau bahkan di atas ekspektasi. “Itu akan bagus untuk mengarahkan pasar modal kita. Itu juga bisa menantikan terkait bagaimana pergerakannya tukar rupiah mulai mengalami penguatan. Jadi biasanya kalau rupiah menguat ada tanda-tanda terjadi inflow karena pasar obligasi kita juga menguatkan,” katanya.
Pemerintah Tiongkok mengumumkan pemangkasan signifikan pada suku bunga acuan sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mencapai target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sekitar 5 persen hingga akhir tahun. Bank Sentral Tiongkok atau PBoC mengumumkan pada Senin, 21 Oktober 2024, bahwa suku bunga pinjaman utama atau loan prime rate (LPR) satu tahun akan dipangkas menjadi 3,1 persen dari 3,35 persen. Ini adalah penurunan terbesar yang pernah tercatat. Sementara itu, LPR lima tahun dipangkas menjadi 3,6 persen dari 3,85 persen. Sejak 2019, suku bunga ini menjadi acuan utama untuk pinjaman konsumen, bisnis, dan hipotek.
Pemangkasan yang sudah diprediksi banyak pihak ini menunjukkan meningkatnya urgensi pemerintah untuk memulihkan kepercayaan pada perekonomian yang tengah tertekan oleh perlambatan sektor properti, deflasi, dan lemahnya permintaan konsumen. "Langkah ini mengonfirmasi pandangan kami bahwa PBoC akan lebih tegas dalam memangkas suku bunga," kata Kepala Strategi Makro Tiongkok di Standard Chartered, Becky Liu, dilansir dari Financial Times, Jumat, 25 Oktober 2024.
September lalu, pemerintah China mengumumkan paket kebijakan penurunan suku bunga hipotek dan dukungan bagi pasar saham. Kebijakan ini dimaskudkan sebagai bagian dari upaya mencapai target pertumbuhan PDB sekitar 5 persen pada 2024. Paket ini menjadi intervensi paling agresif sejak pandemi.
Para ekonom mendesak pemerintah meningkatkan stimulus, salah satunya melalui dukungan fiskal dan bantuan lebih lanjut bagi rumah tangga. Data terbaru menunjukkan ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 4,6 persen pada kuartal ketiga. Pengamat Ekonomi dari Capital Economics, Zichun Huang, mengatakan lesunya ekonomi negeri Tirai Bambu ini membutuhkan respons fiskal yang lebih besar guna memulihkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Pemangkasan suku bunga pada Senin pekan ini berada di batas atas dari perkiraan yang disampaikan oleh Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, pekan lalu. Ia mengisyaratkan akan ada pelonggaran lebih lanjut sebelum akhir tahun. Pada September 2024, PBoC juga menurunkan suku bunga repo tujuh hari, serta memangkas rasio cadangan wajib sebesar 50 basis poin. Ini menjadikan rata-rata rasio di seluruh bank di Tiongkok sebesar 6,6 persen.
Union Bank Switzerland atau UBS menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 4,8 persen untuk tahun ini. Kepala Ekonom Tiongkok UBS, Tao Wang, berkata, "Kepercayaan rumah tangga dan korporasi bisa meningkat dengan ekspektasi kebijakan lebih lanjut dan stabilisasi pasar properti."
Indeks CSI 300 yang terdiri dari saham-saham yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen naik 0,3 persen dalam perdagangan pagi yang fluktuatif. Indeks CSI 2000 yang mencakup saham perusahaan kecil justru mengalami kenaikan lebih besar sebesar 2,8 persen, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,2 persen.(*)