KABARBURSA.COM - Pasar Eropa tak bergairah meskipun pada sesi awal pembukaan perdagangan Kamis sore, 24 Oktober 2024, sempat mencatatkan kenaikan. Sepertinya, investor masih berhati-hati dalam menyikapi laporan keuangan serta tanda-tanda aktivitas ekonomi yang mandek, khususnya di zona Eropa.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 berakhir naik tipis 0,03 persen atau 0,14 poin menjadi 518,98, setelah mencatat tiga sesi penurunan berturut-turut sebelumnya.
Bursa utama di Eropa berhasil mencatat kenaikan meskipun dalam skala kecil.
Namun, kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa.
Sektor perjalanan dan rekreasi memimpin kenaikan sektoral, melonjak 3,2 persen ke level tertinggi dalam hampir tujuh bulan. Saham grup game daring asal Swedia, Evolution, naik 15 persen setelah melaporkan laba kuartal ketiga yang sesuai ekspektasi, meskipun perusahaan sedang menghadapi masalah tenaga kerja.
Sektor barang mewah juga mencatatkan kenaikan, didorong oleh Hermes yang melaporkan peningkatan signifikan dalam penjualan kuartal ketiganya. Ini diikuti oleh kenaikan 2 persen saham Kering, meskipun ada peringatan bahwa pendapatan operasionalnya bisa berkurang pada 2024.
Sektor otomotif, yang telah berkinerja buruk sepanjang tahun, mendapat dorongan dari Renault. Saham produsen mobil asal Prancis itu melonjak 4,7 persen setelah melaporkan peningkatan pendapatan yang tak terduga pada kuartal ketiga. Saham barang konsumen seperti Unilever dan Danone juga turut menguat, dengan masing-masing naik 2,9 persen dan 2,8 persen setelah berhasil mengalahkan estimasi penjualan kuartal ketiga.
Meskipun ada beberapa laporan keuangan positif, kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi di zona euro tetap menjadi faktor utama yang membatasi kenaikan pasar. Data terbaru menunjukkan aktivitas bisnis di kawasan tersebut kembali mandek, dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) tetap berada di wilayah kontraksi. Situasi ini memunculkan spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan memangkas suku bunga guna memacu pertumbuhan ekonomi.
Namun, investor tetap berhati-hati. Meski pemotongan suku bunga dapat memberikan dukungan bagi pasar, hal ini juga mencerminkan lemahnya prospek ekonomi di zona euro.
"ECB mungkin akan lebih agresif dalam memangkas suku bunga, namun ini juga berarti bahwa ekonomi tidak sekuat yang diperkirakan," kata Kepala Analis Interactive Brokers Steve Sosnick.
Di sisi lain, tidak semua perusahaan mencatat hasil positif. Saham grup voucher Prancis, Edenred, anjlok 14,6 persen setelah gagal memenuhi ekspektasi laba kuartal ketiganya. Saham operator platform properti Swedia, Hemnet, juga turun 8 persen setelah melaporkan hasil yang mengecewakan.
Selain itu, Stora Enso, perusahaan kehutanan asal Finlandia, kehilangan 3,5 persen nilainya setelah melaporkan laba operasi kuartal ketiga yang lebih rendah dari perkiraan pasar.
Di luar laporan keuangan, investor juga mencermati perkembangan di luar Eropa, seperti pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan datang dan ketidakpastian yang dihasilkan. Jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden, potensi perang dagang antara AS dan Eropa dapat menimbulkan risiko besar, terutama bagi Jerman yang merupakan salah satu negara manufaktur terbesar di dunia.
Secara keseluruhan, pasar saham Eropa berakhir flat setelah bergerak volatil sepanjang hari. Laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar memberikan dorongan sementara, namun kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi zona euro dan ketidakpastian geopolitik membatasi kenaikan yang lebih signifikan.
Di tengah kondisi ini, investor terus mencermati perkembangan ekonomi dan kebijakan bank sentral, sembari mempersiapkan diri menghadapi dampak eksternal dari pemilihan presiden AS dan ketegangan perdagangan global.
Sementara itu, sejak penutupan perdagangan Kamis pagi, 24 Oktober kemarin, bursa saham Eropa terpantau merah pada penutupan perdagangan Kamis pagi, 24 Oktober 2024. Sementara, pasar saham Asia justru terlihat menghijau pada beberapa sisi.
Indeks Stoxx 600 pan-Eropa yang mencakup saham-saham utama di kawasan ini ditutup turun 0,3 persen, dengan hampir semua sektor dan bursa utama berakhir di zona merah.
Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya perhatian investor terhadap laporan keuangan perusahaan yang mulai dirilis, serta kenaikan imbal hasil obligasi AS yang memberikan tekanan tambahan terhadap pasar. Dalam situasi ini, investor terlihat melakukan aksi jual di berbagai sektor.
Sementara Deutsche Bank melaporkan laba kuartal ketiga yang melebihi ekspektasi pasar, saham bank tersebut tetap mengalami penurunan setelah pengadilan Jerman memutuskan melawan mereka dalam sengketa akuisisi Postbank.
Di sisi lain, ada beberapa saham yang mencatat kenaikan, seperti saham Heineken yang naik 2,6 persen dan Swedbank yang melonjak 5 persen. Namun, tidak semua perusahaan bernasib baik; Volvo Cars anjlok 5,9 persen, diikuti oleh Akzonobel yang turun 3,5 persen, dan L’Oreal yang merosot 2,5 persen setelah laporan keuangannya dirilis.(*)