KABARBURSA.COM - Dewan Perjalanan Kesehatan Malaysia (MHTC), mencatat Indonesia menjadi negara asal tertinggi yang menyumbang perjalanan wisatawan kesehatan di Malaysia pada 2023. Mengutip laporan The Edge Malaysia, Negeri Jiran itu mencatat lebih dari satu juga kedatangan wisatawan kesehatan di tahun 2023 atau naik 15 persen dibandingkan 2022 sebanyak 850.000. Wisatawan kesehatan Indonesia sendiri menyumbang sekitar 70 hingga 80 persen dari total perjalanan wisata kesehatan di Malaysia selama 2024.
Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia, Azril Azahari, mengatakan Malaysia menjadi negara dengan perjalanan wisata kesehatan paling tinggi di kawasan Asia-Pasifik yang disusul oleh Thailand. Sementara Indonesia, tutur dia, masih jauh dari pemanfaatan potensi wisata kesehatan.
“Negara Malaysia (tertinggi). Nomor dua adalah negara Thailand. Bukan kita (Indonesia), bukan Singapura. Kita jauh dari health tourism ini,” kata Azril saat dihubungi KabarBursa.com, Kamis, 24 Oktober 2024.
Azril menuturkan, Indonesia sendiri masih jauh dari wisata kesehatan lantaran pemerintah sendiri tidak menyadari potensi tersebut. Menurutnya, pemerintah masih memandang ilmu gastronomi atau ilmu mengenai filosofi kebiudayaan sebagai alat diplomasi. Padahal, melalui aspek gastronomi Indonesia memiliki potensi mengembangkan wisata kesehatan.
“Kita kan terkenal dengan jalur rempah. Nah, jalur rempah itu kan wisatawan. Karena kita dijajah sampai orang Portugis sama Spanyol tahun abad 1511. Belanda 1602 oleh VOC. Coba bayangkan potensinya sangat (besar). Tapi tidak pernah dikemas dengan baik. Health tourism itu dari gastronomi,” jelasnya.
Dari keanekaragaman rempah yang dimiliki Indonesia, Azril menjelaskan, dapat memacu pengembangan wisata kesehatan lebih baik. Dia mencontohkan olahan yang menghasilkan kandungan probiotik, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan probiotik melalui makanan menjadi obat-obatan.
Padahal, kata Azril, pengembangan wisata kesehatan melalui pendekatan gastronomi di Malaysia sebagian besar berasal dari Indonesia. Menurutnya, Malaysia mengambil bahan makanan yang berasal dari Bengkalis hingga Meranti. “Malaysia sudah dilirik padahal bahannya semuanya dari Indonesia. Dari Bengkalis, dari Meranti,” ungkapnya.
Azril pun mengingatkan pemerintah mestinya tidak melihat gastronomi hanya sekadar diplomasi, melainkan juga memiliki potensi di sektor kesehatan. Sementara saat ini, Azril mengatakan hendak melakukan uji klinis perihal potensi wisata kesehatan bersama Perhimpunan Kedokteran Pariwisata Indonesia (Perkedwi).
Azril juga mengungkapkan beberapa sektor yang hendak didorong dalam health tourism, di antaranya medical tourism yang tengah disiapkan pemerintah di Rumah Sakit Internasional Bali, wellness tourism, dan geronto tourism untuk orang-orang lanjut usaha. “Sudah berapa puluh tahun yang lalu saya ngomong. Mulai 2008 saya sudah selalu ngomong seperti ini. Tapi (pemerintah) tidak ada yang paham. Karena tidak paham ini lah pariwisata kita yang kayak begini,” katanya.
Sebelum mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober 2024 lalu, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menetapkan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yakni KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2024 dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam melalui Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2024 pada 7 Oktober 2024.
Adapun kedua KEK tersebut diharapkan membawa dampak signifikan terhadap perekonomian nasional sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, dengan peningkatan lapangan pekerjaan dan inovasi serta berbagai multiplier effect lainnya.
KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten di Kabupaten Tangerang bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional dengan pengembangan teknologi digital dan diusulkan oleh PT Surya Inter Wisesa (SIW), anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai (BSD). Kawasan dengan luas 59,68 ha ini terletak di Kabupaten Tangerang. Dengan target realisasi investasi sebesar Rp18,8 triliun saat beroperasi penuh, KEK diharapkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 13.446 orang.
KEK ini akan menjadi pusat pendidikan internasional dengan beroperasinya Monash University, sebagai salah satu universitas terbaik ke-37 di dunia, bidang penelitian, ekonomi digital, dan pengembangan teknologi dengan target 100 startup, bidang kesehatan dengan pelayanan yang terintegrasi, serta industri kreatif.
Sementara KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, yang diinisiasi oleh PT Karunia Praja Pesona menargetkan realisasi investasi hingga Rp6,91 Triliun dengan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 105.406 orang. Apollo Hospital India selaku investor utama berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan layanan kesehatan berstandar internasional dan peningkatan medis-pariwisata, yang ditargetkan akan rampung dan beroperasi pada tahun 2026.
Dengan dibentuknya KEK Pariwisata Internasional Batam negara, diharapkan akan terjadi penghematan perangkat hingga Rp500 Miliar. Sedangkan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam diharapkan mampu menghadirkan layanan kesehatan berstandar internasional dengan menggandeng Apollo Hospitals, penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di India. Apollo dikenal karena kemampuannya menyediakan perawatan internasional berkualitas dengan biaya yang kompetitif.
“Setiap KEK memiliki fokus pengembangan yang spesifik dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menarik investasi,” ujar Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang dalam keterangan tertulis, 9 Oktober 2024.(*)