KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menggelar serah terima jabatan Menteri Perdagangan (Mendag) dari Zulkifli Hasan kepada Budi Santoso. Budi telah resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih.
Dalam acara ini, Zulkifli Hasan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh jajaran Kemendag atas kerja sama yang terjalin selama masa kepemimpinannya. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya transisi cepat agar tidak terjadi kevakuman di kementerian.
"Saya tidak ingin ada kevakuman walaupun satu hari. Saya sudah dilantik, Pak Budi sudah dilantik, jadi serah terima ini harus segera dilakukan," ujarnya dalam pidato serah terima jabatan di gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyampaikan apresiasi terhadap Budi Santoso yang merupakan pejabat karier pertama yang dipercaya menjadi Mendag. Ia berharap hal ini akan membuka jalan bagi pejabat karier lainnya untuk menempati posisi strategis di masa mendatang.
"Selamat kepada Pak Budi dan keluarga besar Kementerian Perdagangan. Ini pertama kalinya pejabat karier menjadi Menteri Perdagangan, semoga ini jadi awal yang baik," tambahnya.
Selain itu, Zulhas juga menyampaikan beberapa pencapaian yang telah diraih selama masa jabatannya, termasuk di bidang pangan dan energi. Ia mengingatkan bahwa salah satu tugas utama kabinet baru adalah mencapai swasembada pangan dalam lima tahun mendatang.
"Kita harus serius memanfaatkan potensi pertanian di luar Jawa, termasuk Papua, yang punya lahan luas untuk pertanian padi, tebu, dan jagung," tegasnya.
Pada akhir pidatonya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) dari 2014 hingga 2019 juga menyampaikan pesan persatuan dan harapan besar untuk masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Ia menekankan pentingnya bersatu demi mencapai tujuan bersama, menjadikan Indonesia negara maju dengan sumber daya manusia yang kuat dan cerdas.
Dalam kesempatan yang sama, Budi Santoso, yang kini resmi menjabat sebagai Mendag, menyatakan siap melanjutkan program-program yang telah berjalan serta membawa Kemendag mencapai target-target strategis ke depan. "Saya akan melanjutkan estafet ini dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi, demi memajukan sektor perdagangan Indonesia," ucap pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag.
Pria dengan segudang pengalaman ini telah membangun kariernya selama lebih dari dua dekade di berbagai posisi penting di lingkungan Kemendag. Sebelum mengemban tugas sebagai Sekjen, Budi menjabat sebagai Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dari Desember 2022 hingga Agustus 2024. Di posisi ini, ia memainkan peran kunci dalam mendorong ekspor Indonesia di tengah dinamika perdagangan global yang penuh tantangan. Seperti ditulis di Jakarta, Senin 21 Oktober 2024.
Sebelumnya, Budi juga pernah memimpin Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, dari September 2020 hingga Desember 2022, memperkuat hubungan dagang bilateral antara Indonesia dan Taiwan.
Karier Budi Santoso di Kementerian Perdagangan terus menanjak sejak ia menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan pada tahun 2020. Lebih jauh lagi, kiprahnya dalam dunia perdagangan dimulai dari jabatannya sebagai Kasubdit Ekonomi Kreatif di Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional pada tahun 2010. Kecakapan diplomasi dan pemahamannya tentang pasar internasional pun semakin diasah ketika ia ditunjuk menjadi Atase Perdagangan di India.
Seiring dengan pengabdiannya, Budi dipercaya mengemban berbagai tanggung jawab di posisi strategis, seperti Kepala Pusat Data dan Informasi pada tahun 2017, Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di tahun yang sama, hingga Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2018.
Keseluruhan perjalanan karier ini menegaskan dedikasinya terhadap pengembangan ekspor nasional dan reformasi kebijakan perdagangan Indonesia.
Atas dedikasi yang konsisten, Budi Santoso menerima berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Satya Lancana Karya Satya, yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia sebanyak tiga kali: Satya Lancana X tahun 2005, Satya Lancana XX pada tahun 2017, dan Satya Lancana XXX pada tahun 2024. Penghargaan ini diberikan atas pengabdian jangka panjang dan kontribusi luar biasa dalam sektor pemerintahan.
Dalam hal pendidikan, Budi Santoso memiliki latar belakang akademik yang kuat. Ia meraih gelar Sarjana Komunikasi Massa dari Universitas Sebelas Maret, kemudian melanjutkan studi ke tingkat Magister Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia.
Tak berhenti di sana, Budi juga meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Sahid, memperdalam pemahamannya tentang komunikasi yang semakin dibutuhkan dalam diplomasi ekonomi internasional.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2023, Budi Santoso tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp6,86 Miliar. Adapun laporan ini mengacu pada saat dirinya masih menjabat sebagai Direktur Jendral Perdagangan Luar Negeri.
Berdasarkan laporan dari laman LHKPN, Budi memiliki harta tanah dan bangunan senilai Rp5,01 miliar, alat transportasi dan mesin Rp661 juta, kas dan setara kas Rp1,41 miliar, harta lainnya Rp70 juta, dan utang Rp288,5 juta.
Ia juga mengungkapkan kepemilikan tujuh bidang tanah dan properti yang berlokasi di Jakarta Selatan, Tangerang, Sukoharjo, dan Depok.
Adapun rincian kendaraannya meliputi mobil Honda Jazz RS tahun 2019 seharga Rp250 juta, mobil Hyundai Creta tahun 2022 senilai Rp380 juta, serta sepeda motor Yamaha Nmax tahun 2023 dengan nilai Rp31,6 juta. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.