Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kecanduan pada Sumber Daya Alam Tekan Ekonomi Jangka Panjang

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 18 October 2024 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
Kecanduan pada Sumber Daya Alam Tekan Ekonomi Jangka Panjang

KABARBURSA.COM – Ekonom senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin melihat saat ini masalah ketergantungan pada sumber daya alam (SDA) masih tampak, selain persoalan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran.

Menurut Wijayanto, risiko jangka panjang bisa muncul jika pemerintah masih memiliki kecanduan terhadap eksploitasi SDA untuk perekonomian. Salah satu dampaknya ialah dapat mempersempit ruang inovasi di sektor lain.

"Ketergantungan yang berlebihan pada SDA mempersempit ruang inovasi di sektor lainnya, dan ini bisa membahayakan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang," ujarnya, dalam wawancara dengan Kabarbursa.com, Jumat, 18 Oktober 2024.

Padahal, kata dia, untuk sebuah negara dapat bertahan di tengah persaingan global, perlu adanya daya saing, efisiensi ekonomi, dan produktivitas. Sayangnya saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah tersebut.

"Ketimpangan yang tinggi, pengangguran, dan kemiskinan adalah masalah yang mendesak. Ini merupakan isu yang harus segera diselesaikan oleh pemerintahan Prabowo Subianto," ungkap dia.

Menurutnya, penurunan daya saing dan efisiensi ekonomi juga menjadi perhatian serius. Indonesia, katanya, harus meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor agar bisa bertahan di tengah persaingan global.

"Daya saing kita harus segera ditingkatkan, terutama dalam hal inovasi dan teknologi. Ekonomi yang efisien akan membantu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global," tambah Wijayanto.

Wijayanto berharap kabinet ekonomi Prabowo diisi oleh menteri-menteri yang mumpuni dan berintegritas, serta mampu bekerja dengan harmonis di bawah arahan presiden sebagai pemimpin yang andal.

"Diperlukan orkestra yang baik dari presiden agar kabinet bisa bekerja efektif dan menciptakan hasil yang merdu, selaras dengan kepentingan seluruh rakyat, bukan hanya untuk segelintir kelompok," tegasnya.

Namun, Wijayanto juga mengingatkan bahwa saat ini masih sulit untuk memprediksi langkah ekonomi kabinet baru sebelum rencana-rencana spesifik diumumkan dan dijalankan. 

"Secara personal, saya berharap besar pada pemerintahan Prabowo. Eksekusi yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan untuk menangani isu-isu ekonomi ini," tutupnya.

Cara Prabowo Merealisasikan Pertumbuhan Ekonomi

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mencanangkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen dalam jangka waktu lima tahun ke depan di masa kepemimpinannya.

Adapun kerangka berpikir Prabowo Subianto tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia terangkum dalam buku yang ditulisnya berjudul ‘Strategi Transformasi Bangsa.’

Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan mengungkap, Prabowo telah menyusun modeling yang detail dalam memacu pertumbuhan ekonomi di angka 8 persen. Langkah itu juga tak terlepas dari program prioritasnya, yakni Makan Bergizi Gratis.

Dirga menuturkan, Prabowo telah mencanangkan tiga track yang akan didorong untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia, diantaranya melalui perusahaan global besar, perusahaan besar di Indonesia, hingga keterlibatan UMKM.

“Kita bisa membagi pertumbuhan 8 persen itu ke tiga track. Ada track yang didorong oleh perusahaan global besar, ada yang didorong oleh perusahaan Indonesia besar, dan ada juga yang didorong oleh UMKM,” kata Dirga 

Dalam hal ini, kata Dirga, Prabowo juga membagi ketika track tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Adapun kebutuhan itu diintegrasikan dengan supply chain global, kebutuhan skill talent, teknologi dan modal.

“Semakin tinggi kebutuhan-kebutuhan ini, maka itu semakin mungkin dikerjakannya oleh perusahaan yang besar. Semakin rendah maka akan semakin dikerjakan oleh UMKM,” jelasnya.

Secara tidak langsung, tutur Dirga, roda perekonomian UMKM akan terdorong melalui Makan Bergizi Gratis lantaran kebutuhan produksinya mayoritas melibatkan UMKM sekitar.

Tak hanya itu, berbagai macam program revitalisasi juga akan melibatkan para pengusaha lokal.

“Kalau kita lihat untuk investasi kepada anak-anak, ini nanti akan banyak jatuhnya ke UMKM. Jadi kita bagi, makan gratis, renovasi rumah, renovasi sekolah, rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, investasi ke desa. Itu Pak Prabowo ingin fokuskan untuk dikerjakan oleh misalkan kontraktor lokal, oleh pengusaha lokal, oleh kooperasi. Supaya UMKM kita bisa maju dan punya partisipasi yang cukup besar dalam pengembangan skill anak-anak kita ke depan,” paparnya.

Kelas Menengah Jadi Tulang Punggung Pertumbuhan Ekonomi

Analis Utama Ekonomi Politik Laboratorium 45 Radhityana Muhammad menyebut kelas menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Katanya, berdasarkan sajian data Laboratorium 45, kontribusi kelas menengah bagi perekonomian Indonesia sendiri dibagi menjadi dua. Pertama, kontribusi kelas menengah terhadap pajak sendiri menyentuh angka 50,7 persen dan calon kelas menengah sebesar 34,5 persen pada kuartal II tahun 2024.

Sementara pada komponen variabel produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal II-2024, sebanyak 55,86 persen berasal dari konsumsi rumah tangga. Radhityana menyebut, dari konsumsi rumah tangga juga didominasi oleh konsumsi kelas menengah, yakni sebesar 82 persen.

“Kelas menengah Indonesia menjadi tulang punggung perekonomian nasional,” kata Radhityana.

Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Seandainya kelas menengah tidak mengalami hambatan ekonomi, dia menilai, Indonesia dapat memastikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 persen.

“Untuk mempertahankannya, jangan terlalu banyak ngutak-ngutik atau kebijakan yang malah memberatkan kelas menengah,” tegasnya. (*)