Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BI Rate Masih Punya Ruang Pemangkasan di Sisa Tahun 2024

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 18 October 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
BI Rate Masih Punya Ruang Pemangkasan di Sisa Tahun 2024

KABARBURSA.COM - Pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) masih berpeluang terjadi di sisa akhir 2024 yang terhitung kurang dari tiga bulan ini. Adapun optimisme pemangkasan tersebut diungkap dalam laporan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada tanggal 15-16 Oktober 2024 lalu.

Sebelum BI menetapkan suku bunga acuan pada Rabu, 16 Oktober 2024 lalu, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengungkap adanya peluang pemangkasan suku bunga acuan. Akan tetapi, pemangkasan suku bunga acuan di bulan Oktober masih belum mendesak.

BI sendiri telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6 persen di bulan Oktober. Sementara suku bunga deposit facility tetap tetap di level 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen.

Peneliti LPEM UI, Teuku Riefky, menyebut peluang pemangkasan suku bunga di sisa tahun 2024 masih sangat terbuka lebar. Menurutnya, BI masih memiliki kesempatan memangkas suku bunga sebesar 25 hingga 50 basis poin di sisa tahun ini.

“Terkait dengan sisa tahun, ada peluang 25 sampai 50 (basis poin),” kata Riefky saat dihubungi Kabarbursa.com, Jumat, 18 Oktober 2024.

Kendati begitu, Riefky menyebut pemangkasan suku bunga yang akan diambil BI tidak akan mendahului langkah The Fed. Sebelumnya, BI juga meyakini The Fed akan memangkas suku bunganya pada bulan November dan Desember dengan masing-masing sebesar 25 basis poin.

“Saya rasa BI masih ada ruang untuk pemangkasan suku bunga hingga 25 hingga 50 basis poin,” jelasnya.

Di sisi lain, negara kawasan juga memutuskan untuk memangkas suku bunga mereka, sebagaimana yang dilakukan Filipina dan Thailand yang memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin beberapa waktu lalu. Meski begitu, Riefky menyebut BI telah lebih dulu melakukan pemangkasan suku bunganya.

“Kita sebetulnya sudah melakukan pemangkasan duluan.  Jadi dibandingkan negara lain kita sudah memulai duluan,” tutupnya.

Ramal Fed Fund Rate Turun

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebut, adanya peluang The Fed melakukan pemangkasan suku bunga acuan. Menurutnya, Fed Fund Rate masih berpeluang turun di bulan November dan Desember dengan masing-masing sebesar 25 basis poin.

“Jadi totalnya (penurunan Fed Fund Rate) tahun ini 100 basis poin,” kata Perry dalam paparan RDG BI, Rabu, 16 Oktober 2024.

Sementara tahun depan, Perry meyakini adanya pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak tiga hingga empat kali dengan besaran 75 hingga 100 basis poin. BI sendiri, kata dia, pemangkasan suku bunga tidak hanya melihat dinamika Fed Fund Rate.

Perry menyebut, Fed Fund Rate hanya salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masuknya aliran portofolio asing. Sehingga, kata dia, BI turut mempertimbangkan US Treasury tenor 2 tahun dan 10 tahun serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Arah dari fed fund rate mungkin kalau ada perbedaan sebenarnya tidak terlalu besar, timing dan segala macam. Tapi karena ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dampaknya terhadap US Treasury not tenor 2 dan 10 tahun yang semula kami perkirakan terus turun, sekarang nggak turun malah naik,” jelasnya.

Selain itu, Fed Fund Rate juga mempertimbangkan Indeks Dolar Amerika Serikat (DXY). Perry menyebut, DXY mengalami dinamika akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Bulan lalu sudah 101, bahkan mengarah kepada 100. Begitu ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, sekarang 103 malah di atas 103,” jelasnya.

Bagaimana BI Rate?

Perry menyebut, pemangkasan BI Rate akan mempertimbangkan pro-stability dan pro-growth sebagaimana yang dilakukan pada bulan September 2024 lalu.

“Bahwa mulai bulan lalu, stand kebijakan moneter kita, tidak hanya stabilitas tapi mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga bulan lalu kita mulai menurunkan BI Rate 25 basis poin,” ungkapnya.

Perry sendiri menyebut, BI akan mencermati ruang penurunan suku bunga dengan tetap memperhatikan inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi. Adapun beberapa pertimbangan itu yang mendasari pemangkasan BI Rate.

Meski begitu, Perry meminta publik untuk bersabar. Pasalnya, fokus kebijakan moneter pada jangka pendek ini difokuskan pada stabilitas nilai tukar rupiah lantaran meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Arahnya memang, kami masih melihat ada ruang penurunan suku bunga ke depan, cuma masalah timing dan magnitude-nya, ya tentu saja kita akan mengukur istilahnya data. Tapi arahnya ke sana,” jelasnya.

Adapun ketetapan menahan suku bunga acuan bulan Oktober, kata Perry, dilatarbelakangi adanya ketidakpastian pada pasar keuangan global. Sehingga BI, kata dia, fokus terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.(*)