KABARBURSA.COM - Partai NasDem menyatakan akan mendukung jalannya pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di periode 2024-2029. Komitmen itu ditegaskan menyusul sikap Partai NasDem yang tidak ambil bagian dalam susunan kabinet Prabowo-Gibran.
Kendati tidak berada dalam susunan kabinet, Partai NasDem berkomitmen mendukung jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran melalui kerja-kerja legislatif di DPR RI. Adapun komitmen tersebut juga sudah disampaikan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, usai ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan Prabowo sebagai Presiden terpilih di Pemilihan Presiden 2024.
“Ini (sikap Partai NasDem) tidak perlu dipertanyakan lagi, karena sudah dilakukan ketua umum Partai NasDem pada saat KPU telah menetapkan presiden terpilih sejak itulah NasDem telah bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto,” kata Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam keterangan tertulis, Senin, 14 Oktober 2024.
Viktor menuturkan, Partai NasDem memiliki 69 anggota DPR di parlemen. Melalui jumlah kursi yang dimiliki Partai NasDem di DPR RI, kata dia, pihaknya akan mendukungan secara fisik, pikiran, tenaga melalui 69 anggota DPR RI tersebut. “Ini untuk mendukung pemerintah sehingga pikiran-pikiran visi misi Presiden Prabowo Subianto akan dapat dibantu lewat pikiran-pikiran 69 orang ini secara fisik akan bergabung di DPR,” katanya.
Kedepankan Etika
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Saan Mustopa, sebelumnya menegaskan pihaknya 100 persen mendukung jalannya pemerintahan mendatang kendati tidak bergabung dalam Prabowo. Dia menuturkan, pihaknya taat pada etika politik lantaran dukungan Partai NasDem di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak ditujukan kepada Prabowo.
“Ini soal etika saja dan kepantasan saja. NasDem ini kan ketika Pilpres 2024, 14 Februari (pencoblosan) yang lalu itu kan tidak memberikan dukungannya terhadap Pak Prabowo,” kata Saan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.
Saan mengatakan posisi yang diambil Partai NasDem tidak menandakan sikap oposan terhadap kepemimpinan Prabowo. Apalagi, kata dia, ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh juga berkali-kali mengungkap dukungannya terhadap Prabowo. “Enggak ada oposisi. Kita tetap dalam barisan pemerintahan Pak Prabowo-Pak Gibran. Jadi kita men-support dan mendukung sepenuhnya apa yang menjadi keputusan, kebijakan dan program pemerintahan Pak Prabowo,” jelasnya.
Saan lantas menepis anggapan yang menyebut Partai NasDem menolak porsi kabinet lantaran ditempatkan pada kementerian yang kurang strategis. Ia juga menegaskan Surya Paloh mengedepankan etika kepantasan dalam menentukan sikap dukungan pada Prabowo.
“Ini lebih kepada sekali lagi, kita merasa kurang pas gitu kalau kita ngedorong-dorong untuk menempatkan kader-kadernya di kabinet. Tapi bahwa kita memberikan dukungan itu sejak awal. Jadi sebelum yang lain memberikan dukungan, kita sejak awal sudah,” katanya.
Bergabung Usai Ketetapan MK
Partai Nasdem menyatakan resmi bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran pada April 2024 lalu, tak lama setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pasangan tersebut menang dalam sengket Pemilu 2024 pada Senin, 22 April 2024.
Keputusan ini diumumkan oleh Surya Paloh usai pertemuannya dengan Prabowo di kediaman Prabowo di Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama sekitar satu jam. Sebelumnya, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Nasdem bersama PKB dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Dengan perolehan suara pada Pemilu 2024, Nasdem diproyeksikan akan menguasai 69 kursi di DPR periode 2024-2029. Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres, terdiri dari Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PAN, diperkirakan akan menguasai 280 kursi DPR. Jika digabungkan, koalisi tersebut memiliki total 349 kursi atau 60,17 persen dari 580 kursi di DPR.
Dominasi ini bisa semakin kuat jika PKB, yang diperkirakan menguasai 68 kursi DPR, juga bergabung secara resmi dalam barisan pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Dukungan PKB telah disampaikan oleh Ketua Umum Muhaimin Iskandar saat bertemu Prabowo pada Rabu lalu.
Surya Paloh menjelaskan, keputusan Nasdem bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran dilakukan setelah mempertimbangkan dengan matang. Ia menyebut tantangan global yang semakin besar mengharuskan adanya persatuan di antara elite politik. “Ini bukan saya yang meminta, tapi kesempatan, dorongan, dan keinginan untuk bersama dengan pemerintahan. Saya pikir, itu lebih baik. Ini adalah pilihan saya, pilihan Nasdem,” ujar Surya.
Menurutnya, berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi bisa kapan saja. Namun, menjadi bagian dari pemerintahan membutuhkan semangat dan keikhlasan, serta tetap menjaga daya kritis dan obyektivitas.(*)