Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

OJK Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen untuk Peningkatan Kredit Perbankan

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 11 October 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
OJK Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen untuk Peningkatan Kredit Perbankan

KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya untuk mendukung setiap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat berimbas positif pada pertumbuhan kredit perbankan.

“Secara prinsip, OJK akan mendukung segala langkah pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK, Dian Ediana Rae, dalam pernyataannya kepada Kabar Bursa, Jumat, 11 Oktober 2024.

Dian menjelaskan bahwa OJK berencana untuk menyusun proyeksi pertumbuhan kredit perbankan pada akhir 2024. Proyeksi ini akan dituangkan dalam bentuk Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun 2025, yang disusun berdasarkan realisasi hingga September 2024.

Dia menekankan pentingnya perbankan untuk memantau kondisi ekonomi baik di tingkat global maupun domestik, mengingat masih ada berbagai tantangan yang harus diwaspadai ke depan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan mencakup penurunan yang cepat dan signifikan pada Federal Funds Rate (FFR) di Amerika Serikat (AS), hasil Pemilu Presiden (Pilpres) AS, serta kondisi ekonomi dan kebijakan moneter di Tiongkok.

Selain itu, perkembangan konflik geopolitik di Rusia dan Ukraina serta ketegangan di Timur Tengah juga menjadi variabel yang perlu dipertimbangkan. Dian menambahkan, kebijakan pemerintahan baru di Indonesia juga akan menjadi pertimbangan penting dalam penyusunan RBB 2025.

“Tentunya, berbagai faktor ini, termasuk tingginya ketidakpastian global saat ini, akan menjadi variabel kunci bagi perbankan dalam menyusun RBB 2025,” ujarnya.

Meski menghadapi berbagai tantangan, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan tren yang positif. Optimisme tetap terjaga di tengah situasi global yang tidak menentu.

Hingga Agustus 2024, pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 11,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pertumbuhannya hanya 9,06 persen. Dari segi year to date (ytd), pertumbuhan kredit mencapai 5,89 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ytd pada Agustus 2023 yang hanya 4,92 persen.

“Dengan hasil ini, kami optimis bahwa pertumbuhan kredit perbankan di tahun 2024 masih sejalan dengan target yang ditetapkan OJK di awal tahun, yaitu berada dalam kisaran 9-11 persen,” tegas Dian.

OJK mengakui bahwa kondisi perekonomian global dapat memengaruhi kebijakan perbankan di Indonesia. Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap dinamika ekonomi global dan domestik akan menjadi bagian penting dari strategi perbankan ke depan. OJK berharap, dengan dukungan dari berbagai pihak, pertumbuhan kredit perbankan dapat terus meningkat, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, OJK juga mengimbau para pelaku industri perbankan untuk tetap fokus pada pengembangan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam memanfaatkan layanan perbankan, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kredit.

OJK berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan yang inklusif. Dengan strategi yang tepat, OJK percaya bahwa sektor perbankan dapat berperan penting dalam memperkuat perekonomian nasional di tengah tantangan yang ada. Oleh karena itu, keterlibatan aktif semua pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Ke depan, OJK akan terus berupaya untuk memfasilitasi dan mendukung sektor perbankan dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan yang sinergis, diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kredit perbankan di Indonesia dapat terus berkembang dengan baik, menciptakan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam menghadapi tahun-tahun mendatang, penting bagi OJK dan seluruh pihak terkait untuk bersinergi demi mewujudkan perekonomian yang lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan fokus yang jelas pada pertumbuhan dan stabilitas, harapan untuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih baik menjadi semakin nyata.

OJK Setujui Pengangkatan Dua Direktur Baru BSI

OJK telah memberikan persetujuan atas pengangkatan dua direksi baru di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu Harry Gusti Utama yang diangkat sebagai Direktur Retail Banking dan Ari Rizaldi sebagai Direktur Treasury & International Banking.

Persetujuan tersebut disampaikan melalui surat OJK dengan nomor SR-443/PB.02/2024 yang tertanggal 8 Oktober 2024.

Keputusan ini merupakan hasil dari uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan terhadap kedua calon direksi yang dipilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BSI pada Mei 2024.

“Perseroan telah menerima keputusan dari OJK mengenai pengangkatan anggota direksi PT Bank Syariah Indonesia Tbk,” kata Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Ari Rizaldi, yang kini menjabat sebagai Direktur Treasury & International Banking BSI, memiliki latar belakang karier yang solid di sektor perbankan.

Sebelum bergabung dengan BSI, dia berkarir cukup lama di Bank Mandiri. Di sana, ia menjabat sebagai Chief Dealer Retail Marketing Jakarta dari tahun 2013 hingga 2015.

Kariernya terus menanjak, dan pada tahun 2015, ia diangkat menjadi Vice President Strategic Banking Book di Treasury Group Bank Mandiri. Jabatan terakhirnya di bank milik negara tersebut adalah Senior Vice President Treasury Group.

Sementara itu, Harry Gusti Utama juga membawa pengalaman yang signifikan dalam industri perbankan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Audit Intern Wilayah. Setelah setahun, Harry diangkat sebagai Komisaris di PT Bringin Sejahtera Makmur. Namun, kariernya di BUMN tidak bertahan lama, dan ia kemudian beralih ke PT Bank BRI (Persero) Tbk, di mana ia dipercaya sebagai Division Head Wholesale Credit Risk Analyst dari tahun 2021 hingga 2024.

Dengan pengangkatan dua direksi baru ini, susunan Direksi PT Bank Syariah Indonesia Tbk kini menjadi sebagai berikut:

  • Direktur Utama: Hery Gunardi
  • Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta
  • Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari
  • Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna
  • Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi
  • Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho
  • Direktur Information Technology: Saladin D. Effendi
  • Direktur Risk Management: Grandhis Helmi Harumansyah
  • Direktur Retail Banking: Harry Gusti Utama

Direktur Treasury & International Banking: Ari Rizaldi. (*)