Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Menteri Investasi Apresiasi Investasi Rp4 Triliun dari KCC Glass

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 07 October 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Menteri Investasi Apresiasi Investasi Rp4 Triliun dari KCC Glass

KABARBURSA.COM - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan apresiasi kepada PT KCC Glass Indonesia atas realisasi investasi senilai Rp4 triliun di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Investasi tersebut menunjukkan komitmen kuat KCC Glass dalam mendukung pertumbuhan industri kaca di Indonesia dan menempatkan pabrik ini sebagai fasilitas produksi kaca lembaran terbesar di Asia Tenggara.

Pernyataan itu disampaikan Rosan saat menghadiri seremoni pemanasan tungku produksi (Heat Up Ceremony) PT KCC Glass Indonesia di KITB, Kamis (03/10/2024). Menurutnya, kehadiran KCC Glass bukan hanya sekadar investasi finansial, tetapi juga berpotensi meningkatkan kontribusi Indonesia dalam rantai pasokan kaca global. "Investasi yang sudah dilakukan KCC saat ini mencapai Rp4 triliun dan direncanakan akan meningkat hingga Rp8 triliun di masa depan," ujar Rosan.

Rosan menambahkan, dengan dimulainya proses pemanasan tungku ini, PT KCC Glass Indonesia menargetkan bisa memulai produksi pada November 2024. Pabrik tersebut akan menjadi fasilitas penting dalam memenuhi permintaan kaca di pasar internasional, terutama Eropa, yang menjadi target utama ekspor KCC Glass.

Lebih jauh, Rosan menyebut bahwa investasi KCC ini ideal bagi Indonesia karena fokus pada orientasi ekspor. Ia berharap semakin banyak investasi serupa yang masuk ke Indonesia untuk memperkuat ekspor nasional. "Ke depan, kita ingin lebih banyak investasi yang berorientasi ekspor agar Indonesia bisa menjadi pemain utama di pasar global," tegasnya.

Di sisi lain, Chairman KCC Glass, Chung Mong Ik, menuturkan bahwa kehadiran KCC Glass Indonesia akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Bahan baku utama seperti pasir silika dipasok dari Belitung, sementara batu kapur berasal dari Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa KCC tidak hanya berfokus pada ekspor, tetapi juga memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan nilai tambah industri domestik.

"PT KCC Glass Indonesia akan memproduksi 438.000 ton kaca lembaran per tahun di lahan seluas 460.000 meter persegi. Sekitar 80{6fb4e9191d3a368937c8efd0d66239a5ef26a13b97be884ddf8bd2ce9168b1d8} produksi tersebut, yang akan diberi label ‘Made in Indonesia’, akan diekspor ke Asia, Oceania, Timur Tengah, dan Eropa," ujar Chung Mong Ik. Dengan skala produksi ini, Indonesia akan semakin diperhitungkan dalam peta industri kaca global.

Portofolio Investor Korea di Indonesia

PT KCC Glass Indonesia adalah anak perusahaan dari KCC Glass Corporation, pemimpin pasar kaca domestik di Korea Selatan. Kehadiran KCC Glass di Indonesia difasilitasi oleh Kementerian Investasi/BKPM sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020, saat sebagian besar perusahaan internasional menunda ekspansinya. Namun, KCC Glass bergerak cepat dan telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Mei 2021.

Investasi ini juga semakin memperkuat portofolio kehadiran perusahaan Korea Selatan di Indonesia. Sejak 2019 hingga kuartal kedua 2024, total investasi asal Korea Selatan di Indonesia tercatat mencapai USD11,6 miliar, dengan sebagian besar diarahkan ke sektor manufaktur. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi menarik bagi investor asing, terutama di sektor-sektor strategis yang berdaya saing tinggi.

Nilai Investasi Dan Proyeksi

Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan enam KEK baru dan perluasan KEK Nongsa di Batam, dengan nilai investasi mencapai Rp1.089,84 triliun dan diproyeksi menciptakan 14 juta lapangan kerja.

Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi utama pemerintah untuk mendorong investasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah.

“Semua usulan KEK ini akan segera disiapkan regulasinya dan kami menargetkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait dapat rampung pada minggu kedua Oktober 2024,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.

Tujuh KEK yang diusulkan antara lain adalah KEK Industri Halal Sidoarjo, yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini diharapkan menjadi pusat unggulan bagi industri halal di Indonesia. Dengan luas area mencapai 796,65 hektar, KEK ini dirancang untuk mendukung pengembangan sektor manufaktur yang berfokus pada produk halal.

Dengan luas lahan sebesar 796,65 hektar, KEK ini menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 97,8 triliun pada tahun 2054 dan menyediakan 317.670 lapangan kerja. Usulan ini diajukan oleh PT Makmur Berkah Amanda, dengan rencana kegiatan usaha meliputi produksi dan pengolahan, serta logistik dan distribusi.

Jadi Pusat Industri

Usulan kedua datang dari PT Batuta Chemical Industrial Park, yang mengajukan pendirian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BCIP di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. KEK ini direncanakan menjadi pusat industri yang fokus pada sektor manufaktur, dengan luas lahan mencapai 748,9 hektar.

Dengan potensi tenaga kerja yang totalnya mencapai 432.964 orang, KEK BCIP menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 61,51 triliun pada tahun 2054. Kegiatan usaha di KEK BCIP mencakup produksi dan pengolahan gasifikasi batubara, ammonium nitrat diesel, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi.

Berada di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, usulan ketiga adalah KEK Patimban, yang dirancang sebagai KEK manufaktur. Usulan ini diajukan oleh PT Wahana Mitra Semesta dan mencakup kegiatan usaha dalam produksi dan pengolahan hilirisasi petrokimia, baterai kendaraan listrik (EV), semiconductor, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi.(*)