Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pasar Asia Pasifik Bergejolak, Hong Kong Bersorak

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 03 October 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Pasar Asia Pasifik Bergejolak, Hong Kong Bersorak

KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia Pasifik menutup perdagangan Rabu, 2 Oktober 2024, dengan hasil yang bervariasi, menyajikan dinamika yang menarik. Di satu sisi, Hong Kong melesat dengan kenaikan spektakuler, sementara Jepang dan Korea Selatan justru melemah, mencerminkan beragam sentimen yang memengaruhi kawasan ini.

Hong Kong Cetak Rekor Tertinggi 

Hong Kong menjadi pusat perhatian di pasar Asia dengan kenaikan signifikan pada indeks Hang Seng yang melesat 6,2 persen, mencapai 21.133,68—level tertingginya dalam hampir dua tahun. Ini menandai reli selama enam hari berturut-turut, dipicu oleh optimisme terhadap kebijakan stimulus baru yang diumumkan oleh pemerintah China.

Sektor properti menjadi pendorong utama kenaikan di bursa Hong Kong. Saham perusahaan-perusahaan pengembang properti besar, seperti China Vanke, Logan Group, dan Longfor Group, melonjak masing-masing sebesar 61 persen, 30 persen, dan 24 persen. Kenaikan tajam ini terjadi setelah beberapa kota besar di China melonggarkan aturan properti, yang dirancang untuk memulihkan kepercayaan konsumen dan mendongkrak pasar perumahan yang lesu.

Tak hanya sektor properti, perusahaan teknologi raksasa China juga ikut mendapatkan keuntungan. Saham-saham seperti Meituan, Baidu, dan JD.com masing-masing naik lebih dari 9 persen, didukung oleh ekspektasi bahwa langkah-langkah stimulus ini akan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih luas.

Meskipun pasar saham China daratan tengah libur selama Golden Week, sebelum liburan, bursa Shanghai mencatatkan kenaikan terbesar dalam 16 tahun, didorong oleh kebijakan pemangkasan suku bunga dan pengurangan cadangan perbankan oleh pemerintah China untuk merangsang likuiditas pasar.

Namun, tak semua analis optimis. James Sullivan, analis dari JPMorgan, memperingatkan bahwa meskipun kebijakan stimulus China mampu mendorong penawaran dan investasi, belum jelas apakah langkah tersebut cukup untuk meningkatkan permintaan konsumen yang sedang lesu. “Reli pasar ini patut dicermati secara hati-hati,” ujarnya.

Jepang Mengalami Tekanan 

Berbeda dengan Hong Kong, pasar saham Jepang menghadapi tekanan besar. Indeks Nikkei 225 turun 2,18 persen ke 37.808,76, sementara Topix merosot 1,44 persen menjadi 2.652,96. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh transisi politik setelah Shigeru Ishiba resmi menjadi Perdana Menteri Jepang yang baru.

Investor khawatir bahwa di bawah kepemimpinan Ishiba, Bank of Japan (BoJ) mungkin akan memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga, sebuah langkah yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Kekhawatiran ini muncul di tengah harapan bahwa BoJ akan melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif. Menteri Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, menegaskan bahwa kebijakan suku bunga akan dievaluasi secara hati-hati, dengan prioritas memastikan Jepang benar-benar keluar dari deflasi.

Korea Selatan Tertekan 

Sementara itu, di Korea Selatan, pasar saham juga mengalami penurunan. Indeks Kospi melemah 1,22 persen ke 2.562,69, sedangkan Kosdaq turun 0,23 persen menjadi 762,13. Penurunan ini dipicu oleh data inflasi konsumen yang mencatat kenaikan sebesar 1,6 persen pada bulan September, di bawah ekspektasi pasar. Kenaikan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa momentum pemulihan ekonomi mungkin melambat.

Australia Stabil, Cenderung Tertekan 

Di Australia, bursa saham relatif stabil meskipun sedikit tergelincir. Indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,13 persen ke 8.198,2. Pasar Australia masih didominasi oleh sentimen kehati-hatian di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Secara keseluruhan, hasil bursa saham di Asia Pasifik pada hari ini memberikan gambaran beragam mengenai kondisi pasar. Meskipun Hong Kong mencatatkan kenaikan spektakuler berkat optimisme terhadap stimulus China, pasar di Jepang dan Korea Selatan masih tertekan oleh faktor politik dan data ekonomi yang mengecewakan.

Dengan ketegangan geopolitik global yang terus meningkat, terutama di Timur Tengah, serta ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga global, investor di Asia tetap disarankan untuk berhati-hati. Pasar diperkirakan akan terus mengalami volatilitas seiring perkembangan kebijakan ekonomi dan kondisi politik di berbagai negara.

Bursa saham Asia pada perdagangan hari ini mencerminkan pergerakan yang bervariasi, di mana Hong Kong mencetak rekor kenaikan, sementara Jepang dan Korea Selatan menghadapi tekanan. Optimisme terhadap stimulus China membantu mendorong pasar Hong Kong, tetapi ketidakpastian terkait kebijakan moneter di Jepang dan inflasi yang rendah di Korea Selatan menahan laju di bursa negara-negara tersebut.

Dengan perkembangan global yang terus berubah, para investor diperingatkan untuk tetap waspada dalam menghadapi dinamika pasar yang penuh tantangan. Isu-isu global seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan data-data yang disampaikan Amerika Serikat, ikut mempengaruhi pergerakan pasar Asia.(*)