KABARBURSA.COM - Sebagai salah satu merek batik terkemuka di Indonesia, Danar Hadi memiliki peran penting dalam memajukan industri batik nasional. Berdiri sejak tahun 1967 oleh Santosa Doellah, Danar Hadi telah berhasil memadukan warisan budaya dengan inovasi modern, menjadikannya ikon dalam dunia batik yang tidak hanya populer di kalangan masyarakat Indonesia tetapi juga mendapat apresiasi di dunia internasional.
Danar Hadi dikenal tidak hanya sebagai produsen batik berkualitas, tetapi juga sebagai pelindung seni batik kuno. Lewat Museum Batik Kuno House of Danar Hadi di Surakarta, perusahaan ini berupaya melestarikan warisan budaya batik Indonesia.
Museum ini menampilkan berbagai koleksi batik dari berbagai era, termasuk batik Belanda, Cina, hingga batik Kraton, yang memberikan wawasan tentang perkembangan batik dari waktu ke waktu. Inisiatif ini menunjukkan dedikasi Danar Hadi untuk menjaga batik sebagai bentuk seni, sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda dan masyarakat internasional.
Dalam upayanya untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman, Danar Hadi terus berinovasi dengan mengeluarkan lini produk baru seperti Danar Hadi Sport. Lini ini ditargetkan untuk kaum muda dengan desain kasual dan motif batik kontemporer yang dinamis.
Kehadirannya menunjukkan bahwa batik tidak hanya bisa dikenakan pada acara formal, tetapi juga bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Dengan warna-warna cerah dan desain yang lebih modern, produk ini berhasil menarik perhatian segmen pasar yang lebih muda.
Sebagai bentuk perayaan Hari Batik Nasional dan ulang tahun Danar Hadi, perusahaan ini juga menghadirkan Danar Hadi Batik Pop-up Museum di Grand Indonesia pada tahun 2013. Museum mini ini menampilkan koleksi kain pribadi milik Santosa Doellah, termasuk karya-karya batik kuno yang diambil dari Museum Batik Kuno di Surakarta.
Acara ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Batik Nasional yang juga melibatkan desainer Indonesia ternama seperti Sapto Djojokartiko, Priyo Oktaviano, dan Didi Budihardjo.
Danar Hadi juga tak lupa memperhatikan penjualan dan pemasaran yang semakin berkembang di era digital. Produk batik mereka kini dapat diakses melalui platform e-commerce seperti Zalora, memperluas jangkauan mereka ke konsumen di seluruh Indonesia. Penjualan online ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan, dengan target mencapai peningkatan omset hingga Rp100 juta rupiah per bulan dari penjualan daring.
Dengan jaringan lebih dari 20 outlet di seluruh Indonesia dan rencana ekspansi lebih lanjut di pusat perbelanjaan, Danar Hadi berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnisnya. Meskipun telah menjadi salah satu pemain mapan di industri batik, mereka tetap berfokus pada inovasi dan memperluas pasarnya ke kalangan muda, serta terus berperan dalam melestarikan warisan budaya bangsa.
Sebagai pelaku utama dalam industri batik, Danar Hadi adalah contoh sempurna bagaimana sebuah perusahaan dapat menggabungkan tradisi dengan inovasi, menjadikan batik sebagai bagian integral dari budaya sekaligus ekonomi modern Indonesia.
PT. Batik Danar Hadi, perusahaan batik ternama yang berbasis di Solo, Jawa Tengah, terus menunjukkan komitmen tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Tidak hanya dikenal sebagai produsen batik berkualitas tinggi, Danar Hadi juga telah menjadi percontohan dalam hal pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
Penghargaan sertifikat biru di tingkat provinsi yang diterimanya adalah bukti nyata dari dedikasi perusahaan ini terhadap lingkungan. Penghargaan tersebut diterima sejak 2014 yang lalu.
Yadi Nadian, General Manager Produksi PT. Batik Danar Hadi, menjelaskan bahwa perusahaan telah memulai proses intensif pengolahan limbah sejak lima tahun lalu.
"Kami menerapkan teknologi pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah merekomendasikan model pengolahan limbah kami sebagai proyek percontohan bagi industri batik di Pekalongan," ujar Yadi, kala itu.
Pekalongan, salah satu pusat industri batik di Indonesia, menghadapi tantangan dalam menangani limbah industri yang sering kali mencemari lingkungan.
Di pabrik Danar Hadi, limbah batik dipisahkan antara yang mengandung lilin dan zat pewarna. Proses filtrasi lima tahap digunakan untuk memisahkan lilin dari air limbah, yang kemudian dapat diolah kembali menjadi lilin baru. Selain mengurangi pencemaran, inovasi ini juga berkontribusi pada penghematan biaya produksi.
Dengan sekitar 120 pembatik yang menghasilkan hingga 6.000 lembar kain batik setiap bulannya, Batik Danar Hadi terus menggabungkan tradisi batik dengan teknologi modern untuk menciptakan dampak positif, tidak hanya bagi industri tekstil tetapi juga lingkungan sekitar.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa industri batik, yang kerap dituding sebagai salah satu penyumbang pencemaran air, sebenarnya dapat berjalan seiring dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Danar Hadi, yang didirikan oleh Santosa Doellah, kini berdiri di garis depan sebagai pemimpin dalam inovasi ramah lingkungan, menjaga warisan batik sekaligus memastikan masa depan yang lebih hijau.
Melalui langkah ini, Batik Danar Hadi tidak hanya mengukuhkan diri sebagai pelaku industri batik terkemuka, tetapi juga sebagai perusahaan yang peduli terhadap masa depan lingkungan dan keberlanjutan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.