Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Begini Langkah Asephi Bangkitkan UKM Craft Indonesia

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 01 October 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Begini Langkah Asephi Bangkitkan UKM Craft Indonesia

KABARBURSA.COM – Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Muchsin Ridjan mengungkapkan bahwa ada 5 strategi untuk menghadapi tantangan pelambatan ekonomi global yang membuat daya beli masyarakat menurun.

“Strategi pertama adalah adalah memantapkan organisasi Asephi menjadi modern dan kuat melalui bantuan pemerintah. Kedua adalah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Untuk kolaborasi, kita kerja sama dengan pemerintah dan luar negeri, seperti Uzbekistan dan Korea,” kata Muchsin kepada Kabarbursa.com, di sela acara press conferences INACRAFT on October di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa, 1 Oktober 2024.

Strategi berikutnya, lanjut Muchsin, adalah digitalisasi yang diwujudkan dengan berkolaborasi dengan TikTok dan berbagai marketplace yang ada di Indonesia. Terkait langkah ini, pihak Asephi juga bekerja sama dengan Tokyo dan Filipina.

“Kelima adalah inovasi. Kalau dulu hanya sekali, sekarang pameran dilaksanakan dua kali setahun. Kalau dulu, pameran tidak ada kuliner, sekarang ada kuliner yang dihadirkan dari berbagai daerah. Itu inovasi dari kami,” katanya.

Menurutnya, 5 strategi tersebut adalah untuk diterapkan ke dalam, atau untuk internal. Sedangkan untuk strategi keluar, kata dia, adalah menjalin kerja sama dengan pameran craft yang ada di luar negeri.

Selama ini Asephi rutin mengirim perwakilan untuk membawa produk anggota ke pameran yang skalanya internasional. Muchsin menjelaskan, pengiriman ini merupakan upaya test pasar untuk mengukur laku atau tidaknya. Jika ada produk yang laku, maka produsen produk tersebut akan menindaklanjuti dengan menjual barangnya ke luar.

Potensi Produk Craft Lokal

Muchsin menilai, produk craft lokal dari anggota Asephi laku keras di luar negeri. Produk-produk yang punya nilai jual tinggi dan laris manis di luar adalah barang-barang etnik seperti tenun Sumba, Batak dan produk etnik lainnya.

Nilai lebih dari produk craft Indonesia, lanjut dia, adalah dari sisi keunikan. Atau dengan kata lain, barang yang dijual tidak ada yang menyamai sehingga langsung menarik perhatian dari pembeli dari mancanegara.

“Kekuatan produk kita, selain kualitas yang baik, itu tidak ada di luar. Artinya produk ini hanya ada di Indonesia. Seperti halnya tenun Batak, itu banyak yang suka,” ungkapnya.

Kendati demikian, tantangan dari produk craft dalam negeri adalah mengupayakan untuk membawa produk tersebut ke luar. Menurutnya, kebanyakan pengusaha craft lokal terkendala dalam hal biaya.

“Kita membantu anggota dengan membawa barang mereka keluar. Kalau ternyata produk itu laku, mereka (anggota) yang akan membawa ke luar,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah tidak hanya memfasilitasi pengusaha kecil dalam hal biaya saja, tapi juga memberikan kesempatan yang lebih luas untuk pameran. Karena, melalui pameran, para pelaku usaha dapat memasarkan produk lebih luas.

Tantangan lain yang dihadapi produsen craft dalam negeri adalah menghadirkan produk dengan harga murah. Muchsin menilai, hal ini masih sulit dicapai karena harga bahan baku yang mahal.

Kendala Menghadirkan Produk Pembuatan Tangan

Masalah lain yang ditemukan Asephi terkait kendala menghadirkan produk dengan harga murah adalah dari proses pembuatan. Selama ini proses pembuatan craft lebih banyak dilakukan dengan tangan atau hand made.

“Kalau dibuat dengan tangan, sehari bisa jadi berapa unit? Lain kalau misal pembuatannya sudah menggunakan bantuan mesin. Karena, pengertian dari craft adalah suatu barang yang dibuat oleh tangan dan dibantu oleh mesin. Kalau sudah dibantu mesin pasti murah,” jelasnya.

Ketua umum yang baru terpilih ini berharap pemerintah berkenan membantu anggota Asephi mendatangkan mesin agar harga produk bisa lebih murah. Meski pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah membantu, namun jumlahnya belum banyak.

“Kita harapkan pemerintah lebih banyak bantu untuk mesin, karena kalau digarap tangan, lama dan mahal. Kalau digarap dengan mesin, mesinnya itu tidak terbeli,” ujarnya.

Ketika ditanya terkait dengan serbuan produk craft murah dari Tiongkok, Muchsin juga mengakui hal ini. “Pastilah, ada yang lebih murah. Tapi, itu masalah politik, saya enggan menanggapi,” kilahnya sembari tertawa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Muchsin mengungkapkan bahwa pasca Covid-19, Asephi tidak hanya bermain di dalam negeri tapi juga di luar. Adapun pameran INACRAFT on October yang dibuka pada Rabu, 2 Oktober 2024, bukan hanya sekadar bertemunya pembeli dan penjual, tapi untuk mendorong UKM dapat menembus pasar luar negeri.

“Potensi UKM lokal untuk besar memang ada. Saya baru kembali dari Tokyo. Barang kita laku. Karena tidak ada UKM kita yang membawa barang ke sana. Jangan berhenti sampai di sini saja. Mari kita kerja sama, Insyaallah UKM kita akan bangkit. Asephi akan ke daerah juga. Kemudian akan meningkatkan penjualan online. Ini bukan pekerjaan mudah. Asephi tidak cari untung, karena yang cari untung anggota kami,” jelas Muchsin.(*)